cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Aulia mereka itu teman kamu dulu....." Ucap Kak Rindu lirih.
Aulia cuma tersenyum dan dia tidak mengatakan pada kakaknya tentang apa yang terjadi.
"Mbak Aulia, sudah lama tidak kemari.Sekarang kerja di mana mbak?. " Tanya pemilik warung itu.
"Saat ini aku sedang membantu suami bu, biasa usaha kecil. "
Mereka berbasa-basi sebentar dan menyelesaikan makannya.
Aulia melirik reaksi orang yang kabur dari pandangannya itu.
Akhirnya dia sedikit mengerti kalau pandangan itu kabur karena dia tidak boleh melihatnya.Entah kenapa hatinya mengatakan kalau mereka itu seperti ketakutan saat bertemu Aulia.
"Semuanya berapa bu?. "
"Dua puluh lima rupiah. "
Aulia dan kakaknya pulang kerumah ibu Hanum. Disana terdapat seorang ibu-ibu yang datang memarahi ibunya.
"Apalagi yang terjadi dirumah ini, selalu saja tiap hari ada masalah. "Pikir Aulia.
"Oh, kalian anaknya!. Apa kalian tidak memikirkan ibu kalian?. Lihat ini tagihan ibu kalian, sudah lebih satu bulan tidak membayar angsuran di tempatku. "Ucapnya sambil menyodorkan sebuah buku padanya.
"..... "
"Kalian punya uang kan?, seharusnya bayar hutang ibu kalian. Jangan jadi anak durhaka kamu!. " Ucap orang itu.
"Aku tahu kalian baru saja makan diwarung dan beli mainan untuk anak kamu itu.Berarti kalian punya uang. "
Kepala Aulia tiba-tiba pusing kepingan ingatannya tentang dia kerja mulai terlihat dalam benaknya.Semua yang dia alami di kantor tempat dia bekerja dan saat dia dihina semuanya terlihat dengan jelas.
Aulia jadi mengerti kenapa dia bisa keluar dari pekerjaannya. Rasa marah dan kekesalannya dia pendam dalam hatinya.
"Eh.... kamu. Jangan berpura-pura sakit.Kamu kira bisa mengambil simpati dariku... "Ucapnya dengan sinis.
"Apa urusan ibu, kalau aku membelikan mainan untuk keponakan aku!. "Ucapnya.
Aulia terdiam begitu lama hingga rasa sakitnya sedikit berkurang dan dia berkata "Berapa hutang ibuku?. "
"Tiga ratus ribu. "
"Bukankah, kemarin aku sudah mencicil dan kita sepakat kalau hutangku masih kurang seratus ribu.Itu baru bulan kemarin kan. " Ucap bu Hanum protes.
"... "
"Bu, masih punya catatan ibu.Biar Aulia yang melihatnya."
Ibu Hanum pergi ke kamarnya, dia keluar dengan membawa buku kecil.Aulia melihat catatan itu memang benar ibunya sudah melakukan cicilan beberapa kali hingga masih delapan puluh ribu.
Helaan napas Aulia.
"Orang ini mempunyai sebuah susuk diwajahnya,Hanya dengan makan pisang raja dia akan kembali seperti semula."
Aulia yang mendengarkan suara itu hanya tersenyum.
Namun Aulia diam saja seperti tidak menanggapinya.Orang itu begitu marah padanya.
"Kamu mau menghina ku, ya. Kalian bayar sekarang atau aku ambil barang kalian yang ada sebanyak hutang kalian. "Ucap Ibu tadi saat melihat Aulia menghela napas dan tersenyum.
Aulia sedikit kesal dengan ibu itu. Sikapnya yang tidak sopan membuat dia berkata "Ibu, jangan terlalu marah-marah. Nanti kalau masih kesal bisa saja salah makan pisang Raja jadi tidak cantik lho. "
"..... "
"Apa dia tahu kalau aku menggunakan susuk,sebaiknya aku harus cepat pergi dari sini. Anak ini berbeda dengan yang lain, kenapa aku sedikit takut dengan dirinya.Matanya terasa berbeda dan tajam, " Batin orang itu.
Aulia tersenyum dan menyodorkan uang seratus ribu.
"Bu, aku minta nota pembayaran hutang ibu dan berarti ibu tidak mempunyai hutang lagi kan?. "
"Sekarang kita tidak ada hubungan dengan kami, bila bertemu lagi seperti orang yang kita kenal dan tidak ada sangkutan hutang piutang lagi.
Orang itu menerima pembayaran dan memberi kwitansinya. Dia pergi dari rumah itu dengan terburu-buru.
".... "
"....
Arga dan Resta bermain bola didepan halaman rumahnya. Terlihat mereka bahagia.Air mata kak Rindu keluar begitu saja.
"kak, Apa Jihan masih minum asi?. "Tanya Aulia saat dia teringat pada keponakannya itu.
"Asi ku keluarnya sedikit, sebenarnya aku mau membeli susu untuk nya namun saya....." Ucap kak Rinda terhenti.
"Bu, Aulia mau tidur di sofa ini?. Nanti kalau mas Arya pulang suruh bangunkan aku, ya. "
Ibu Hanum hanya mengangguk. Mata Aulia memang terpejam, tetapi telinganya bisa mendengar percakapan ibu dan kakaknya itu.
"Rindu, aku merasa Aulia berbeda dari dulu. Dia mau membantu keluarga kita tapi hanya sebatas saja. Hutang kita sudah banyak, untuk makan saja susah.Tiap hari selalu ada yang menagih. "
"Maafkan Rindu, karena salah memilih pasangan.Aku kira dia suami yang baik, namun malah berbuat seperti itu pada adikku."
"Kalau aku tahu dia memberi makanan yang ada isinya. Pasti tidak aku berikan.Aku masih merasa bersalah pada Aulia.
"Tadi Aulia bertemu dengan temannya di warung.Aku takut dia sakit lagi.Saat disana sedikit melamun. "
"..... "
"Kejadian Aulia seperti orang gila itu membuat aku hampir ketakutan.Aku tidak ingin membebani dia lagi. '
" Aku akan mencari kerja. "Ucap Kak Rindu lirih.
"Rindu, anak kamu masih kecil. Mana mungkin kamu tinggal.Ibu saja yang jualan lagi. Nanti aku akan minta uang pada kedua kakak kamu. "
Hati Aulia terasa teriris mendengar perkataan mereka.Saat mau membuka matanya terasa berat dan dia akhirnya tertidur dengan lelapnya.
Aulia merasa didalam sebuah tempat dia melihat kak Rindu yang sedang disiksa suaminya. Padahal dia dalam keadaan hamil.
".... "
"Kak Rindu?. " Aulia mencoba memanggil mereka berkali-kali namun tidak ada yang menjawabnya. Aulia hanya menonton adegan saat kakaknya dipukuli.
Dia melihat raut ketakutan dan kesedihan yang amat dalam.
Semuanya terlihat jelas apa yang terjadi pada diri kakaknya sampai saat dia bertemu lagi di makam itu.
Saat membuka matanya ada Arga suaminya yang tersenyum disisinya. Anggukan Arya membuat dirinya mengerti kalau semua yang dialaminya hanya sebuah mimpi.
"Kita pulang Aulia,besok kita menginap disini!. Aku tadi mampir ke tempat guru kita dan dia tidak ada disana dan kata santri disana.Guru akan pulang tiga hari lagi."
Aulia mengangguk.Mereka pamit pulang dan Aulia memberikan sejumlah uang pada ibunya itu.
Saat mereka sampai terlihat ayah dan ibunya di depan rumah. Keduanya saling berpandangan.
"Baru pulang nak?. "
Arya dan Aulia menangguk dan mengalami kedua orangtuanya itu.
"Nak, ada yang mau ayah bicarakan. Kita bicara didalam ya? . "
"Baiklah."
"Aku mau tanya pada kalian dan jawab jujur sama ayah.Tadi si tukang becak membawa bahan makanan untuk kita. Itu cukup banyak lho nak. "
".... "
"Kalian tidak melakukan sesuatu yang dilarang agama kan?. "
Aulia mengerti maksud ayahnya dan berkata"Itu uang Aulia pak, hasil dari uang asuransi aku.Semenjak sakit ayah dan ibu sudah banyak menjaga aku. Selain itu sudah kewajiban mas Arya memberikan kebutuhan dimasa tuan kalian. "
"... "
"Itu bukan uang hasil pesugihan, seperti yang diceritakan semua orang . "
Penjelasan Aulia sudah cukup bagi ayah mertuanya, sedangkan ibunya masih penasaran pada Aulia.