Tak sekedar menambatkan hati pada seseorang, kisah cinta yang bahkan mampu menitahnya menuju jannah.
Juna, harus menerima sebuah tulah karena rasa bencinya terhadap adik angkat.
Kisah benci menjadi cinta?
Suatu keadaanlah yang berhasil memutarbalikkan perasaannya.
Bissmillah cinta, tak sekedar melabuhkan hati pada seseorang, kisah benci jadi cinta yang mampu memapahnya hingga ke surga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Sudah beberapa hari ini Juna sering menghabiskan waktu luangnya di rumah ustad Zaki untuk memperdalam ilmu agama, dia juga di beri tugas menghafal jus amma dan harus setor hafalan satu hari satu surat.
Mendapat tuntutan dari ustad Zaki, sama sekali tak membuatnya terbebani. Tadinya ia lakukan untuk mensetarakan imannya dengan Yura, tapi ternyata niatnya itu salah.
Kini ia paham jika di lakukan dengan hati dan di niatkan karena Allah, justru efeknya lebih terasa di hati ketimbang niat karena seseorang.
Ia juga lebih bisa ikhlas apalagi jika mengingat bahwa jodoh ada di tangan Tuhan yang memang sudah di tetapkan dalam kitab lauhul Mahfudz.
Juna paham betul kalau Yura adalah jodohnya, wanita itu pasti akan jatuh ke pelukannya. Tapi jika bukan jodohnya, mau di perjuangkan sampai titik darah penghabisan pun tak akan pernah bisa bersatu.
Di sebuah serambi masjid dekat ponpes, seorang juru kebon tiba-tiba datang menghampiri dua pria yang tengah duduk bersila.
Pria itu menyerahkan sebuah map dimana dalam sampulnya tertulis di tujukan untuk Yura.
Ustad Zaki menerimanya di iringi dengan senyum tipis.
"Dari siapa, pak?" Tanya Ustad Zaki.
"Tertulis Sidiq Nugroho, ustad. Dari medan untuk mbak Azzura"
Mendengar nama Yura di sebut, mendadak jantung Juna berdetak sangat cepat. Dia sampai heran sendiri akan kesehatan jantungnya yang akhir-akhir ini detakannya tak bisa terkontrol dengan baik.
Tak hanya mendengar namanya saja, bahkan setiap kali berpapasan dengan Yura saat di rumah, ia selalu kikuk dan salah tingkah. Padahal Yura sendiri tak melakukan apapun dan malah bersikap acuh padanya.
"Makasih, pak"
"Sama-sama, ustad. Saya permisi"
"Ya, silakan"
Begitu si juru kebon pergi, Juna yang merasa penasaran langsung menyerukkan suaranya.
"Untuk adik saya, ustad?" Tanya Juna sedikit ragu.
"Iya, nak Juna. Sepertinya ini CV ta'aruf"
"Ta'aruf lagi?" Kaget Juna.
"Iya, seorang pria mengirim CV ta'aruf ke nak Yura. Bisa tolong serahkan ke adikmu, nak?"
"Bisa, ustad"
"Ini" ustadz Zaki menyodorkan map ke tangan Juna, sementara Juna menerimanya dengan jantung berdebar.
Benar kata mama, banyak pria berlomba-lomba untuk meminang Yura. Seistimewa itukah wanita sholehah? Sehingga mereka di dekati oleh pria berkualitas, yang tidak di ragukan lagi keimanannya?
Harta berlimpah, tampan, serta sholeh? Tentu saja masa depan yang cemerlang?
Juna meneguk ludah di sela-sela perseteruan batinnya.
Ia seperti menciut kala pria yang melamar Yura bukan pria sembarangan. Rata-rata dari mereka merupakan keturunan ningrat, lantas apakah Juna pantas untuk Yura? Sedangkan dia sendiri kadar imannya tak setara dengan iman Yura? Di tambah lagi Yura sama sekali tak berminat menikah dengannya?
Jangankan menikah, untuk bertegur sapa saja sepertinya Yura enggan melakukannya.
Huufff... Desis Juna, membuat ustad Zaki langsung menatapnya.
"Ada apa, nak Juna?" Tanyanya dengan sorot penuh.
"Nggak apa-apa ustad" Sahut Juna kikuk, ia menunduk menatap map berwarna coklat.
"Sudah sampai mana tadi ngajinya, nak Juna?"
"Sampai surah Al-Falaq, ustad"
"Jadi sudah hafal ya, surah Al-Falaq?"
"Sudah, tapi belum paham betul makna dari surah itu" Jawab Juna malu-malu. Jika saja Yura tahu bahwa Juna belum mengerti makna dari surat pendek itu, mungkin dia akan menertawakan Juna.
"Al-Falaq itu artinya waktu subuh, dalam surah tersebut berisi perintah agar kita sebagai orang beriman selalu berlindung kepada Allah SWT dari segala macam kejahatan"
"Tak hanya surah An-Nas, surah Al-Falaq ini juga di sebut surah mu'awizatain. Masih ingat apa artinya?"
"Masih, ustad" Balas Juna. "Artinya surah meminta perlindungan" Tambah Juna tanpa ragu.
"Bagus, nak Juna. Untuk hari ini cukup, ya. Besok kita pelajari surah Al-Lahab, An Nas'r, dan Al-Kafirun"
"Tambah satu surah lagi, ustad. Al-Kausar"
"Oh, iya"
"Kan sudah hafal, ustad. Tinggal mendalami maknanya saja"
"Baik" Balas ustad Zaki penuh semangat.
Setelah berbasa-basi sebentar, Juna pun pamit karena hendak menjemput Yura ke kampus.
Pria itu menyalami ustad Zaki, baru kemudian mencari keberadaan Khadijah untuk berpamitan.
"Salam buat mamah, Jun"
"Iya ummah. Pasti saya sampaikan"
Khadijah tersenyum. "Hati-hati, jangan kebut-kebutan"
"Baik, ummah. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
****
Keesokan harinya, setelah Juna mengantar Yura ke kampus, Juna yang merasa gabut, dia memberanikan diri memasuki kamar Yura.
Lancang memang, tapi tak ada maksud apapun, Juna hanya ingin tahu seperti apa kondisi kamar Yura. Dia ingin melihat benda yang mungkin menjadi koleksinya atau scincare juga parfum yang Yura pakai.
Berbeda dengan cowok, barang-barang yang dimiliki seorang wanita pasti terkesan feminim.
Tepat ketika langkahnya sampai di depan pintu kamar, pria itu sedikit ragu. Ia kembali menimbang-nimbang apakah harus mengurungkan niatnya, atau tetap akan masuk.
Tapi merasakan bagaimana dirinya begitu penasaran, Juna akhirnya memutar handle pintu, lalu sedikit mendorongnya.
Karena sang mama juga ada di butik, ia bisa lebih leluasa untuk melihat-lihat kamar adiknya itu.
Hanya ada ART di lantai bawah yang sebentar lagi juga akan pulang.
Baru saja masuk, sepasang irisnya langsung jatuh pada buku dengan sampul berwarna pink. Dari ciri khasnya seperti buku diary.
Juna termenung, menatap buku itu tanpa berkedip.
Selang satu menit, pria itu melangkah menuju tepi ranjang, lalu mengulurkan tangan dan meraihnya.
"Buku curahan hati" Lirihnya.
BERSAMBUNG
Malik ntar poligami
tp sy msh gregetan sm yura yg ga peka sm keinginan orang tuay dan juna jg ga trs terang sm yura klu dia suka...klu yura sdh tunangan sdh ga ada harapan buat juna...s.g aja ga jd khitbahy
ayo Thor lanjut lagi
ntar lama2 jd cinta..
lanjut mbak ane
yura kurang peka terhadap keinginan jazil, kurang peka dg perubahan juna dan kurang peka sama perasaan sendiri
yuk kak lanjut lagi
thanks author semangat ya berkarya