NovelToon NovelToon
Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Petualangan / Tamat / Supernatural / Contest / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Petualangan Fantasi-Penyeberangan dunia lain / Mengubah Takdir / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:17.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: PenaKertas

Genre : TimeTravel, Action, Adventure

Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.

Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.

"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28 : Sedikit Masalah

Malam Hari

Mo Lian keluar dari kamarnya setelah mengenakan pakaian, ia memakai baju kemeja putih dengan jas hitam tidak dikancingkan. Saat ia menuruni tangga menuju lantai satu, Su Jingmei dan Mo Fefei memandangi Mo Lian dengan tatapan haus akan pertanyaan.

Alis Mo Lian berkedut-kedut ketika merasakan tatapan itu, ia menghela napas panjang. "Aku ada janji dengan Qin Nian malam ini," ujarnya berjalan menuju pintu keluar.

Su Jingmei dan Mo Fefei saling memandang satu sama lain, kemudian melihat Mo Lian kembali dengan senyum penuh makna terpampang jelas di wajah mereka berdua.

Mo Lian hanya diam dan menundukkan kepalanya saat merasakan tatapan aneh itu. Ia berjalan keluar kediaman, terlihat di depan pagar telah menunggu wanita yang sangat cantik.

Qin Nian mengenakan gaun berwarna merah, dengan corak bunga berwarna putih dibagian pinggang. Ia juga mengenakan sabuk kulit berwarna putih, memakai hiasan kalung berlian serta menenteng tas kecil berwarna cokelat.

"Ah..." Qin Nian sedikit berteriak saat embusan angin kencang menerpa wajahnya. Rambut hitam kecokelatan miliknya sedikit terbang karena tertiup angin, menampilkan kecantikan bagai bidadari.

Bahkan Mo Lian yang sudah sering melihat Dewi-Dewi sedikit terpesona saat melihat kecantikan Qin Nian. Beberapa detik kemudian, ia tersentak lalu menggelengkan kepalanya pelan untuk menenangkan dirinya.

Mo Lian berjalan menghampiri Qin Nian. "Apakah sudah lama?"

Qin Nian menolehkan kepalanya menatap wajah Mo Lian. "Tidak. Saya baru saja datang, Master," balasnya sedikit membungkuk.

"Silakan, Master." Qin Nian membukakan pintu mobil.

Mo Lin mengangguk kecil, kemudian masuk ke dalam mobil. Ia duduk tepat di sebelah tempat kemudi, atau bisa dibilang bersebalahan dengan Qin Nian.

Mobil melaju menuruni gunung, menuju ke tengah-tengah Kota Chengdu di mana Paviliun Baozang dibangun. Puluhan menit terlewat begitu cepat, mobil telah tiba di depan bangunan mewah kecokelatan bergaya China klasik yang memiliki total empat lantai.

Di depan halaman parkir Paviliun Baozang susah terparkir pilihan mobil mewah, dengan harga terendah 1.000.000 Yuan. Namun dari semua itu, yang paling mewah adalah milik Qin Nian, dengan harga lebih dari 5.000.000 Yuan.

Mo Lian keluar dari mobil dengan kaki kanan menyentuh tanah terlebih dahulu. Ia menegakkan tubuhnya membetulkan setelah jas yang dikenakannya. Kemudian berjalan menghampiri Qin Nian dengan lengan kanannya ia buka.

Qin Nian yang melihat itu terperangah sejenak, kemudian menggandeng lengan kanan Mo Lian.

Keduanya berjalan dengan langkah kaki yang berirama, ketika mereka telah tiba di depan pintu masuk. Mereka berdua diberhentikan oleh dua petugas keamanan, namun saat melihat Qin Nian, petugas itu langsung mempersilakan keduanya untuk masuk tanpa harus melakukan pemeriksaan.

Mo Lian melangkah masuk. Ia mengedarkan pandangannya melihat sekitar, meski dari luar bangunan ini memiliki gaya China klasik. Namun ketika sudah berada di dalam, pemandangannya berbeda jauh. Di sini lantai keramiknya berwarna putih bersih, di setiap sudut terdapat guci keramik yang tingginya mencapai dua meter, lukisan-lukisan menempel di dinding, dengan lampu mewah menggantung di langit-langit ruangan.

"Master. Tolong tunggu di sini sebentar, aku akan mengambilkan minuman," ucap Qin Nian berpamitan, kemudian pergi ke sisi ruangan yang jaraknya lumayan jauh.

Mo Lian menganggukkan kepalanya, ia hanya berdiam diri di tempatnya berdiri tanpa meninggalkan tempat. Ia menolehkan kepalanya kembali melihat sekitar, orang-orang yang hadir di sini adalah orang terpandang dan memiliki status. Tapi dari mereka semua tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Bukankah ini Mo Lian? Bagaimana bisa bocah miskin ini dapat masuk ke dalam Paviliun Baozang?"

Terdengar suara nyaring dari pintu masuk yang menarik perhatian semua orang sekitar. Mendengar itu, Mo Lian menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Terlihat dua orang yang sangat dibencinya, Long Bing dan Xia Fei.

Long Bing berjalan menghampiri Mo Lian, kemudian berhenti saat jarak antara keduanya hanya tersisa satu meter. "Apakah kau masuk dengan cara mengelabui petugas keamanan?" tanyanya dengan pandangan merendahkan.

"Itu bukan urusan kalian." Mo Lian menjawabnya dengan rasa malas.

Xia Fei mengepalkan tangannya, kemudian menunjukkan jarinya pada Mo Lian. "Mo Lian. Apakah kau tidak tahu malu? Ini adalah tempat di mana orang-orang kaya yang memiliki status. Bukan orang miskin sepertimu!" ucapnya hampir berteriak.

Keributan terus berlanjut mengundang perhatian orang-orang. Hingga akhirnya dari lantai dua turun pria paruh baya dengan postur tubuh sedikit buncit memakai pakaian hitam rapi, di belakangnya berdiri belasan petugas keamanan mengenakan seragam berwarna abu-abu dan celana kain berwarna hitam.

"Ada keributan apa?" Pria buncit itu berjalan menghampiri Mo Lian, Long Bing dan Xia Fei.

Long Bing menolehkan kepalanya melihat pria buncit itu. "Ah! Manajer Hao! Ini ada bocah tidak tahu diri yang masuk dengan paksa ke Paviliun Baozang!"

Manajer Hao menolehkan kepalanya melihat Mo Lian, ia mengamati Mo Lian dari atas sampai bawah dan dari bawah ke atas lagi berkali-kali. Kemudian seringai lebar terlihat di wajahnya saat selesai mengamati Mo Lian.

"Kalian! Usir dia! Jika dia melawan, kalian hajar dan patahkan anggota tubuhnya." Manajer Hao memerintahkan para petugas keamanan yang berdiri di belakangnya.

Seketika Mo Lian di kepung oleh belasan petugas yang mengeluarkan tongkat besi. Mo Lian yang melihat ini hanya dapat menghela napas panjang. "Lebih baik kalian urungkan niat kalian. Jika tidak, kalian akan menyesal!"

Manajer Hao menaikkan sebelah alisnya. "Menyesal? Omong kosong! Kalian, patahkan kakinya," ucapnya kembali memerintah.

Belasan petugas berseragam itu menyerang ke arah Mo Lian secara bersamaan dengan pukulan kuatnya. Mo Lian yang melihat arah serangan itu dengan mudahnya menghindari, kemudian membalas setiap pukulan yang ditujukan padanya.

Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu menit, belasan orang itu telah terkapar di atas lantai dengan luka lebam maupun darah mengalir dari sudut bibir. Lantai di tempat mereka berpijak juga hancur karena Mo Lian membanting mereka sekeras-kerasnya.

Semua orang yang melihat ini hanya bisa terdiam dengan mulut terbuka lebar. Mereka tidak berharap bahwa Mo Lian sangat berani membuat keributan di dalam Paviliun Baozang, yang mana Paviliun Baozang memiliki aturan tak tertulis, yang mengatakan bahwa barang siapa yang berani berkelahi di sini. Bukan hanya akan diblacklist oleh Keluarga Qin, tapi juga akan memiliki hidup yang tidak tenang.

Mo Lian mengabaikan tatapan mata semua orang, ia melangkahkan kakinya menghampiri Manajer Hao. Ia mengayunkan tangan kanannya ke arah Manajer Hao, namun saat pukulannya hampir mengenai kulit wajah pria buncit di depannya. Tiba-tiba terdengar suara nyaring yang menghentikan gerakan Mo Lian.

"Ada apa ini?!"

Mo Lian menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Terlihat wanita yang sangat cantik sedang memegang gelas di kedua tangannya.

Senyum licik terlihat di wajah Manajer Hao ketika melihat wanita yang tak lain ialah Qin Nian. Dengan cepat ia menghampiri Qin Nian seraya mengusap kedua punggung tangannya secara bergantian. "Nona Qin. Ada bocah miskin yang memaksa masuk ke Paviliun Baozang, pihak kami sudah berusaha untuk mengusirnya. Namun dia tidak ingin berkerjasama dan menyerang petugas keamanan," tuturnya menjelaskan kejadian.

Qin Nian menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk, kemudian ia terdiam dengan wajah tertunduk kesal.

Seluruh orang yang berada di sini sudah memastikan bahwa kehidupan Mo Lian di Kota Chengdu tidak lagi sama.

Qin Nian mendongakkan kepalanya menatap tajam Manajer Hao, kemudian ia melemparkan gelas berisikan air ke wajah Manajer Hao dengan keras, bahkan gelasnya juga ikut terlempar.

Tidak berhenti disitu saja, Qin Nian mengayunkan tangan kanannya menampar wajah Manajer Hao. Seketika pemandangan mengerikan terlihat di hadapan semua tamu, Manajer Hao yang gemuk terlempar beberapa meter hanya karena tamparan kecil dari Qin Nian.

"Beraninya kalian tidak bersikap sopan padanya! Bahkan kakek saja harus membungkukkan badannya saat bertemu dengan Master Mo! Dan kalian malah menyerangnya! Kalian harusnya bersyukur jika Master Mo tidak membunuh kalian di tempat!" Qin Nian menendang belasan petugas keamanan yang telah terkapar di lantai.

Mereka semua yang melihat ini tidak habis pikir. Dewi Qin Nian yang terkenal dingin dan anggun memiliki sisi seperti ini, dan lagi apa itu, Master Mo?

"Kalian pergi ke Bagian Keuangan untuk mengambil pesangon. Mulai hari ini juga kalian diberhentikan!" Qin Nian menghampiri Manajer Hao dan menendang kepalanya. Ia menolehkan kepalanya melihat Long Bing dan Xia Fei. "Mulai hari ini, Keluarga Long dilarang memasuki Paviliun Baozang!"

Sekali lagi, seluruh tamu yang hadir dikejutkan dengan fakta bahwa Keluarga Long tidak boleh lagi memasuki Paviliun Baozang. Ini sama saja mengatakan bahwa Keluarga Long tidak lagi memiliki kedudukan di Kota Chengdu. Pandangan masyarakat umum juga akan berubah, lambat laun Keluarga Long tidak lagi termasuk dalam daftar Empat Keluarga Besar.

Long Bing terdiam sejenak dengan tangan terkepal. "Nona Qin! Meski kau merupakan cucu dari Senior Qin Zhang. Kau seharusnya tidak boleh membuat keputusan seperti ini!" protesnya sedikit berteriak.

"Kakek? Bahkan mungkin saja kakekku malah memujiku karena melarang kalian!" balas Qin Nian sedikit berteriak.

Qin Nian berjalan menghampiri Xia Fei. Ia mengayunkan tangannya pelan menampar wajah Xia Fei di depan umum. Xia Fei yang merupakan manusia biasa langsung tersungkur karena mendapat tamparan dari Qin Nian.

Qin Nian menatap tajam ke arah Xia Fei. "Apakah kau mantan pacar Master? Kau adalah wanita yang sangat bodoh karena menyia-nyiakan Master. Apa kau tidak tahu, Master bisa saja memiliki ratusan wanita cantik jika dia ingin," ucapnya dengan nada tinggi, ia berbalik kemudian menggandeng Mo Lian menaiki tangga menuju lantai dua.

Xia Fei mendongakkan kepalanya melihat punggung Mo Lian. Air mata mulai menetes di kedua sudut matanya, hatinya terasa panas, dan tanpa sadar ia mulai membayangkan kenangan indah bersama Mo Lian dulu. Ia mulai menyesal karena meninggalkan Mo Lian, orang yang selalu baik padanya.

Semua orang yang hadir masih terdiam mematung di tempat mereka berdiri. Mereka tidak menyangka jika pemuda yang tampak biasa-biasa saja, tapi sangat dihormati oleh Keluarga Qin.

Kini orang-orang yang sebelumnya memandang tinggi Long Bing. Berubah merendahkan dengan tatapan tajam. Pada hari ini, Keluarga Long. Sudah tidak lagi memiliki kedudukan di Kota Chengdu.

...

***

*Bersambung...

1
engki besic
Biasa
Penyet Tako
Luar biasa
Penyet Tako
Kecewa
Agus Rahmat
RASKIN
Anonymous
ini patriakk
Agus Rahmat
hah hah ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha nyut
Agus Rahmat
realistis dong
Agus Rahmat
bukankah itu sila thief
Agus Rahmat
embelgedes
Agus Rahmat
hebat.... hebat
Agus Rahmat
sok tahu ah ikuti saja dulu alurnya
Agus Rahmat
pakah pulau sipatan dan Ligitan
Agus Rahmat
ha ha ha ha ha ha
Agus Rahmat
disini othor nya yang bijak tidak ingin wilayah Indonesia diobok-obok kultivator negeri seberang ha ha ha ha mantap
Agus Rahmat
sifefei lemah banget
Anonymous
lnjut thor
Agus Rahmat
ha ha ha ha ha ha ha ha
Agus Rahmat
bagusnya sih bertarung di bulan Mei
valentino_rosi46
kok main tampar aja
Agus Rahmat
judulnya jangan penerimaan murid baru brother
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!