Hinaan Dibalas Kesuksesan
Nadin Anandira, gadis cantik berusia 22 tahun yang masih menjalani proses pendidikan nya di salah satu kampus di kota x, ia berhasil mengambil jurusan manajemen bisnis berkat beasiswa nya.
Namun pendidikan nya harus terhenti saat majikan ibu nya memaksanya untuk menikah dengan putra semata wayangnya.
Hari ini adalah pernikahan Andreas dengan pujaan hatinya yang bernama casandra. Andreas berdiri di depan cermin besar yang ada dihadapannya, ia mematut penampilan nya dari atas sampai bawah. Ia mengenakan pakaian dan jas serba putih untuk acara akadnya nanti.
"perfect... " ucapnya.
Ceklek...
Pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan sosok perempuah paruh baya dengan gaya yang elegant masuk.
"anak mama memang yang terbaik! " ucapnya sambil mengelus punggung putra semata wayang nya. Andreas hanya tersenyum mendengar ucapan sang mama.
"casandra udah datang belum ma? " tanya andreas.
"belum, palingan sebentar lagi, acara kan masih ada setengah jam lagi ndre. "
"iya sih ma. Udah nggak sabar liat pengantin ku" ucap nya.
"kamu nih memang nggak sabaran orangnya. " ledek bu ningsih.
"yaudah ayo kita kebawah, tamu tamu udah pada berdatangan tuh"
Andreas mengikuti mama nya turun ke bawah, dilihatnya ruangan sudah penuh dengan para tamu undangan.
Setengah jam berlalu, sudah waktunya bagi andreas untuk mengucap ijab qabul, namun casandra belum juga menampakkan batang hidungnya yang membuat andreas sedikit khawatir.
Tut... Tut... Tut...
Panggilan tersebut tak tersambung, sudah beberapa kali andreas menghubungi namun ponsel casandra tak kunjung aktif. Membuat andreas frustasi.
"akkhhh.. Sialll! " umpatnya.
"gimana ndre, kamu udah berhasil menghubungi sandra? " tanya bu ningsih.
"nggak ma. Ponsel nya nggak aktif dari tadi ma."
"kurang ajar si sandra, kalo gini bisa bisa kita yang malu. para tamu juga sudah pada berdatangan" panik bu ningsih.
"nggak mungkin kita membatalkan pernikahan ini, bisa bisa malu mama sama para tamu undangan" lirihnya.
"aku juga ga mau ma, mau ditaruh dimana muka ku" jawab andreas.
"mama punya ide" ucap bu ningsih berbisik pada andreas.
Awalnya andreas mengernyitkan kening tak setuju dengan usul mama nya, namun setelah dipikir pikir betul juga saran dari mama nya.
"yaudah terserah mama aja deh" jawab nya pasrah.
"SAH... " ucap para saksi dan tamu yang hadir.
Kini andreas dan nadin sah menjadi sepasang suami istri.
"maafkan ibu nak, ibu terpaksa melakukan ini demi membayar hutang hutang kita pada bu rita" ucap bu arum sambil memeluk nadin, putrinya. Sementara ayah nadin tak berhenti mengusap air matanya. Ia tak menyangka jika harus menikah kan putrinya dalam keadaan seperti ini, padahal dulu ia bermimpi akan menikahkan nadin dengan pria pilihan anak nya serta akan melakukan acara kecil kecilan saja. Tapi takdir berkata lain, ia terpaksa harus menikah kan putrinya dengan putra majikan istrinya. Ya, pak tarno atau ayah nadin tidak bekerja, ia sudah sakit sakitan, tidak ada orang yang mau mempekerjakan beliau, sehingga bu sani lah yang bekerja untuk biaya pengobatan nya serta untuk makan sehari.
nadin mengusap air mata ibunya,
"sudah tak apa bu, nadin ikhlas kok demi ayah dan ibu" ucapnya merangkul ayah dan ibunya.
Sedangkan andreas tak menyapa atau pun melirik orang tua nadin. Ia masih terlalu sakit hati setelah pernikahannya dengan casandra tak sesuai rencana. Ia tak menyangka jika casandra akan meninggalkan nya seperti ini. Dan Demi menutup aib kepada para tamu dan tetangga, terpaksa ia harus menikah dengan anak pembantu mamanya.
Malam pertama.
Andreas tak menyentuh nadin sama sekali, ia bahkan pulang ke rumah mamanya malam itu juga dan meninggalkan nadin sendirian di kamar pengantin mereka.
dua bulan berlalu, hubungan mereka masih sama, andreas tak pernah menyentuh nadin sekalipun, ia tak mencintai nadin. Sifatnya berubah jadi arogan dan kasar. Namun nadin tak pernah membalas perlakuan andreas, ia masih menganggap bahwa andreas adalah suaminya. Bagaimanapun ia akan tetap memperlakukan andreas dengan baik selayaknya istri terhadap suami.
"bangun mas, sudah pagi" ucap nadin membangunkan andreas. Namun andreas tak mengubris, ia malah menarik selimutnya hingga menutup kepala.
"mas.. Bangun.. Udah pagi" ucap nadin kembali sambil menepuk nepuk bahu andreas.
"apaan sih! Nggak ganggu orang tidur bisa nggak! Pergi sana! " bentak andreas. Nadin hanya bisa diam lalu pergi meninggalkan andreas yang masih menggulung selimut.
Pagi pagi sekali nadin sudah bangun, setelah selesai menunaikan kewajiban nya kepada sang pencipta, ia akan memasak dan merapikan seluruh rumah tersebut.
Tok tok tok....
"nadin.. Buka pintunya! " teriak bu rita di depan pintu.
Nadin yang tengah berada di belakang buru buru kedepan membukakan pintu.
"eh mama, masuk ma" sapa nadin setelah pintu terbuka.
"kamu budek apa gimana sih, dari tadi saya panggil panggil tidak dengar, sengaja ya bikin saya lama berdiri di depan pintu" ceracau bu rita.
"maaf ma, tadi aku lagi dibelakang nyuci pakaian ma, jadinya kurang kedengeran" jawab nadin membela diri.
"elaaah, alasan! " ucap bu rita sambil menyelonong masuk ke dalam rumah.
"andreas.. " panggil bu ningsih. Namun yang dipanggil belum menampakkan batang hidung nya.
"mana andreas? " tanya bu ningsih
"mas andreas masih di kamar ma, tadi nadin sudah bangunkan, tapi mas andreas masih tidur" jelas nadin.
Tanpa mendengar penjelasan nadin, bu ningsih langsung menaiki anak tangga menuju kamar putra nya di lantai 2.
Ceklek..
"andreas, kamu masih tidur nak" ucap bu ningsih sambil mendudukkan pantat nya tepi ranjang. andreas membuka selimut yang menutupi kepalanya dan menyenderkan badannya ke tepi sandaran ranjang.
"ada apa sih ma, pagi pagi udah disini" kesalnya.
"emang nggak boleh ya mama kerumah anak mama"
"ya bukan gitu maksud aku ma"
"mama tu lagi kesel sama perempuan kampung itu, masa dia sengaja ga bukain pintu buat mama, padahal mama udah ketok ketok dari tadi. Emang sengaja dia biarin mama berdiri di depan lama lama" adunya.
"kurang ajar, dia harus dikasih pelajaran biar jera"
"iya, mama setuju"
"yaudah, mama tunggu dibawah dulu. Aku mau mandi sebentar" ucap andreas turun dari ranjang nya.
Bu ningsih tersenyum bahagia, ia melenggang turun ke bawah langsung menuju meja makan. Ia membuka tudung saji yang berada di atas meja.
"apa apaan ini? Kamu ngasih anak saya makan ini? " bentak bu ningsih pada nadin.
Nadin yang baru saja dari dapur membawakan minum untuk bu ningsih langsung terdiam mendengar ocehan mertuanya. Baginya itu sudah biasa, karena setiap datang ke rumah selalu saja nadin jadi bahan cercaannya.
"ini diminum dulu ma" ucap nadin menyodorkan segelas teh hangat untuk mertuanya.
Prankkkkk.....
HAPPY READING♥
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA SAYANGKU♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Agus Sudrajat
mau pake handset
2024-11-15
0