Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Viora sibuk hari ini, hingga ia melupakan makan siang. Beruntung asistennya kompeten dalam bekerja. Tidak membiarkan Nonanya kelaparan. Meskipun Viora tidak terlalu lapar.
"Nona, makan siang dulu," pinta Meisya.
"Oh iya, gak nyadar ternyata sudah waktunya makan siang," ucap Viora.
Meisya dan Viora pun makan siang bersama didalam ruang kerja Viora. Setelah selesai makan siang, Viora meminta memeriksa mobil yang tadi ia bawa.
Meisya pun segera keluar dari butik dan memeriksa mobil tersebut. Terdapat dompet dan beberapa surat mobil. Meisya pun menyerahkan benda itu kepada Viora.
"Nona, saya cuma menemukan ini," ucap Meisya. Sedangkan ponsel masih ada didalam mobil.
Viora melihat identitas tersebut dan rencananya ia akan mengembalikan mobil tersebut.
"Ibrahim Yusuf?" gumam Viora.
Disana tertera alamat mansion Ibra. Viora segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju parkiran. Viora ingin mengembalikan mobil itu saat ini juga.
Viora menyetir dengan kecepatan tinggi agar bisa sampai ketempat yang dituju. Dalam perjalanan ia berpikir keras, mengapa ada orang yang seceroboh ini?
Tapi Viora tidak ambil pusing tentang itu. Baginya yang penting mobil ini kembali ke pemiliknya.
Viora tiba di alamat yang dituju. Penjaga gerbang membukakan pintu gerbang, karena mengira tuan muda mereka yang datang.
Viora keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobil tersebut. kedua penjaga gerbang heran saat melihat mobil tuan muda nya dibawa pulang oleh gadis cantik.
"Permisi pak, ini mobil tolong dibawa masuk ya, Pak. Soalnya saya buru-buru," ucap Viora.
"Ba-baik Nona," jawab penjaga itu gugup.
Kemudian Viora segera menelepon taksi online. Setengah jam kemudian taksi pun tiba. Viora pun kembali ke butik.
Sementara Ibra kebingungan, karena ponsel dan dompetnya ternyata tertinggal didalam mobil. Karena saking terburu-buru nya sehingga ia melupakan segalanya.
"Ron, pinjam uang kamu dulu, dompet dan ponsel saya tertinggal didalam mobil," kata Ibra.
"Ini tuan," Aaron mengeluarkan uang 200 ribu dan menyerahkan nya kepada tuannya itu.
Ibra pun meminta dibelikan makanan kepada Aaron. Sang asisten pun mengiyakan saja.
"Apes banget nasib hari ini," gumam Ibra. Kalau di perusahaan, Ibra tetap menjalankan ibadahnya. Ada mushola di perusahaan ini di khususkan untuk para karyawan. Sesibuk apapun karyawan, Ibra tetap memberikan mereka waktu untuk melakukan ibadah 5 waktu. Bagi yang beragama Islam.
Sementara Ibra sendiri, dia akan sholat diruang pribadi miliknya.
Sore hari...
Ibra pun pulang dengan mengendarai motor milik Viora.
"Kalau begini, enakan pakai motor bisa terhindar dari macet parah," gumam Ibra saat diperjalanan.
Tiba di mansion, kedua penjaga gerbang heran melihat tuan mudanya menggunakan motor. Sedangkan mobilnya diantar oleh seorang gadis cantik.
Saat tiba didepan mansion, mobil Ibra sudah terparkir cantik. Ibra memeriksa mobilnya dan semuanya utuh. Tidak ada satupun yang hilang.
Ibra masuk kedalam mansion. Dilihatnya sang bunda sudah pulang dari rumah sakit.
"Loh, bukannya kamu tadi sudah pulang? Ayah lihat mobilmu sudah terparkir didepan?" tanya Ghafur.
"Aku juga heran, Yah. Kok mobilku sudah ada?" jawab Ibra.
"Lalu kamu pakai apa?" tanya Ghafur lagi.
Ibra pun menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir. Ghafur hanya geleng-geleng kepala dengan kekonyolan putranya itu.
"Bisa-bisanya kamu seperti itu, kalau orang itu menuntut kamu gimana?" tanya Azizah.
"Gak mungkin lah Bun, tadi aku memberikan kunci mobil kepadanya," jawab Ibra.
"Kalau kamu berikan kunci mobilmu padanya, berarti orang itu yang mengantarkan mobilnya," tebak Ghafur.
Ibra berfikir sejenak, kemudian ia menelepon penjaga gerbang untuk kemari. Dengan tergesa-gesa penjaga gerbang menemui majikannya.
"Iya tuan muda, ada apa tuan muda memanggil kami?" tanya penjaga gerbang.
"Kamu lihat mobil saya? Siapa yang mengantarnya kemari?" tanya Ibra.
"Tadi kami pikir tuan muda sudah kembali, ternyata seorang gadis cantik yang mengantar mobil tersebut," jawab penjaga 1.
"Gadis cantik? Apa dia memakai gamis ungu?" tanya Ibra.
"Benar tuan, bahkan gadis itu berhijab, tuan," jawab penjaga 2.
"Ya sudah, sekarang kalian boleh kembali," titah Ibra.
"Bagaimana?" tanya Ghafur.
"Aku juga tidak kenal, Yah. Kata penjaga yang mengantar mobilku seorang gadis," jawab Ibra.
"Kalau begitu, ayah akan membawa bundamu kekamar untuk beristirahat," ucap Ghafur.
"Aku juga mau istirahat, Yah," ujar Ibra.
Ibra pun menaiki anak tangga, saat didalam kamarnya Ibra teringat dengan gadis itu. Tapi wajahnya tidak terlihat jelas oleh Ibra.
"Kok aku baru menyadari kalau gadis itu begitu familiar," gumam Ibra.
Ibra berpikir keras dan mengingat gadis itu. Tapi sekuat apapun dia berpikir, tetap hasilnya nihil.
Ibra masuk kedalam kamar mandi, sebelum masuk waktu Maghrib ia akan melakukan pekerjaan lain.
Sedangkan Viora meminta supir pribadi untuk menjemputnya. Karena ia tidak memiliki kendaraan untuk pulang.
Sementara menunggu supir datang, Viora masih melakukan pekerjaannya, memeriksa berkas dan pesanan gaun serta pakaian untuk pelanggannya.
Tidak berapa lama, supir pun datang. Viora segera menghentikan pekerjaannya. Sementara pegawai yang lain sudah pulang. Karena memang waktu jam kerja sudah habis.
"Nona Vio, tumben minta di jemput?" tanya supir yang bernama Hasan.
"Lagi apes, paman," jawab Viora.
Hasan tidak lagi bertanya, dia hanya mempersilahkan nona mudanya untuk masuk setelah dibukakan pintu mobil.
Hasan pun mulai menjalankan mobilnya, Awalnya perlahan, kemudian mulai melaju karena permintaan Viora.
Tiba di rumah, Hasan segera memarkirkan mobilnya, Viora segera keluar dari mobil. Dan berjalan masuk kedalam rumah. Seperti biasa, Viora menyalami kedua orang tuanya dan mencium tangannya. Baru setelah itu Viora masuk kedalam kamar. Karena ia ingin mandi terlebih dahulu.
Aisyah masuk kedalam kamar Viora, ia melihat Viora sedang berbaring sambil berbalas pesan dengan saudaranya yang lain. Kemudian saudaranya menelpon karena penasaran dengan cerita Viora.
"Terus bagaimana?" tanya Nayara.
"Ya gitu deh, mobilnya udah aku kembalikan," jawab Viora.
"Mobil?" tanya Aisyah.
"Ehh Mama," ucap Viora. Karena ia tidak menyadari kalau sang Mama masuk.
"Tadi kamu bilang mobil, mobil siapa?" tanya Aisyah.
Viora tidak punya pilihan lain selain menceritakan tentang kejadian tadi. Aisyah tertawa mendengarnya.
"Jangan-jangan dia jodohmu," goda Aisyah.
"Gak mungkin, kalau memang dia jodohku, kalau dia melamar akan aku terima, tapi aku yakin dia bukan jodohku," balas Viora menggoda sang Mama.
"Hati-hati berbicara, ucapan adalah doa," jawab Aisyah.
"Serius," ucap suara dari seberang telepon. Karena Viora belum mematikan sambungan teleponnya. Sehingga Nayara bisa mendengar obrolan ibu dan anak itu.
"Ish, udah kaya bensin dekat api," ucap Viora.
"Lah emang benar yang Mama Ais bilang, ucapan adalah doa. Aku Aamiin kan aja deh," goda Nayara.
"Aamiin," ucap Aisyah juga.
Viora membulatkan matanya saat sang Mama menyebut aamiin.
Kemudian sambungan telepon pun terputus. Viora kembali berbaring sementara menunggu waktu Maghrib.