Ayyara Queenby Anderson 22 Tahun, Dia gadis yang ceria dan sedikit bar bar. Ayyara baru menyelesaikan kuliahnya dan lansung di terimah kerja jadi sekertaris di sebuah perusahan besar yang ada di kotanya.
David Wilson Alexander 28 Tahun, Dia seorang Ceo diperusahaan tempat Ayyara bekerja.
Ayyara gadis yang cerewet dan bar bar dipertemukan dengan David yang dingin tak tersentuh oleh wanita.
Yuk! Kita intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peluncuran Prodak Baru.
Pagi yang cerah, Senyum Ayyara bersinar memancarkan kebahagian. Dengan semangat membara untuk memulai hari.
"Pagi, Bos!" sapa Ayyara dengan ceria.
"Hmm!" deheman David sambil mengangguk.
"Jadwal Tuan hari ini pukul 09:00 WIB meeting 'Peluncuran prodak baru.'" terang Ayyara.'
"Hmm." deheman David mengiyakan.
"Saya permisi, Bos!" pamit Ayyara.
"Hmm." deheman David lagi mengiyakan Ayyara dengan tersenyum tipis yang mungkin tidak bisa dilihat Ayyara.
"Ham-hem-hum," gerutu Ayyara. "Itu tenggorakan keselek mulu kayaknya." ocehnya melangkah dengan menghentakkan kakinya menuju pintu.
Sedangkan David tersenyum melihat tingkahnya; dan mendengar gerutunya.
"Kenapa tu muka, kusut amat." ledek Jack ketika berpapasan dengan Ayyara didepan pintu ruangan David. "Pasti belum di setrika sama bos, ya?" tambahnya menaik turunkan alisnya.
"Bos Kak Jack yang menyebalkan itu. Taunya hanya Ham-hem doang. Kayaknya dia perlu dikasih minum jus jahe sekebun ditambah cabai dua kilo. Biar tenggorokannya fresh gitu." Hehehehehe. Kekeh Ayyara diakhir kalimatnya.
Jack pun ikut tertawa, "Bukan fresh lagi, tapi kepanasan. Aaaaaahhhhh... Usssss...!" Hahahaahha.
"Hmm!" deheman David cukup keras. "Saya mendengarnya."
Hehehehe, "Kak Jack si, ketawanya kencang sekali. Singa jantannya auto ngamuk tu." ucap Ayyara menyalahkan Jack.
"Kan kamu sendiri yang ingin memberinya jus jahe,,,,,,,,."
"Udah, Kak Jack masuk aja sono," potong Ayyara.
"Kalian mau bekerja atau mau ghibah'in bos kalian?" teriak David dari dalam.
"Tu 'kan, Singanya udah mode on tingkat satu, tu. Kak Jack masuk gi." mendorong Jack masuk kedalam ruangan. "Aku tidak ikutan, ya." tambahnya berbalik meninggalkan Jack.
Ayyara kembali duduk ditempat kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya sebentar sebelum meeting dimulai. Hingga beberapa menit lagi meeting akan dimulai. Ayyara bergegas bersiap-siap menyiapkan berkas yang akan dia bawah keruang meeting.
Di dalam ruang rapat kini semua peserta sudah duduk ditempat masing-masing. Tinggal menunggu kehadiran CEO beserta sekertaris dan asistennya.
Tap-tap-tap.
Suara sepatu pantofel berdecakan dengan lantai keramik menggema di ruangan. David masuk kedalam ruangan dengan Ayyara dan Jack mengekor dibelakangnya.
Setelah mereka semua duduk. Rapat pun dimulai. Salah satu dari anggota rapat memaparkan produk apa yang akan mereka luncurkan dan metode-metode apa yang harus mereka lakukan untuk membuat produk mereka laku dipasaran.
Perusahaan mereka baru aja merilis sebuah prodak baru. Yaitu sebuah minuman suplemen berenergi, kemasannya tersedia dua varian yaitu: kemasan sachet dan botol.
Metode penjualannya kali ini sama dengan metode sebelum-sebelumnya; Melakukan promosi dipasar-pasar dan pembuatan poster-poster iklan yang dipasang di tempat-tempat umum.
Permasalahannya saat ini, mereka belum menemukan model untuk pemotretannya kali ini. Mereka sudah menghubungi beberapa model papan atas yang ada dikota itu, tapi mereka ditolak karna jadwal mereka full.
"Bagaimana kalau modelnya, Bos aja?" sahut Ayyara menoleh kearah David. "Maksudku Kak Jack aja." ralatnya cepat ketika melihat David melototkan matanya.
"Kok, jadi saya?" protes Jack tidak menyangka dirinya akan menjadi sasaran kali ini.
Jack bukannya tidak menyetujui ide dari Ayyara. Dia hanya merasa dunia model'in bukan sarananya. Tapi karna berkat bujuk rayu Ayyara, akhirnya dia menyetujuinya. Apalagi produk mereka harus segera di luncurkan. Tidak bisa lagi menunda waktu. Dan ternyata model yang mereka butuhkan bukan hanya model pria, tapi wanita juga.
Ayyara sebenarnya enggang menjadi model, apalagi difoto harus bergaya alay menurutnya. Tapi demi kemajuan perusahaan dengan segala pertimbangan yang ada. Akhirnya dia menyetujui untuk menjadi model dadakan.
Setelah mendengar persetujuan Ayyara. David merasa tidak rela, jika Ayyara harus dipotret berdua dengan Jack.
Didalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada sesuatu yang tidak bisa dia gambarkan dengan pena, tidak bisa diucapkan dengn lisan. Terbesit rasa cemburu yang membakar hati.
David tidak bisa membayangkan jika Ayyara berpose mesra dengan orang lain. Padahal belum tentu juga adegannya seperti itu. Tiba-tiba dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Membuat semua orang yang ada didalam ruangan menatapnya bingung.
"Saya sendiri yang akan menjadi modelnya," tutur David mengejutkan semua orang.
Siapa yang tidak terkejut, seorang CEO perusahaan menjadi model iklan produknya sendiri. Ini sangat langkah dan nyaris tidak pernah terjadi.
'Dasar bucin. Bilang aja kalau cemburu,' gumam Jack dalam hati.
Jack tau betul, mengapa David ingin menjadi model dadakan. Hanya karna tidak rela Ayyara bersama orang lain.
"Meeting hari ini cukup." tambah David menutup rapat hari ini.
Semua peserta rapat meninggalkan ruangan, tersisa David dan Ayyara beserta Jack.
"Bos yakin mau jadi model?" tanya Ayyara yang merasa kurang percaya akan keputusan David.
"Ada yang salah?" tanya David balik.
"Tidak si, Saya hanya kurang yakin. Bos itu 'kan kaku, seperti robot. Sedangkan model harus alay dikit'lah." tuturnya tanpa ada rasa takut sedikit pun.
"Kamu meragukan kemampuanku?"
Hehehehe. "Tidak! Bos 'kan serba bisa disegala hal dan kondisi." terang Ayyara masih dengan cengengesan. 'Termasuk membuat jantungku berdetak tidak karuan,' sambungnya dalam hati.
"Apa kamu lupa, siapa saya?" tanya David membanggakan diri.
"Tidaklah, Saya selalu ingat, kok. Kalau Bos itu seorang laki-laki tampan, tajir, kaku, menyebalkan, dan sedikit emosian." tuturnya refleks menutup mulut seperti orang keceplosan.
David melototkan matanya, dia ingin marah, tapi lidahnya keluh untuk mengeluarkan kata-kata pedas. Jika berhadapan dengan Ayyara.
Mereka pun meninggalkan ruangan meeting dan kembali keruangan masing-masing, untuk melanjutkan pekerjaannya.
*****
Keesokan harinya, tibalah saatnya dilakukan pemotretan. Sesuai perkataannya, David benar-benar menjadi model dadakan, hanya karna dia tidak rela Ayyara berdekatan dengan Jack. Dia sudah menjadi posesif, seakan Ayyara adalah miliknya. Dan tidak bisa didekati, ataupun hanya sekedar berpose bersama.
Proses pemotretan berjalan dengan lancar, meskipun melalui banyak rintangan. Dimana David seorang Tuan Muda yang susah untuk diposisikan, bagaimana seorang model melakukan perannya. Karna dari dasarnya memang yang kaku tanpa ekspresi. Ditambah sang fotografer merasa segang untuk mengaturnya.
Sedangkan Ayyara sangat berbanding terbalik dengannya, dia sangat muda memahami. Bahkan pintar mendalami peran.
Peran yang mereka lakukan tidak hanya sekedar berpose saja. Melainkan mereka juga beradegan, layaknya seorang bintang film. Kali ini, David menyerah. Dia tidak sanggup untuk beradegan lebay menurutnya. Akhirnya Jack menggantikan posisinya.
Proses pembuatan iklan pun dilanjutkan dan berjalan dengan lancar. Meskipun sepanjang proses syuting, ada hati yang tidak rela. Seseorang yang dia kagumi dan cinta bersama orang lain. Sungguh tidak rela, dia berbagi dengan orang lain. Meskipun hanya sekedar akting.
David saat uring-uringan diruangannya, pekerjaannya terbengkalai. Didalam pikirannya hanya satu saat ini, bagaimana bisa pujaan hatinya beradegan mesra dengan Jack, asistennya sendiri. Meskipun ini bukan realita, tapi dia takut akan jadi kenyataan.
Cinta berhasil membuatnya jadi buta dan bodoh. Tidak mampu melihat dan berfikir dengan jernih. Rasa cemburunya terlalu besar, meredup dan meluap. Membuatnya jadi gelisah.
Semua yang bersarang dikepalanya runtuh seketika. Bunga yang layu kini mekar kembali, kalah melihat seseorang yang menghantui pikirannya. Kini melangkah masuk dengan senyum manis dibibirnya.
"Sudah?" tanya David menyambut kehadiran sekertarisnya.
"Sudah, dan berjalan dengan lancar. Ini semua karna Kak Jack yang jago akting," ungkap Ayyara membanggakan Jack. 'Tidak seperti Bos yang kakunya kebangetan,' sambungnya dalam hati.
Jack yang baru masuk, tersenyum mengejek kearah bosnya. Ingin rasanya David menelannya hidup-hidup saat ini. Sungguh sangat menyebalkan dimatanya, apalagi dengan muka tengilnya yang tidak ketulungan.
"Kita makan diluar hari ini." ucapnya berdiri dan menarik lengan Ayyara.
"Yeeew, kita makan enak lagi," serunya kegirangan.
"Tapi, hanya berdua." ucap David melirik Jack sekilas.
Jack sebenarnya ingin protes, tapi dia juga paham. Ada saatnya mereka ingin berdua. Dia pun hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
gemessss....knp d luar ga d cek???
pst bktinya lbh bnyak kl yg onoh kthuan jg....