“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 33 Bertarung
Ale memanggil pengawalnya untuk mengumumkan anggota tambahan dari pertandingan ini.
“Jangan sampai membuat maskermu” – Ale dengan nada peringatan. Olivia mengangguk
“Silahkan nona” – Pengawal tersebut menggiring Olivia ke ruang ganti dan dipertemukan dengan lawannya.
“Nona ini lawan anda, untuk bajunya bisa gunakan diloker sebelah sana” – pengawal tersebut keluar dari ruangan.
“Kau lawanku?” – perempuan dengan perawakan yang atletik sekali
“Iya, hai aku Olivia” – Olivia memperkenalkan diri
“Aku Jennifer, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya dan kenapa kau memakai masker?” – Jennifer sangat ramah jika dibandingkan dengan tubuh berotonya
“Aku bukan anggota, aku hanya tamu disini, aku ingin mencoba melakukannya” – Olivia tersenyuum dibalik masker.
“Ohhh.. kau tamu spesial tuan Ale?” – Jennifer
“Hah!” – hanya itu respon Olivia
“Aku mendengar desas desus dari tadi kalau ada orang spesial disisi tuan Ale… boleh aku buka tau wajahmu” – Jennifer penasaran
“hmmm… maaf tidak sekarang” – Olivia menolak secara halus.
Setelah perkenalan singkat itu mereka diturunkan ke arena. Banyak sekali sorakan saat mereka masuk.
Ale yang melihat Olivia dengan pakaian layaknya petarung sangat kepanasan, Olivia mengekspos absnya dan beberapa bagian tubuhnya.
“Lepas maskermu nona!!!!” – penonton diujung sana
“Iyaaa lepas!!” – beberapa penonton mengikuti
“Lepass!!! ….. lepas!!!… lepassssss!!! …. Lepas!!1” – penonton bersorak sangat ramai
Olivia melihat Ale diatas sana sedikit lama akhirnya di meminjam pengeras suara dari MC dalam acara tersebut.
“Jika aku menang aku akan melepas maskerku” – Olivia dengan tegas
“huuuuuuu…. Wooooo… huuuuu … wooo” – Sorak gembira dari penonton disana.
Mereka akan memulai pertarungannya, Olivia dan Jennifer bersalaman
“Aku rasa aku ingin membuka masker itu” – Jennifer menggoda Oliv
“Kau menyerah?” – Olivia menggoda
“No, nonaa.. aku tidak mudah menyerah “ – Jennifer
Pertarungan dimulai. Jennifer mulai menyerang dan Olivia masih bertahan. Tubuh Olivia oleh Jennifer dan dibanting.
“Woooo… Jenni… Jenni!!!” – penonton bersorak
Olivia tidak menyerah dia mengeluarkan jurus judonya dan membanting Jennifer
“Woooooo….. go Olivvvvvv!!” – sorakan dari beberapa penonton
Pertandingan cukuup menegangkan, Olivia beberapa kali terpukul oleh Jennifer tapi tidak jarang Jennifer terpukul oleh Olivia. Sedangkan diatas sana Ale sedang melihat dengan rasa was-was. Dia tidak suka seseorang memukul Lilynya tapi janjinya ke Oliv untuk tidak menghentikan pertandingan sampai selesai.
“Roy!” – teriaknya memanggil Roy
“Kau menyembunyikan informasi dariku?” – Ale bertanya mengenai kemampuan beladiri Olivia yang tidak bisa dikatakan dasar
“Tidak Tuan” – Roy dengan tegas
“Apa ini” – Ale menunjuk pertandingan itu.
“Bisa saya jelaskan tuan… informasi yang saya dapat memang nona tidak memiliki dasar bela diri tapi saat saya menjadi pengawalnya saya melihat beberapa kali nona bertarung melawan preman daerah rumahnya. saat itu saya mulai mengumpulkan informasi kalau nona memang nona adalah pemegang sabuk hitam karate dan judo” – penjelasan Roy. Tanpa basa-basi Ale langsung memberikan bogem kearah Roy sampai sudut bibirnya berdarah
“lanjutkan tugasmu… apapun informasinya berikan padaku” – Ale dengan tegas
Dia melihat kearah bawah, Jennifer sudah terkapar tidak berdaya dibawah sana. Keadaan Olivia juga tidak kalah mengenaskan. Pelipisnya sedikit mengeluarkan darah tapi dia bangkit.
“1…..2….3…4…5…6….7….8…9…10..KO” – Wasit memegang tangan Olivia dan mengangkatnya
“WOoooooowwww…. Olivia!!! … Olivia!!!” – mereka bersorak menemukan pemenangnya.
Olivia mennduk mengucapkan terima kasih. Dia mengahmpiri Jennifer
“Are you okay?” – Olivia
“Aku baik-baik saja, kau hebat” – Jennifer mengakui itu
“Tidak aku hanya beruntung, kau lebih dariku” – Olivia
“Ayo buka maskermuuu… kau ingin melihat wajah cantikmu” – Jennifer masih bisa menggodanya
“Buka!!..... Bukaa!!!” – penonton bersorak
Olivia melihat kearah Ale diatas sana.
“Bolehkah?!!!” – Olivia berteriak. Penonton terdiam dia hanya fokus melihat respon Ale.
Ale tidak mengatakan apapun dia hanya mengangguk setelah beberapa detik menunggu.
Srettttt… Olivia melepas maskernya dan disambut dengan sorakan yang menggelegar karena yang bertanding dibawah sana adalah wanita dengan wajah yang mungil putih bersih, orang tidak mengira dia petarng yang hebat karena kemampuannya sangat berbeda dengan wajahnya.
“Wowwwww…. Kau cantik nona!!!!” – beberapa orang berteriak
Olivia langsung menuutup lagi maskernya. Dia berjalan terpincang-pincang ke arah Ale
“Thank You” – hanya kalimat itu yang bisa Olivia sampaikan. Tanpa aba-aba Ale langsng menggendong Olivia dengan gaya koala. Pete datang menyampirkan selimut ke tubuh Olivia dalam gendongan Ale. Olivia sungguh bingung, dia hanya bisa melingkarkan kakinya ke pinggang Ale dan tangan ke leher Ale.
“Bajuku bagaimana?” – Olivia mengingat bajunya
“Ini terakhir kali aku melihatmu memamerkan tubuhmu” – Ale dengan nada peringatan.
Ale masuk ke mobilnya dengan posisi yang masih sama.
“Aku bisa duduk sendiri” – Olivia berniat turun dari pangkuan Ale
“Diam” – Ale dengan nada tegas. Olivia langsung terdiam dia hanya bisa pasrah. ‘ternyata segarang-garangnya aku diarena tetap ciut kalo mendengar suara tegasnya’ – suara hati Olivia yang pasrah
“Kemana kita? Kok bukan arah rumah kamu?” – Olivia baru sadar. Tidak ada jawaban. Beberapa menit kemudian dia sudah berada di lobby IGD yang dia ketahui ini rumah sakit swasta yang dimiliki oleh keluarga Ale.
Tubuh Olivia yang tertutup selimut langsung digendong oleh Ale.
“Tangani dia” – Ale memerintah dokter disana
Ale melihat semua gerak gerik dokter tersebut. Pegawai kesehatan langsung mengarahkan brankar ke ruangan VVIP.
“Aduhh… Aduhh… “ Olivia merintih kesakitan
“Kalian bisa kerja gak!!!” – bentakan Ale menggema di ruangan tersebut. Bahkan Olivia juga sangat kaget
“Ini tidak sakit tenanglah” – Olivia melembutkan perkataannya
“Maaf ya…” – Olivia berbisik meminta maaf ke tenaga medis tersebut.
Ale sungguh sangat overprotective dia memerintahkan dokter untuk pemeriksaan menyeluruh dari CT Scan, MRI dan lain-lain
Semua luka di muka Olivia sudah diobati, pelipisnya di jahit dan kaki kirinya di perban karena keseleo atau sprain.
“Aleee… ayo pulang” – Olivia
“Kita menginap disini” – Ale fokus ke ipadnya
“Ayo pulang, kalau kau tak mau pulang aku bisa pulang sendiri!” – Olivia mengancam. Ale menatap tajam Olivia saat ini
“Kita bisa habiskan infus di rumah bukan…. Aku tidak nyaman disini… aku lebih nyaman jika tidur dikasurmu” – Olivia menciut
Akhirnya Ale menggendong Olivia untuk pulang.
“thank you” – Olivia mencium singkat pipi Ale
“jangan memancingku Lily, aku benar-benar tidak melepasmu jika kau melakukan lagi” – Ale dnegan suara yang sexy menurutnya.
Mereka perjalan pulang menuju rumah Ale. Saat sampai dirumah mereka langsung masuk ke kamar dan meletakkan Olivia dengan pelan.
Olivia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman dan akhirnya dia tertidur. Sedangkan Ale dia masuk kekamar dan bergabung disamping Olivia. Dia mengecup kening Olivia dan sudut bibirnya yang terluka
“Sssshhhh…” – desis Olivia
‘Kenapa aku baru menemukan orang semenakjubkan kamu’ – pikiran Ale
'dan .....kenapa aku baru tau tubuhmu semenggoda itu LiLy.... tubuhmu dari ujung kaki sampai kepala hanyalah milikku!!' - Ale mengeklaim Olivia hanyalah miliknya
semangatya nulisnya Thor 💖