Delvia tak pernah menyangka, semua kebaikan Dikta Diwangkara akan menjadi belenggu baginya. Pria yang telah menjadi adik iparnya itu justru menyimpan perasaan terlarang padanya. Delvia mencoba abai, namun Dikta semakin berani menunjukkan rasa cintanya. Suatu hari, Wira Diwangkara yang merupakan suami Delvia mengetahui perasaan adiknya pada sang istri. Perselisihan kakak beradik itupun tak terhindarkan. Namun karena suatu alasan, Dikta berpura-pura telah melupakan Delvia dan membayar seorang wanita untuk menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mayuri Attire
Mayuri Attire, butik yang Delvia rintis dari nol tanpa bantuan siapapun. Di awal karirnya, Delvia memasarkan produk rancangannya sendiri melalui situs online. Butik yang Delvia bangun sejak masih kuliah itu perlahan hidup, toko onlinenya mulai di kenal banyak orang sampai akhirnya Delvia berhasil membuka store offline pertamanya dan memiliki beberapa karyawan.
Usaha yang Delvia bangun dengan keringat dan darah kini semakin di kenal banyak orang. Delvia tak memungkiri jika pernikahannya dengan Wira memberi dampak positif pada butiknya, namun Delvia tetap tidak terima saat Maya mengatakan jika butiknya sukses berkat Wira.
Ucapan Maya bak cambuk, Delvia semakin bersemangat untuk membuktikan diri, meski beberapa orang mengenalnya melalui Wira, namun Delvia akan memikat mereka dengan hasil rancangannya. Delvia berharap, kelak karyanya akan selalu di kenal tanpa embel-embel nama Wira di belakangnya.
Pekerjaan yang begitu banyak membuat Delvia sibuk sepanjang hari, bahkan gadis itu tak menyadari jika malam semakin larut. Delvia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul sebelas malam dan semua karyawannya sudah pulang. Delvia beranjak dari duduknya, dia harus mematikan lampu dan mengunci pintu karena malam ini dia berniat menginap di butik.
"Tunggu sebentar kak," teriak seorang pria saat Delvia akan mengunci pintu.
Dengan cepat Delvia mengunci pintunya, dia takut jika pria itu memiliki niat jahat padanya. Banyangkan saja, sudah hampir tengah malam dan tiba-tiba seorang pria asing datang menghampiri.
"Saya mengantarkan pizza," teriak pria itu seraya menunjukkan kotak pizza yang dia bawa.
"Pizza?" ulang Delvia bingung. "Saya tidak memesannya!" jawab Delvia dengan keras.
"Dokter Dikta yang memesannya. Saya akan meletakkannya di sini!" kurir pesan antar itu segera pergi setelah meletakkan pizza di depan pintu.
Di saat yang sama, Delvia mendapat sebuah pesan yang di kirim oleh Dikta. "Aku tidak menambahkan racun di dalamnya, makanlah selagi pizzanya hangat. Aku membelikannya sebagai seorang teman!"
Delvia mengulas senyum, dia kembali membuka pintu dan mengambil pizza yang di belikan oleh Dikta. Serumit apapun hubungan mereka, Delvia tidak boleh mengorbankan makanan yang tidak bersalah. kebetulan sejak siang Delvia belum sempat mengisi perutnya.
Entah terlalu lapar atau memang rakus, Delvia menghabiskan seloyang pizza seorang diri, kebetulan Dikta memesan pizza dengan toping favoritnya.
"Ah, perutku hampir meledak," Delvia bersandar pada kursi kerjanya seraya mengusap perut yang penuh sesak. Yang terjadi berikutnya Delvia mulai merasa ngantuk, mungkin karena efek kekenyangan dan kelelahan.
Setelah sekian lama, untuk kali pertama Delvia berhasil tidur tanpa bantuan obat. Meski hanya duduk bersandar di atas kursi kerja, namun Delvia merasa sangat tenang, tidurnya begitu lelap tanpa memimpikan apapun.
Tok...tok...tok...
"Kak Delvia, apa kakak ada di dalam?"
Suara ketukan pintu dan panggilan dari karyawannya berhasil membangunkan Delvia. Gadis itu bergegas keluar dari ruangannya, dia lupa membuka kunci sebelum karyawannya datang.
"Kakak menginap disini?" tanya Sofia seraya memperhatikan penampilan Delvia yang masih sama seperti kemarin.
Delvia mengangguk pelan lalu menyuruh Sofia masuk. Sofia merupakan karyawan pertama yang Delvia miliki sehingga hubungan mereka cukup dekat. Delvia juga mengizinkan Sofia memanggilnya kakak meski usia mereka hanya terpaut satu tahun.
Tak lama setelah Sofia datang, Sari juga tiba di butik dengan pakaian yang begitu rapi. Bahkan Delvia sampai pangling melihat penampilan Sari yang cukup berbeda dari sebelumnya.
"Selamat pagi bu Mayuri," sapa Sari dengan sopan.
Delvia menahan tawa mendengar Sari memanggilnya ibu. "Aku bukan ibumu, panggil saja Delvia!"
"Apa boleh seperti itu? Nanti kesannya tidak sopan?" Sari bertanya untuk memastikan, dia tidak mau di anggap tidak memiliki tata krama karena memanggil bosnya dengan sebutan nama.
"Tentu saja boleh, kita semua adalah rekan!" jawab Delvia seraya tersenyum. "Oh ya Sar, ini adalah Sofia, dia bertugas menangani penjualan," Delvia memperkenalkan Sofia kepada Sari.
"Hallo kak Sari, selamat bergabung ya," sambut Sofia ramah.
"Hallo kak Sofia," Sari menyapa dengan canggung.
"Panggil saja Sofia karena aku lebih muda dari kalian berdua!"
Delvia mengangguk saat Sari menatapnya. "Dia yang paling muda di sini!"
"Oh. Baiklah kalau begitu, aku tidak akan sungkan lagi Sofia!"
Setelah acara perkenalan, Delvia mengajak Sari ke ruangannya untuk membahas masalah pekerjaan dan tugas apa saja yang harus Sari lakukan selama bekerja di Mayuri Attire. Sari cukup terkejut melihat meja kerja Delvia yang sangat berantakan, belum lagi sampah sisa pizza semalam.
"Apa kamu menginap di sini?" tanya Sari penasaran.
"Hem. Semalam aku sangat lelah dan tidak punya tenaga untuk pulang," keluh Delvia pada rekannya itu.
"Tadi..." Sari ragu melanjutkan kalimatnya.
"Tadi apa?"
"Tadi saat aku datang aku juga bertemu mas Dikta di ujung jalan. Dari penampilannya sepertinya dia baru bangun tidur," Sari melanjutkan ucapannya yang sempat dia jeda. "Jangan bilang dia mengawasimu semalaman?"
Deg...
Delvia melirik kotak pizza yang masih berada di atas meja kerjanya. Semalam dia tidak sempat berpikir dari mana Dikta mengetahui jika dirinya masih berada di butik. "Tidak mungkin!"
Ry dukung Dikta tunggu jandanya Delvi
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Dikta yg sll ada buat Dy
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Dikta yg sll ada bersamanya bkn suaminya
Lagian suaminya sibuk selingkuh sesama jenis
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Suami mana peduli
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Devi di datangi pelakor yg merebut ayah nya lagi
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
jangan sampai Dikta terjerat oleh Hera
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan