Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Transformasi
Arsen segera mengajak Mia pulang untuk memindahkan semua pakaian Mia ke kamarnya. Agar mama dan papanya tidak curiga kalau mereka tidur terpisah. Kalau sampai mamanya tau mereka tidur terpisah, bisa-bisa mama dan papanya akan kecewa. Dan menganggap Arsen tidak serius dengan pernikahannya. Arsen tidak ingin itu terjadi lagi.
Karena selama ini Arsen sudah sering kali membuat orang tuanya kecewa, dengan gagalnya hubungannya dengan Amel yang membuatnya terperosok ke pergaulan menyimpang dan hanya bergaul dengan makhluk sejenis. Itu sudah sangat memalukan dan mengecewakan hati orang tuanya. Dia tidak ingin mengecewakan mereka lagi, dengan membuat pernikahan ini hanya sebagai kedoknya saja. Biar Mia dan dirinya saja yang tau kalau pernikahan mereka hanya sebuah kedok belaka.
Arsen tidak tau saja kalau kedua orang tuanya tau semua rencana Arsen dan sudah bekerja sama dengan istrinya. Untuk mengembalikan Arsen seperti dulu lagi.
Mia dan Arsen sudah sampai di rumah mereka. Rumah tingkat dua yang bergaya minimalis dengan halaman yang luas dan taman belakang di samping kolamr renang . Untuk ukuran seorang pemilik perusahaan sepertinya mungkin itu hanya rumah sederhana. Tapi itulah Arsen dan keluarganya, yang tidak menginginkan sebuah kemewahan dan telalu berlebihan. Yang terpenting, isi dompet tebal dengan berbagai kartu yang menghiasinya isi di dalamnya.
Mereka berdua segera masuk ke dalam,
"Mia kamu bereskan baju-bajumu, aku akan menyiapkan tempat untuk bajumu di atas. "
"Iya mas. "
Mia segera membereskan pakaiannya lalu membawanya ke lantai atas di mana kamar Arsen berada. Setelah meletakkannya di sofa, Mia kembali lagi dan mengambil bajunya yang tersisa dan beberapa perlengkapan kuliahnya.
"Kuliah... "
Mia tidak ambil pusing dulu, nanti dia akan membicarakan masalah kuliahnya kepada Arsen kalau semua ini sudah beres.
Sesampainya di lantai atas, Arsen membantu Mia merapikan pakaiannya di samping lemari pakaian miliknya.
"Sudah selesai. Aman. " gumamnya.
Arsen lalu melihat Mia menata tas yang berisi buku-buku di meja nakas samping tempat tidurnya.
"Aku taruh disini dulu ya mas buku-buku ku. Nanti kalau mama dan papa sudah pulang, akan aku simpan di kamar tamu lagi. "
Arsen hanya mengangguk sebagai tanggapan. Dia lalu duduk di sofa yang ada di kamar itu, sambil memainkan ponselnya. Mia lalu duduk di sampingnya, sepertinya ada yang ingin dia sampaikan.
"Mas, kalau aku lanjut kuliah apa boleh? " tanya Mia dengan ragu.
Arsen langsung menatap Mia dengan intens.
"Kamu mau kuliah lagi? "
Mia mengangguk. "Iya mas, hampir satu tahun aku cuti. Aku harus mengulang dua semester sepertinya. Jangan khawatir, aku tidak akan meminta mas Arsen untuk membiayai kuliahku. " ucap Mia kemudian.
Arsen menaikkan alisnya ke atas. tidak mengerti maksud Mia. Apa wanitaa ini terlalu percaya diri kalau dia akan membiayai kuliahnya.
"Ya tentu saja, aku tidak akan membiayai kuliahmu Mia, kau kan sudah banyak uang sekarang. uang dari kompensasi ku dan uang bulanan yang jumlahnya lumayan. Jadi kau bisa membiayai kuliahmu sendiri sekarang. "Ketus Arsen pada akhirnya. Karena dia kesal dengan Mia, yang sudah merasa mampu sendiri.
"Bukan begitu maksud ku mas, aku hanya tidak ingin membebanimu. Aku masih tau diri, siapa diriku dimatamu. Jadi, aku tidak mau terlalu berharap dan akhirnya ngelunjak. " kata Mia sambil memainkan kuku jarinya, karena takut Arsen marah.
"Iya sudah, terserah kamu saja. Aku mau tidur siang. Sebaiknya kau segera membersihkan rumah sebelum papa dan mama datang. "
"Iii... iya mas. "
Mia segera keluar dari kamar Arsen dan segera membersihkan rumah yang hampir tiga hari dia tinggalkan. Dia juga berinisiatif membuat beberapa camilan untuk mertuanya nanti. Karena dia merasa menjamu seorang tamu itu penting, apalagi tamu itu mertuanya sendiri.
Dua jam Mia berkutat membersihkan rumah dan membuat cemilan di dapur. Hingga pada akhirnya semua pekerjaannya sudah selesai. Mia naik ke lantai atas untuk membersihkan diri. Dilihatnya Arsen masih terlelap di atas tempat tidurnya hanya dengan menggunakan celana pendek dan kaos tanpa lengan.
Mia langsung masuk ke kamar mandi dengan membawa handuknya, dan segera menutup pintu kamar mandi. Arsen yang mendengar pintu kamar mandi tertutup langsung membuka matanya setengah terkejut. Dia sedikit linglung hingga semua nyawanya terkumpul. Arsen menghembuskan nafasnya kasar sambil menutup matanya lagi.
Tak lama Mia melongokkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi, dan melihat kalau Arsen masih tidur. Dengan percaya diri, Mia keluar hanya dengan berbalut handuk yang melingkar menutupi dada hingga atas paha. Sehingga lengan, Bahu dan kaki jenjang Mia terekspos sempurna. Mia segera menggunakan kain segitiga untuk menutupi area sensitif nya lalu membuka handuk dan menggunakan pelindung kedua squishynya namun sebelumnya Mia memberikan pijatan untuk kedua squishynya agar peredaran darahnya lancar dan tidak menyebabkan kanker. Setelah itu dia baru menutupinya. Lalu menggunakan dress bunga-bunga selutut.
Mia kemudian memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik tipis kemudian menyisir rambutnya yang panjang dan mengikatnya seperti ekor kuda.
Semua itu Mia lakukan di kamar Arsen, karena mengira Arsen masih tertidur. Jadi dia bebas melakukan apapun di kamar itu, kalaupun Arsen terbangun memangnya kenapa? Dia kan suaminya. Pikir Mia saat ini.
Tidak tau saja, apa yang dia lakukan barusan sudah membangunkan ular piton yang sudah lama terlelap kini bertransformasi dengan sempurna. Arsen melihat gerak gerik Mia sejak keluar dari kamar mandi dibalik tangan yang menutupi kedua matanya. Dia benar-benar tidak percaya Mia akan melakukannya lagi, seperti saat malam pernikahan mereka. Karena tidak tahan lagi Arsen menggeliatkan tubuhnya seolah dia terjaga dari tidurnya.
Benar saja Mia langsung menoleh ke arah, Arsen. Dilihatnya Arsen yang sudah mengerjapkan matanya.
"Mas Arsen sudah bangun? " tanya Mia dengan polos sambil menoleh ke arah Arsen tanpa berdosa dan kembali menatap cermin untuk memoles pipinya dengan bedak.
Arsen tidak menjawab, dia langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menenangkan ular piton nya yang sudah bertransformasi sempurna itu.
"Hei kenapa kau seperti ini sih. Bukankah kau selama ini anteng dan menjadi anak sholeh. Jangan macam-macam deh, ya. " gerutu Arsen kepada adik kecilnya itu.
Sedangkan diluar, Mia mulai menyiapkan pakaian untuk Arsen. Setelah siap, dia langsung turun karena mendengar bel pintu berbunyi. Pasti mama dan papa mertunya.
Benar saja, saat Mia membuka pintu, papa dan mama mertuanya sudah ada di depan pintu. Dan tersenyum senang saat melihat Mia yang terlihat sangat cantik dan segar. Mia mempersilahkan mertuanya untuk masuk dan membantu membawakan barang bawaannya ke dalam.
Mama Rima langsung menata makanan yang dia bawa di meja makan, sedangkan Mia menaruh barang bawaan mertuanya itu di ruang tamu. Dia sangat beruntung karena bisa membereskan ruang tamu dengan cepat.
"Arsen mana, Mia? " tanya Mama Rima saat melihat Mia mendekatinya.
"Mas Arsen masih mandi ma, baru bangun. "
"Apa kalian sudah melakukannya? " tanya mama Rima antusias.
Mia menggeleng lemah. Dan itu membuat mama Rima sedikit kecewa.
"Ya, sudah, tidak apa-apa pelan-pelan saja. "
Saat mereka berbincang, Arsen turun dengan menggunakan pakaian yang sudah Mia siapkan tadi. Arsen terlihat tampan dengan pakaian pilihannya.
"Mama dan papa sudah datang." Sapa Arsen menyalami kedua orang tuanya.
"Iya, papamu pengen banget makan masakan Mia. Katanya ingin dimasakin mantu. " sahut mama Rima.
"Mia kan bisa datang kerumah kalian ma, Kasihan papa kalau perjalanan jauh seperti ini, pasti melelahkan. "
"Tidak apa-apa, Mia. Papa juga ingin jalan-jalan agar bisa menghirup udara segar. Papa juga berencana mengikuti terapi agar papa bisa sembuh, dan bisa menggendong anak kalian nanti. " kata Papa Mondi penuh harap.
"Iya benar itu, Mia, Arsen. Segera buatkan cucu untuk kami, agar bisa menjadi penghibur kami dihari tua kami nanti. "
Mia dan Arsen saling berpandangan. Mereka berdua merasa bersalah karena belum melakukannya. Terutama Arsen yang masih menolak untuk menyentuh Mia, walaupun adik kecilnya sering bertransformasi saat melihat Mia seperti tadi.
Bagaimana bisa memiliki anak, tanpa usaha dari pasangan?
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE