pernikahan merupakan impian setiap wanita. apalagi mengadakan perayaan layaknya negeri dongeng. namun hal tersebut pupus bagi seorang wanita bernama nadin.
nadin merupakan seorang gadis cantik berusia 22 tahun, kuliah nya harus terhenti disaat majikan orang tuanya memaksa nya untuk menikah dengan putranya yang bernama Andreas.
Baca cerita lengkapnya yaaa...
stay tune sayangkuu🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
"loh bukannya saya bicara pelan.. Nyonya yang bicara menarik urat.. Ingat nyonya.. Kekayaan yang nyonya miliki itu hanya milik Allah yang hanya dititipkan pada nyonya, kapanpun bisa diambil lagi. Jadi jangan terlalu sombong nyonya.. " ucap nadin yang sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit karena terus terusan di hina oleh oma ratna..
"yani ! Cepat bawa dia keluar dari rumah ini.. Pecat dan bayar gajinya sekarang juga.. Mama tidak mau orang seperti dia bekerja di rumah keluarga Abraham... Paham kamu!! " perintah oma ratna
"waah.. Aku salut sama wanita ini, ternyata dia aslinya sangat berani." gumam dimas dalam hati.
"oma.. Apa tidak bisa dibicarakan baik baik.. " ucap zayn.
"maaf bu yani.. Dari awal saya bekerja dengan ibu, bukan dengan ibu mertua anda ini. Jadi saya sendiri yang akan mengundurkan diri saya kepada ibu. Saya akan pulang hari ini juga.. Permisi.. Saya mau ambil baju baju saya ke belakang.. " ucap nadin, lalu pergi menuju kamarnya yang berada di dekat dapur.
Bu yani tidak bisa berbuat apa apa, begitu juga dengan zayn dan dimas. Karena oma ratna memiliki kuasa di keluarga abraham ini.
Tak lama kemudian, nadin kembali dengan membawa tas berisi pakaian nya di tangannya. Lalu ia menghampiri bu yani yang duduk di ruang tengah bersama yang lainnya.
"nadin.. Maafkan saya.. Ini gaji kamu.. Semoga kamu bisa sukses di luar sana. Ibu yakin kamu mampu.. " ucap bu yani memberikan gaji nadin dalam amplop, meskipun nadin baru beberapa hari yang lalu terima gaji, namun tetap diberikan full gaji oleh bu yani.
"iya bu.. Terima kasih do'a nya.. Saya tau ibu orang baik.. Semoga ibu dikumpulkan dengan orang orang yang baik oleh Allah.. "ucap nadin sembari menyindir oma ratna.
"aaminn.. " kata bu yani.
"maaf bu, ini gaji nya saya kembalikan.. Saya baru beberapa hari yang lalu terima gaji. Saya juga baru kerja dua hari ini. Saya ikhlas kok bu.. Ibu simpan lagi saja. " ucap nadin mengembalikan amplop berisi gajinya pada bu yani.
"belagu banget jadi orang miskin.. Diberi lebih malah menolak.. Biasanya juga cari lebihan.. " ujar oma ratna menyindir.
"maaf omanya tuan zayn dan tuan dimas yang saya hormati.. Tidak semua kemiskinan bisa dibeli dengan uang. Dan tidak juga akhlak mulia terlihat karena punya banyak uang. Mungkin anda memiliki banyak uang sedang kan saya tidak memiliki uang. Tapi orang tua saya mengajarkan saya cara bicara yang sopan agar mulut ini tidak menyakiti perasaan orang lain" ucap nadin seperti menasehati oma ratna.
Ucapan nadin membuat bu yani, zayn dan dimas melongo. Mereka tak percaya jika nadin bisa berkata seperti itu.. Bahkan mereka saja yang anggota keluarga tak berani menasehati omanya yang selalu berkata semaunya.
"maaf bu yani.. Terima kasih karena sudah menginjinkan saya bekerja disini walaupun sebentar.. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi. Semoga bu yani sehat selalu. Saya pamit ya bu" ucap nadin pamit menyalami tangan bu yani. Lalu langsung pergi mengucapkan salam.
"assalamu'alaikum" ucap nadin.
"waalaikumsalam.. Hati hati nadin.. " jawab bu yani sedikit berteriak. Bu yani kagum dengan sifat dan kepribadian nadin.
"apa maksudnya dia bicara seperti itu?? " ucap oma ratna yang geram dinasehati pertama kali oleh anak muda, pembantu pula.
"mungkin nadin hanya mengingatkan mama. Mama sudah membuat anak baik itu perasaannya sakit. Belajar lah memperbaiki ucapan mama. " ucap bu yani yang tiba tiba juga berani menasehati oma ratna.
Bu yani kecewa dengan sikap mertuanya yang mencampuri urusan di rumah nya itu, padahal nadin sudah sangat cocok dengannya di rumah itu.
Bu yani langsung pergi ke kamar nya dan mengunci pintu.
"lihat zayn, sikap mama mu itu. . Belum apa apa sudah berani dengan oma karena terpengaruh oleh wanita kampung itu. !! " kata oma ratna kesal karena ada orang yang menasehatinya.
Zayn dan dimas hanya saling tatap, lalu mengangkat bahu nya pertanda tak mengerti.. Mereka tak ingin ikut ikutan, yang ada nanti omelan oma ratna makin panjang.
nadin berjalan di depan komplek dengan menggendong tas nya. Ia berhenti di bangku taman untuk memesan ojek online untuk pulang.
"ayah ibu.. Aku tidak akan menceritakan hal ini pada kalian.. Cukup aku saja yang merasakan sakitnya. Dari ini aku belajar menjadi wanita yang kuat dan berani jika tak berbuat salah. " lirih nadin.
"aku bersyukur masih memiliki kedua orang tua di tengah kehidupan yang sulit ini. Semoga Allah bukakan pintu rezeki ku yang lainnya.. Aamiin.. " sambung nadin.
Sesampainya di rumah.. nadin mengetuk pintu rumahnya.
" nadin?? Kamu pulang? Kenapa nak?? " tanya bu arum yang heran melihat nadin membawa tas nya.
"iya bu.. Nadin berhenti bekerja.. Rencananya nadin mau coba buat usaha sendiri, sekaligus mau lanjutkan kuliah ku nanti bu" ucap nadin berbohong.
"loh.. Bukannya kamu bilang bu yani itu majikan yang baik nak?? " ucap bu arum.
"iya bu.. Sangat baik malahan.. Cuma aku tidak enak saja harus pulang balik ambil libur jika kangen kalian, apalagi nanti aku akan lanjut kuliah bu" jelas nadin beralasan.
"emang nya kamu sudah punya uang nak mau lanjut kuliah?? " tanya bu arum.
"belum sih bu.. Mangkanya aku ingin buat usaha dulu biar nanti punya uang yang cukup untuk lanjut kuliah..ibu do'akan aku ya bu" jawab nadin.
"aamiin.. Kalau ibu sih ikut yang terbaik aja buat kamu.. Do'a ibu tidak akan pernah terputus untuk kamu. " kata bu arum.
"yasudah, sana kamu masuk kamar dulu istirahat.. Ayah lagi panen ubi di kebun.. Ibu rencana nya baru mau pergi kesana" ujar bu arum.
"waah.. Asik tuh bu.. Kalo gitu aku ikut ya bu.. " pinta nadin.
"yasudah, simpan dulu gih tas mu di kamar" suruh bu arum.
Kemudian nadin dan bu arum pergi ke kebun yang letaknya tak jauh dari rumah. Ayahnya menggarap kebun orang lain, nanti hasil nya dibagi dua. lahan nya tidak terlalu luas, namun pak tarno banyak menanam umbi umbian kentang, ubi, singkong, pisang, dan sayuran lainnya.
"ayaahhh... " panggil nadin dari jauh. Pak tarno menoleh ke arah sumber suara.
"loh kamu nak?? " ucap pak tarno. Akhirnya bu arum menceritakan pada suaminya alasan nadin berhenti bekerja di rumah bu yani.
"semoga saja ya nak, ada rezeki mu di tempat lain.. " ujar pak tarno.
"iya ayah.. " jawab nadin.
"waah.. dapat banyak ya yah umbinya.. ini bisa dibuat keripik bu.. Kenapa tidak kita buat usaha keripik saja ya bu. Nanti kita coba taruh di warung warung. " ucap nadin yang menemukan ide untuk buka usaha.
HAPPY READING♥
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SAYANGKU♥