Menjadi Ratu Genit
"Kau adalah ratu yang mandul!!"
"Kau bekerja sama dengan pemberontak agar kerajaan hancur!!"
"Semua keluargamu adalah pemberontak!!!"
Semua tuduhan itu diteriakkan oleh rakyat pada Keira yang sedang bersujud di depan raja.
"Bunuh dia!!!"
"Bunuh semua keluarganya!!!"
"TIDAAAKKKK!!!! JANGAN!!!! TIDAKKK!!!" teriak Keira.
"Raja, kau yang tahu kenapa aku tidak bisa memiliki anak. Kau yang paling tahu!!" lanjutnya berusaha mengubah keputusan raja.
"Raja, dia telah menuduh mu melakukan semua ini dengan sengaja. Sungguh wanita tidak tahu diri!! Padahal Raja telah menempatkannya di posisi yang paling terhormat selama lebih dari sepuluh tahun. Dia hanya berhak mendapatkan hukuman Yang Mulia" tambah wanita licik yang sekarang tanpa malu bergelayut manja di lengan Raja.
Wanita licik itu memang berulang kali berencana untuk menurunkan posisi Keira. Dan kini sepertinya berhasil. Tanpa memeriksa kebenaran, pria yang ada di atas kursi kebesaran itu memerintahkan algojo membunuh semua keluarganya sampai tak bersisa.
Mata Keira bergetar menatap darah yang keluar dari semua tubuh keluarganya.
Dalam hati, hanya satu pertanyaan yang tersisa.
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Tak terasa sudah lima belas tahun berlalu sejak hari eksekusi semua keluarga Keira. Semua pertanyaan yang berawalan dengan kata kenapa tak pernah mendapatkan jawaban sama sekali. Dan sekarang, dia menjadi seorang pesakitan tua di dalam penjara yang usang.
Setiap jengkal kulitnya dihiasi oleh luka penyiksaan. Keriput bercampur darah menyelimuti wajahnya yang menua. Dan sepertinya, hari ini dia tidak sanggup lagi melanjutkan hidup. Keira hanya berbaring di tanah penjara, menatap ke sinar bulan yang terpantul di dinding.
Sekelebat perjalanan hidupnya berlalu dengan sangat cepat di kepala.
Dari sejak dia ditetapkan sebagai calon ratu kerajaan Galespire di usia yang masih sangat muda. Menjalani semua pelatihan dan pendidikan agar bisa menjadi calon ratu sempurna bagi Raja selanjutnya.
Setelah berusia tujuh belas tahun, akhirnya dia dikirim ke kerajaan untuk menjalani pernikahan dengan Raja yang baru. Seorang pria dengan rambut gelap, wajah garang dan badan yang sangat tegap. Saat melihat raja pertama kali, dia merasa siap mengabdikan diri selamanya.
Tak dia sangka, semua itu tidak berguna sama sekali. Karena Raja telah memiliki pendamping wanita yang sangat dicintainya. Dinikahi di hari yang sama dengannya.
Hanya saja, wanita itu berasal dari keluarga prajurit biasa. Dianggap tidak pantas menyandang gelar Ratu sepertinya. Meski merasa janggal, Keira tidak protes dan tetap menikah. Menjalani kehidupan sebagai ratu yang tidak pernah dianggap oleh raja sama sekali.
Sampai akhirnya dia diturunkan dari kursi ratu dan berakhir di penjara.
"Seandainya aku bisa mengulang semuanya. Aku akan bersenang-senang dengan waktuku di dunia. Aku akan makan enak, tidur nyenyak dan ... . Memiliki beberapa pria yang bisa memuaskan ku" kata Keira lalu terkekeh.
Ya, selama menikah Keira tidak pernah disentuh oleh Raja. Dia juga tidak ingin disentuh oleh pria lainnya, dengan anggapan kalau hal itu adalah bentuk pengkhianatan pada Raja.
"Sungguh hidup yang sia-sia" katanya lalu menghembuskan napas terakhir dengan tenang. Setidaknya, ini adalah anugerah terakhir yang bisa diberikan Tuhan padanya. Mati dengan tenang meski bentuk tubuhnya tak lagi dalam keadaan baik.
Tubuh Keira menjadi sangat ringan. Dia merasa sangat nyaman dan tenang.
Perlahan dia membuka matanya dan tersenyum. Pantas saja dia merasa nyaman. Dia sedang berendam air hangat di sebuah bak mandi yang terbuat dari Kuningan. Temperatur airnya sangat pas, membuat seluruh tubuh yang selama ini terbiasa dengan siksaan merasa santai.
"Sungguh nyaman" katanya lalu memejamkan mata lagi. Berusaha untuk mengingat betapa nyamannya berendam sebelum menjalani kehidupan selanjutnya setelah mati.
"Saya menambahkan mawar, agar Anda lebih nyaman Ratu" kata seseorang. Keira membuka mata dan melihat Jane, pelayan setia sekaligus teman masa kecilnya. Yang mati bersama seluruh keluarganya dulu.
"Jane, kau tampak baik-baik saja" katanya.
"Apa? Bagaimana saya bisa baik-baik saja. Raja sialan itu telah menikahi wanita lain. Bahkan sekarang menghabiskan malam pernikahan di kamar wanita lain, bukan bersama Anda. Yang merupakan Ratu nya. Saya tidak baik-baik saja" cecar Jane dengan gaya kesal yang masih diingat oleh Jane, membuatnya kembali tersenyum.
Dia sangat merindukan temannya ini. Karena itu Jane yang pertama muncul saat akhirnya Keira mati
"Aku tidak peduli. Yang penting kau ada disini" kata Keira belum tahu apa yang terjadi.
"Anda seharusnya marah Nona. Anda adalah Ratu sah di negara ini. Bahkan sudah menunggu pernikahan ini selama lebih dari tiga belas tahun."
Keira kembali menutup mata dan menyesap keharuman yang dihasilkan kelopak-kelopak mawar yang mulai masuk ke dalam air. Menikmati setiap gelombang air saat dia bergerak sedikit.
"Sudahlah. Mandi air hangat sungguh membuatku nyaman" balasnya tidak membuat Jane puas. Temannya itu masih mengerucutkan bibir, mirip seperti yang diingat Keira.
"Saya tidak mau Anda diperlakukan seperti ini di hari pernikahan. Semua orang tampak menghormati Anda padahal dalam hati mereka tertawa. Mungkin bersorak mengetahui wanita rendahan dari kerajaan dapat mengalahkan putri bangsawan yang terhormat"
Melihat Keira tidak merespon dan terus menikmati mandinya, Jane merasa kesal. Dia menghentakkan tubuh Keira, mencoba mencari pembelaan.
"Kenapa rasanya nyata?" tanya Keira yang berpikir kalau semua ini hanyalah flashback kehidupan lamanya.
"Nyata apanya? Ini semua nyata Nona. Anda telah diperlakukan tidak adil di kerajaan!!"
"Tunggu!!" teriak Keira mulai memeriksa tubuhnya.
Dia bisa merasakan tubuhnya. Tubuh seorang wanita berusia tujuh belas tahun. Kulit halus dan kenyal, bersih tanpa bekas luka dan darah kering bekas penyiksaan. Wajahnya juga tidak memiliki keriput sama sekali. Dia memeriksa semua kuku tangan dan kakinya. Semuanya lengkap dan masih tampak sangat bagus. Tidak terlepas atau berdarah.
"Nona, Anda kenapa?"
Jane juga masih sangat muda. Tampak seperti ada di usia remajanya. Lima belas atau enam belas tahun.
"Dimana kita?" tanya Keira mulai merasa tidak senang.
"Di kamar Ratu"
"Kenapa aku disini?"
"Karena Anda baru saja menikah dengan Raja tadi pagi. Tapi ternyata dia menikahi selirnya juga. Tanpa ada pemberitahuan sama sekali sebelumnya. Nona, Anda mulai menakuti saya. Apa Anda terlalu terpukul sampai melupakan semua ini?"
Lupa? Bagaimana bisa dia melupakan semua ini? Tidak mungkin. Dia sangat ingat betapa sakit hati dirinya saat mengetahui Raja telah mencintai wanita lain. Bahkan menikahi wanita itu di hari yang sama. Namun dia berpura-pura kuat karena tidak ingin membuat keluarganya juga Jane sedih.
Kalau dia mengingat semua, dan merasakan apa yang tubuhnya seharusnya rasakan. Apa itu berarti ... Dia tidak mati?
Dia tidak mati dan kembali ke waktu saat dia pertama datang ke kerajaan ini untuk menikah? Kenapa? Kenapa dia tidak mati saja? Kenapa dia harus merasakan semua ini lagi?
"Tidaaaakkkkkk" teriaknya lalu memukul air dengan keras. Membuat percikan besar yang masuk ke dalam matanya. Perih sekali.
"Nona, apa Anda begitu sedih?" tanya Jane tidak dia dengarkan.
Tunggu. Apa mungkin, Tuhan memintanya untuk menjalani hidup ini lagi, dengan cara yang berbeda? Jadi, Tuhan ingin dia merubah apa yang dia sesali? Agar hidupnya tidak terasa sia-sia? Apa benar itu yang terjadi?
Kalau begitu ...
Perlahan senyum nakal mengembang di wajahnya yang cantik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Twati twatih
bnyak2 ya up nya,,,,,,diawal aja udah BKIN panasaran
2024-11-19
0
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2024-11-26
0