NovelToon NovelToon
Menjadi Pelunas Hutang Suami

Menjadi Pelunas Hutang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.

Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.

Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.

Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ada Pilihan Lain

Ddrrtttt....

Daru menatap ponselnya yang berbunyi dan layar menampilkan nomor asing yang tak dikenalnya. Tanpa pikir panjang, ia menjawab panggilan tersebut, dan suara di ujung sana terdengar berat, penuh ancaman.

"Daru... kamu dengar baik-baik. Aku sudah mengambil Rio serta menahan orang yang pasti kamu tahu siapa. Kalau kamu ingin mereka selamat, kembalikan Luna, Putri, dan Bayu. Aku akan memberitahumu tempatnya nanti," kata orang di balik telepon.

Daru mengernyitkan dahi, siapa orang ini berani mengancam dirinya yang di takuti banyak orang?

Setelah berpikir sejenak, Daru tersentak, hampir tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Suara itu, meskipun terdengar serak dan lebih rendah, membuat ia teringat pada seseorang. Walau agak berbeda, tetapi suara ini mengingatkan nya pada orang tersebut.

"Apa? Rio? Kamu... siapa kau?"

Nada suara Daru hampir tak terkendali, bingung dan cemas.

"Apa yang kamu lakukan dengan Rio?" tanya Daru penuh intimidasi, namun orang di sebrang malah tertawa seakan tidak takut dengan gertakan Daru.

"Jangan banyak tanya, Daru. Yang penting, kamu kembalikan Luna dan anak-anak. Jangan coba-coba hubungi polisi, atau semuanya akan menjadi lebih buruk."

Suara pria itu menegaskan ancamannya, membuat Daru semakin terkejut.

Tidak salah lagi, ini adalah suara yang sama walau sedikit terdengar lebih serak.

"Tidak... ini tidak mungkin! Hendra? Itu kamu, kan?" tanya Daru memastikan.

Ia tidak bisa lupa bagaimana Hendra menembak lehernya sendiri demi menghindari perbuatan yang dirinya perbuat.

"Aku tidak ada hubungannya dengan Hendra lagi, Daru. Hendra sudah mati. Tapi aku yang mengendalikan sekarang," balas orang yang kemungkinan adalah Hendra itu.

"Apa yang kamu inginkan dariku? Aku tahu kamu bukan Hendra...!"

Daru hampir berteriak, terdengar frustasi dan marah.

"Kenapa kamu melakukan ini? Apa yang kamu inginkan?" lanjutnya bertanya sambil mengepalkan tangan menahan amarah.

"Jangan berani macam-macam dengan ku. Kamu bawa Luna dan anak-anakku. Jangan biarkan aku menunggu lama dan membuat mu menyesal."

Nada suara pria itu semakin tajam, penuh ancaman yang jelas. Seakan Ia tidak takut sama sekali pada Daru walau pria itu seakan tidak percaya jika dirinya adalah Hendra.

"Jangan coba-coba hubungi polisi atau kamu tahu akibatnya," lanjut orang itu mengancam.

"Kau mencoba mengancamku?!" marah Daru tidak terima.

"Anggap saja begitu. Jika tidak, aku akan menyiksa Rio termasuk dua tua bangka itu."

Daru mengepalkan tangannya sampai urat nadi pria itu menonjol keluar, Ia tidak suka di ancam seperti ini, seakan harga dirinya tengah di rendahkan.

"Tapi..., bagaimana aku bisa tahu kamu akan membebaskan mereka? Aku tidak bisa mempercayai mu. Kau pikir aku bodoh? Hah!" bentak Daru sambil mengontrol diri untuk lebih tenang, meski ketakutan menyelimuti pikirannya pada orang yang saat ini sedang ada di tangan pria tersebut.

"Kamu tidak punya pilihan, Tuan Daru yang terhormat. Mereka ada di tangan ku sekarang, terserah kau mau menurut atau melihat mereka tinggal bangkai, itu terserah padamu. Selain mereka, aku juga bisa berbuat satu macam pada Istri tercinta mu. Ingat itu!"

Suara pria itu menggelegar, menambah berat beban di hati Daru. Kurang ajar!

"Kau...!"

Suara Daru tertahan, sepertinya Ia tidak punya pilihan lain selain mengiyakan keinginan orang gila itu.

"Aku tidak akan melibatkan polisi. Cepat katakan di mana mereka sekarang!"

Daru menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya meskipun ketegangan semakin memuncak.

"Aku tahu kamu orang yang pintar, Tuan Daru. Jangan lupa untuk membawa Luna dan anak-anak. Aku akan menghubungimu lagi."

Suara pria itu menghilang begitu saja bersama panggilan yang terputus secara sepihak, meninggalkan Daru dalam kemarahan.

"Kurang ajar!"

Daru meremas kuat ponsel yang Ia genggam. Ia tidak terima di permainan seperti ini. Daru bersumpah, saat menangkap orang nya, Daru tidak akan memberikan ampun sedikit pun.

"Ada apa kak? Siapa yang tadi menghubungi Kakak?" tanya Andre yang sedari tadi hanya diam menyaksikan Daru berbicara dengan seseorang melalui telepon.

Daru bahkan menyebut-nyebut nama Hendra, Hendra siapa yang Ia maksud? Bukankah Hendra sudah meninggal dunia?

Kenzo yang juga menyaksikan itu merasa penasaran, namun tidak berani bertanya seperti Andre sebelum ada perintah dari Daru tentang si penelpon tadi.

"Dia adalah orang nya. Tadi baru saja menghubungi ku bahkan sampai berani mengancam ku," jelas Daru kesal bercampur marah.

"Apa Ayah dan Ibu juga bersama orang itu?"

Andre terkejut, siapa sebenarnya yang berani macam-macam pada mereka?

"Suara nya seperti Hendra, tapi aku tidak yakin. Dia juga memberikan syarat untuk menyerahkan Luna serta anak-anaknya."

Saat mengatakan itu, mata Daru seakan berapi-api. Ia sudah mengklaim Luna beserta anaknya sudah menjadi miliknya, Daru tidak akan menyerahkan mereka begitu saja apapun alasannya.

Jika memang dia betul-betul Hendra, maka pria itu harus membayar semua nya terlebih dahulu sebelum Daru menyerahkan Istri dan anaknya itu.

"Kak, bukankah Hendra sudah meninggal? Bagaimana bisa dia muncul lagi?" tanya Andre lebih kaget lagi kala mengetahui siapa orangnya. Bagaimana bisa orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali? Itu sangat mustahil.

"Benar, jasad Hendra sudah hilang beberapa waktu lalu. Namun sangat mustahil jika Ia hidup lagi," sahut Kenzo menjawab pertanyaan Andre.

"Hilang? Bagaimana bisa? Mungkinkah ada yang mencurinya?"

Andre baru mengetahui hal tersebut, kenapa hari ini begitu banyak hal yang mengejutkan, wajah pria itu tidak bisa menghilangkan ekspresi herannya lantaran berita mengejutkan ini.

"Ya, tidak mungkin jasad bisa pergi dengan sendirinya."

Kenzo mengangguk, jika tidak di curi, maka itu adalah hal yang mustahil.

"Kak, berarti itu bukan perbuatan Hendra. Pasti ada orang lain," ujar Andre berbicara dengan Daru namun Daru malah melihat layar handphone tanpa menjawab karena ada pesan masuk di ponselnya.

"Dia sudah mengirimkan lokasi keberadaannya," ujar Daru menatap lekat layar pipih itu.

"Tunggu apa lagi. Kita segera bergerak, Tuan," kata Kenzo sambil menginstruksi para bawahan nya dengan isyarat tangan untuk bersiap-siap.

"Tunggu, kak. Apa kakak yakin? Bagaimana kalau ini cuma jebakan," tanya Andre tidak mau mengambil resiko.

"Kita tidak punya pilihan lain jika ingin Ibu dan Ayah selamat," jawab Daru menatap tegas adiknya itu seolah mengatakan mereka harus pergi dan bergerak segera di lokasi tersebut.

"Tapi kak...."

Andre masih ragu untuk ikut pergi, Ia takut ini hanya permainan orang tersebut. Mayat saja di buatnya hidup, apalagi jika mempermainkan mereka, pasti tidak lah sulit.

"Tidak ada waktu lagi. Kamu pergi jemput Luna dan anak-anaknya. Kita harus menyerahkan mereka agar orang tua kita selamat."

1
Ripah Ajha
semangat ya Thor, I like karyamu🥰
Ripah Ajha: entahlah Thor dua2nya keren🥰🥰🥰
Jumli: Terimakasih 🙏
minta nilainya kak.
menurut kakak lebih enak baca cerita Monika, atau cerita Luna?
total 2 replies
Kura Ganjar
penasaran
Jumli: terimakasih atas dukungannya 🙏
total 1 replies
Ripah Ajha
lanjut Thor🥰
Jumli: siapppp
total 1 replies
Ripah Ajha
sama2 Thor, karyamu keren, semangat lanjut ya🥰
Jumli: iya, ini masih semangat 💪
doain lolos bab terbaik 😭😌
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya Thor, makin keren cerita nya👍
Jumli: makasih banyak untuk dukungan nya kak.
minta Doanya supaya cerita ini tidak mengecewakan 🙏😁
total 1 replies
Jumli
makasih banyak untuk 5 bintang nya🙏🙏😭
Ripah Ajha
keren👍
Jumli: makasih banyak untuk 5 bintang nya 🙏😭
total 1 replies
Ripah Ajha
hayoo siapakah Luna sebenarnya?
Jumli: masih rahasia. author juga masih mikir mau jadiin Luna kayak gimana😅

besok baru update cerita Monika ya. jangan lupa mampir di sana
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!