Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Sudah 1 minggu sejak Amira di rawat di rumah sakit, baik Harun dan Sandra tak pernah absen menjaga mama mereka.
Akhirnya hari ini dokter memperbolehkan untuk pulang dengan beberapa syarat seperti tidak boleh lelah dan banyak pikiran.
"Akhirnya mama bisa keluar dari kamar ini," ucap Amira yang terdengar oleh Sandra.
"Sudah rindu ya, Mah?" tanya Sandra sambil melipat pakaian Amira dan memasukannya ke dalam tas.
"Sangat, Nak. Dan lagi mama tidak akan membuat kamu sama Harun repot lagi," jawab Amira dengan riang.
"Kami tidak pernah keberatan, Ma." Sahut Sandra tersenyum manis.
Harun masuk ke dalam ruang rawat Amira setelah mengurus administrasi diikuti oleh suster yang membawa kursi roda.
"Biar saya saja sus, terimakasih banyak ya." Ucap Harun mengambil alih mendorong kursi roda nya sementara Sandra yang membawa barang.
***
Ana dan Adiguna sama sama memeluk Amira dengan erat, rasanya sangat rindu meski sesekali mereka datang untuk menjenguk.
"Mama, aku rindu sekali." Ucap Ana terus memeluk sang mama yang hanya tersenyum sambil mengusap kepala putrinya.
"Papa juga," ucap Adiguna ikutan seperti Ana.
"Papa ini apaan sih!" cibir Amira malu pada anak anaknya.
"Kamu pasti lelah, ayo aku antar istirahat." Ajak Adiguna mendorong kursi roda Amira menuju kamar mereka.
"Kalian juga pasti leleh, lebih baik istirahat." Ucap Ana pada kakak dan kakak ipar nya.
Harun meluncur ke kamar sementara Sandra pergi ke dapur membuatkan kopi untuk suaminya, ia tahu Harun pasti sangat lelah menjaga Amira dirumah sakit dan bekerja di kantor.
"Sandra?" panggil bu Nur.
"Eh ibu, kenapa?" tanya Sandra.
"Gimana keadaan nyonya? ibu baru dari pasar jadi gak ngeliat nyonya pulang tadi," tanya bu Nur sambil meletakkan belanjaan nya di meja.
"Alhamdulillah bu," jawab Sandra sambil mengaduk kopi buatannya.
"Syukur kalo begitu, San." Cicit Bu Nur lega.
"Bu, aku ke kamar dulu ya mau anter kopi." Ucap Sandra pamit.
Sandra pergi ke kamar Harun, ia mengetuk pintu sebelum masuk. Ketika masuk ia melihat Harun duduk sambil memijat pelipisnya.
"Mas, ini aku buatin kopi. Kamu kenapa?" tanya Sandra membuat Harun tersadar dan menoleh padanya.
"Kepalaku hanya sedikit pusing," jawab Harun membuat Sandra mendekat.
"Sini biar aku pijat," ucap Sandra mengambil posisi duduk.
Harun duduk dibawah dengan kepala yang ia letakkkan di paha Sandra. Semua kelakuan Harun membuat Sandra terkejut, bisanya Harun akan menolak dan bicara ketus padanya.
Sandra mulai memijat kepala Harun dengan lembut namun berhasil menghilangkan rasa pusing Harun. Selain rasa pusing yang hilang, Harun juga merasakan kenyamanan serta kehangatan berada di dekat istrinya.
Setelah cukup lama memijat, Sandra berhenti membuat Harun mendongak menatap nya. Pandangan mereka bertemu, Sandra terdiam begitupun dengan Harun.
"Oh kakak maaf," ucap Ana tiba tiba yang berniat mencari Sandra justru melihat kedua kakaknya saling memandang.
"Ana, ada apa?" tanya Sandra namun Ana hanya menggeleng sambil menunjukkan ibu jarinya.
"Mas kamu istirahat ya, aku buatin teh jahe dulu. Mungkin kamu kelelahan," ucap Sandra membuat Harun beranjak dari duduknya.
"Bisa kau memijat badanku juga? rasanya pegal pegal semua." Tanya Harun sambil memijat tengkuk nya.
"Iya, Mas. Aku kebawah sekalian ambil minyak nya dulu ya," jawab Sandra kemudian pergi keluar dari kamar.
Harun segera berbaring di ranjang sambil memikirkan bagaimana tadi terasa begitu nyaman di dekat Sandra. Selama bertahun-tahun menjalin hubungan bersama Isabel, tak pernah ia merasakan nyaman seperti bersama Sandra tadi.
Bicara soal Isabel seketika membuat Harun teringat pengkhianatan wanita itu padanya. Ia tersenyum miris ketika tahu Isabel menikah dengan pemilik agensi nya beberapa bulan setelah berangkat ke paris.
Bodoh memang Harun itu, bisa mencintai wanita licik seperti Isabel tapi tak bisa melakukan hal yang sama pada Sandra yang jelas jelas sangat tulus padanya.
Harun terlalu pintar😂
BERSAMBUNG.............
gantung ahhhh antara ana azka..
good job.../Kiss/
semangaaaaatttt
hihihi... mulai....
rasain tuh Harun...
semangat Sandra...