NovelToon NovelToon
Peak Of Martial Art : Mortal World

Peak Of Martial Art : Mortal World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.

Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.

Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seleksi Dimulai

Pagi hari pertama seleksi disambut dengan semangat dan antusiasme besar dari murid-murid pelataran luar. Arena utama penuh sesak dengan peserta, penonton, dan tetua pengawas. Dengan ribuan peserta yang berpartisipasi, tetua sekte telah membagi turnamen menjadi beberapa arena kecil untuk mempercepat proses.

Hanya empat orang terbaik yang akan terpilih dari pelataran luar, membuat atmosfer semakin tegang.

Di sisi lain, seleksi pelataran dalam juga berlangsung dengan tingkat kompetisi yang tidak kalah sengit. Namun, fokus utama saat ini adalah di arena pelataran luar, tempat di mana bakat-bakat muda yang luar biasa sedang diuji.

Pertandingan pertama Liu Han berlangsung di arena tengah, dan dia berhadapan dengan seorang murid Qi Condensation lapisan kesepuluh. Lawannya tampak kurang percaya diri, mungkin karena merasa dirinya tak punya kesempatan menang.

Benar saja, pertandingan itu berakhir dalam waktu kurang dari satu menit.

Liu Han menggunakan Tarian Senja untuk meluncurkan gelombang energi berbentuk dedaunan emas. Serangan itu memaksa lawannya keluar dari arena dengan begitu cepat sehingga penonton hanya bisa terpana.

“Cepat sekali…” bisik seseorang di kerumunan.

“Benar-benar monster. Tidak ada peluang melawannya.”

Di sisi lain arena, Li Cao dan Ruo Lan juga menunjukkan kemampuan luar biasa mereka. Dengan kekuatan baru mereka di Qi Condensation lapisan ke-8, mereka dengan mudah mengatasi lawan-lawan mereka di babak awal.

“Saudara Liu tidak sendirian dalam membuat kejutan,” kata Ruo Lan sambil tersenyum kecil kepada Li Cao setelah salah satu pertandingannya.

Li Cao tertawa. “Kau juga luar biasa, Ruo Lan. Tapi aku yakin kita belum melihat kemampuan penuh Saudara Liu.”

Hari pertama berakhir dengan Liu Han, Li Cao, dan Ruolan melangkah ke babak berikutnya tanpa banyak kesulitan.

Hari kedua membawa tantangan yang lebih besar, karena para peserta yang tersisa adalah mereka yang berhasil membuktikan kemampuan mereka di hari pertama. Pertarungan semakin sengit, dan para peserta mulai menggunakan teknik-teknik terbaik mereka untuk bertahan.

Namun, Liu Han tetap tidak terhentikan.

Dalam salah satu pertarungan yang paling ditunggu-tunggu, dia berhadapan dengan seorang murid Qi Condensation puncak yang dikenal karena kekuatan fisiknya yang luar biasa. Murid itu menggunakan teknik tubuh tempering yang membuat serangannya sulit ditangkal.

Namun, Liu Han menghadapinya dengan tenang. Menggunakan kombinasi Langkah Matahari Emas dan Hembusan Daun Terakhir, dia berhasil mengalahkan lawannya dengan strategi yang cerdas. Pertarungan itu menunjukkan bahwa Liu Han tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kemampuan membaca situasi yang luar biasa.

Penonton terdiam sesaat sebelum bersorak. Bahkan beberapa tetua yang mengawasi pertandingan tampak mengangguk puas.

Li Cao dan Ruo Lan juga melanjutkan kemenangan mereka di hari kedua. Li Cao menggunakan teknik tombaknya dengan presisi, sementara Ruo Lan memanfaatkan kelincahannya untuk mengatasi lawan-lawannya.

“Kita semua melangkah ke babak selanjutnya,” kata Li Cao dengan penuh semangat setelah pertandingannya berakhir. “Aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi besok.”

Ruo Lan mengangguk, meskipun dia tampak sedikit lebih serius. “Besok akan lebih berat. Hanya yang terbaik yang tersisa.”

Liu Han hanya tersenyum kecil. “Kalau begitu, kita harus memastikan kita memberikan yang terbaik.”

Hari ketiga tiba, membawa atmosfer yang lebih berat ke arena. Hanya mereka yang benar-benar kuat yang tersisa, dan setiap pertandingan menjadi semakin menegangkan.

Penonton memenuhi arena utama, dan para tetua terlihat semakin serius mengawasi pertandingan. Empat kursi wakil pelataran luar yang diperebutkan kini terasa semakin dekat, tetapi juga semakin sulit dicapai.

“Pertandingan terakhir akan menunjukkan siapa yang benar-benar pantas,” pikir Liu Han sambil memegang pedangnya, bersiap untuk pertarungan berikutnya.

Dengan Li Cao, Ruo Lan, dan dirinya sendiri yang masih berada di turnamen, Liu Han tahu bahwa persaingan di hari terakhir ini akan menjadi sesuatu yang tidak boleh dia anggap enteng.

Hari ketiga seleksi tiba dengan suasana yang lebih tegang daripada sebelumnya. Babak ini adalah titik penentuan: dari delapan grup, hanya satu pemenang dari masing-masing grup yang akan melangkah ke babak delapan besar.

Penonton memenuhi arena utama untuk menyaksikan pertarungan antara para murid pelataran luar yang telah membuktikan diri sebagai yang terkuat. Bahkan beberapa tetua dari pelataran dalam hadir untuk mengamati bakat-bakat muda yang sedang bertarung.

Pertarungan Liu Han di grupnya menghadapkan dia dengan seorang murid senior yang berada di Qi Condensation lapisan kesepuluh. Lawannya adalah seorang pendekar tombak yang terkenal karena daya tahannya yang luar biasa.

Murid itu membuka serangan dengan serangkaian tusukan cepat yang membuat Liu Han harus bergerak dengan lincah menggunakan Langkah Matahari Emas. Meskipun serangan itu tampak mengancam, Liu Han tetap tenang, membaca setiap gerakan lawannya.

Setelah beberapa menit pemanasan, Liu Han ingin mengakhirinya dengan melancarkan Tarian Senja, gelombang energi berbentuk dedaunan emas melesat ke arah lawannya.

Pendekar tombak itu berhasil menangkis serangan pertama meskipun kondisinya tidak terlihat baik, tetapi Liu Han tidak memberinya waktu untuk bernapas. Dengan cepat, dia meluncurkan Hembusan Daun Terakhir, serangan yang lebih dahsyat dan sulit diprediksi.

Badai dedaunan emas menghantam tombak lawannya, membuatnya kehilangan keseimbangan. Liu Han memanfaatkan momen itu untuk meluncurkan serangan terakhir, menjatuhkan lawannya keluar dari arena.

Penonton bersorak, dan tetua pengawas mengumumkan kemenangan Liu Han.

Di grup lain, Li Cao menghadapi seorang murid yang dikenal sebagai pengguna pedang besar dengan kekuatan luar biasa. Pertarungan itu berlangsung sengit, tetapi Li Cao menunjukkan keunggulannya dalam teknik tombak.

Dengan gerakan lincah, dia berhasil menghindari serangan-serangan berat lawannya sambil melancarkan serangan balik yang terus menekan. Akhirnya, sebuah tusukan presisi dari Li Cao mengakhiri pertarungan, membuatnya menjadi pemenang grupnya.

Ruo Lan juga menunjukkan kemampuan luar biasa di grupnya. Dengan kecepatan dan kelincahan yang mengagumkan, dia mampu mengatasi seorang pengguna teknik defensif yang sulit ditembus. Serangan-serangannya yang cepat dan tajam akhirnya berhasil menembus pertahanan lawannya, membuatnya memenangkan pertandingan.

Saat hari mulai beranjak sore, para tetua sekte berdiri di panggung utama untuk mengumumkan nama-nama delapan murid yang akan melangkah ke babak berikutnya.

Nama-nama itu dipanggil satu per satu, dan tidak mengherankan jika nama Liu Han berada di daftar pertama. Penonton bersorak keras saat namanya disebut, meskipun beberapa murid terlihat tidak senang dengan dominasi Liu Han di turnamen ini.

Li Cao dan Ruo Lan juga masuk ke dalam delapan besar, membuat mereka bertiga semakin dekat dengan tujuan mereka.

“Saudara Liu, kita bertiga berhasil!” kata Li Cao dengan penuh semangat, menepuk bahu Liu Han.

Ruo Lan, meskipun lebih tenang, tersenyum kecil. “Pertarungan berikutnya akan menjadi yang paling sulit. Delapan besar berarti hanya empat yang akan lolos.”

Liu Han mengangguk. “Kita sudah sejauh ini. Sekarang, kita hanya perlu memastikan kita tidak lengah.”

Tetua sekte kemudian melanjutkan pengumuman. “Babak delapan besar akan dimulai besok pagi. Setiap pertandingan akan diadakan di arena utama, satu per satu, untuk menunjukkan kemampuan terbaik kalian di hadapan semua orang. Bersiaplah.”

Dengan pengumuman itu, para murid mulai meninggalkan arena, bersiap untuk hari terakhir seleksi yang akan menentukan siapa empat wakil terbaik dari pelataran luar.

Liu Han kembali ke tempat tinggalnya, merasa puas dengan pencapaiannya sejauh ini tetapi juga menyadari bahwa tantangan terbesarnya ada di depan. Babak delapan besar bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga strategi dan ketenangan di bawah tekanan.

Dia duduk bersila, memfokuskan pikirannya untuk menyempurnakan kontrol energinya dan mempersiapkan tubuhnya untuk pertarungan esok hari.

“Besok akan menjadi ujian yang sebenarnya,” pikir Liu Han. “Aku harus menunjukkan yang terbaik.”

Di tempat lain, Li Cao dan Ruo Lan juga berlatih keras, memastikan bahwa mereka siap memberikan yang terbaik.

Bersambung...

1
Hoon Magami
kapan balas dendamnya Thor
Bariton Triono
Lumayan
Jumadi 0707
guru dr sekte mana kog murid blom diajarin dah boleh ngambil misi sekte pedang apaan gk kepikir Thor gurunya goblok apa cuman sewain tempat tinggal dan ambil keuntungan dr murid
Jumadi 0707
sejauh ini ada guru sekte pedang yng ngajarin MC cuman numpang tidur gk bayar sekte apaan thor
Jumadi 0707
heran Thor kan MC blajar dr kitab ms ada celah jurusnya dan blajar dr li Chao bukannya MC udah tinggi tingkatnya jd bingung
Jumadi 0707
jangan mau aja dianggap adik temen aja mc
Jumadi 0707
knp MC kluar dr jurang sblum tanahnya kuat thor
Sugi Yanto
lanjut
Sugi Yanto
nice
Sugi Yanto
bagus,perlahan
Joysee Thokchom
Mantap banget! 🙌
Gepeng Wanto
mantab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!