Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Menemui Deri
Cukup lama Alea berusaha menenangkan dirinya di dalam mobil, sesekali matanya menangkap kemesraan Radit dan Hana yang sedang bicara dengan Ale di area penerima tamu. Karena suaminya itu memasang kaca transparan, sehingga akan terlihat jelas apa saja yang terjadi didalam sana.
Setelah merasa cukup baik, Alea melajukan kendaraannya meninggalkan percetakan milik Radit.
Langkah pertama yang Alea lakukan adalah menemui Deri, ketua tim divisi Radit itu sedikit banyaknya akan mengetahui kedekatan antara suaminya dan Hana. Itulah yang terlintas dalam pikirkan Alea.
"Halo Lea, ada apa?" tanya Deri begitu menerima panggilan telepon dari Alea.
"Bang Deri sedang banyak pekerjaan tidak?" tanya Alea.
"Ada, tapi tidak banyak. Ada apa?" jawab Deri sambil mengulangi pertanyaannya.
"Lea ada di cafe depan kantor Abang, bisa kita bertemu?" bukan menjawab tapi Alea kembali bertanya.
"Untuk Lea adik kesayangan Abang, tentu saja bisa. Abang akan kesana." jawab Deri.
Sambil menunggu kehadiran Deri, Alea mulai mencatat dan menyusun langkah-langkah yang akan dia lakukan selanjutnya. Pertama dia akan mengambil kembali semua miliknya yang digunakan Radit, Alea tidak rela Radit menggunakan miliknya untuk laki-laki itu nikmati bersama wanita lain.
Cukup sudah empat bulan terakhir ini Alea hidup dengan menghemat segala kebutuhnnya, makanpun Alea masak sendiri agar gajinya cukup untuk biaya hidup mereka dan ibu Radit.
Alea tidak pernah lagi kesalon untuk memanjakan diri, dia juga tidak pernah lagi membelanjakan uangnya untuk membeli pakaian baru. Bahkan setiap akhir bulan Alea rela berpanas-panasan dengan hanya menggunakan sepeda motor untuk menghemat biaya transfortasinya. Tapi apa yang dia dapatkan, pengorbananya hanyalah sia-sia. Radit tega melakukan semua ini, karena laki-laki itu mendua.
Ternyata kau mendua, tulis Alea di catatannya, diikuti dengan catatan poin-poin penting yang akan Alea lakukan untuk membalas rasa sakit yang Radit torehkan.
"Lea, kamu hanya sendiri?" tanya Deri setelah duduk di hadapan Alea sambil mengitarkan pandangannya keseluruh cafe.
"Abang kira kamu bersama Radit." lanjut Deri ucapannya.
"Lea hanya sendiri, maaf mengganggu waktu Abang." ucap Alea nenjawab sapaan Deri.
"Tidak apa-apa, kebetulan sekali Abang juga butuh asupan kafein." jawab Deri sambil terkekeh.
"Kamu sudah pesan sesuatu?" tanya Deri lagi. Alea menggeleng.
Deri memanggil pelayan cafe lalu memesan menu yang dia inginkan, tidak lupa juga dia memesan makanan dan minuman kesukaan Alea. Deri tahu sedikit tentang hal-hal kecil yang Alea suka dari Reina istrinya yang sering menceritakan saudaranya ini.
"Jadi ada gerangan apa yang membawa adik Abang ingin bertemu?" tanya Deri setelah pelayan cafe pergi.
Alea memberanikan diri untuk melihat Deri, ada perasaan tidak enak merepotkan suami saudaranya ini. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang bisa membatu Alea selain Deri.
"Lea mau minta tolong, Bang." ucap Alea.
"Meminta tolong apa?" tanya Deri lagi.
"Tentang mas Radit." jawab Alea.
"Apa yang bisa Abangmu ini bantu? Apa kalian bertengkar?" Alea menggelengkan kepala menjawab pertanyaan terakhir Deri.
"Lea hanya ingin tahu kegiatan mas Radit empat bulan terakhir ini." jawab Lea.
"Ada masalah?" Alea mengangguk menjawab pertanyaan Deri.
"Mas Radit berubah sejak pulang dari Malang." ucap Alea memberitahu Deri.
"Apa Bang Deri tahu sesuatu?" tanya Alea.
"Tahu tentang apa?" Deri balik bertanya.
Sebenarnya Deri tahu kemana arah pembicaraan Alea. Tentu saja Deri tidak menutup sebelah mata tentang gerak-gerik Radit akhir-akhir ini, yang sering menimbulkan kecurigaan dan banyak pertanyaan dikepala Deri. Selama ini Deri diam, tidak berani bertanya atau menengur Radit. Reina juga mengatakan Alea terlihat baik-baik saja, saat Deri menceritakan kecurigaannya tentang Radit pada istrinya. Deri mengira semua baik-baik saja, tapi dia salah, ternyata selama empat bulan terakhir ini Alea dalam dilema.
"Hubungan antara mas Radit dan Hana." jawab Alea yang langsung pada pokok permasalahannya.
"Kamu mencurigai kedekatan mereka, Lea?" tanya Deri. Kembali Alea mengangguk membenarkan.
"Abang tidak tahu sejauh mana hubungan mereka, tapi akhir-akhir ini Radit dan Hana memang sering keluar berdua. Ada proyek pekerjaan yang sedang mereka kerjakan berdua, tapi tidak harus dikerjakan diluar sebenarnya." Jelas Deri.
"Termasuk keluar kota?" tanya Alea.
"Setelah dari Malang, tidak ada tugas keluar kota." jawab Deri.
Dada Alea kembali bergemuruh, kini Alea tahu Radit berbohong padanya selama ini. Lalu kemana laki-laki itu pergi setiap ijin keluar kota? Bodohnya Alea percaya begitu saja.
"Radit sempat meminta cuti satu minggu. Katanya dia ingin menghabiskan waktu bersama kamu yang akhir-akhir ini jarang bersama" jelas Deri lagi.
Cuti satu minggu? Alea kembali terperangah mendengar penjelasan Deri. Alea ingat, Radit pernah keluar kota selama sepuluh hari kala itu. Kemana suaminya pergi? Dengan Hanakah? Kembali Alea merasakan sesak didadanya.
"Kamu baik-baik saja, Lea?" tanya Deri yang melihat wajah Alea memucat.
"Lea baik-baik saja, Bang." jawab Alea yang sudah pasti berbohong, karena saat ini dadanya bergemuruh menahan sesak dan amarah.
"Lea, apa kamu tahu Radit menyekolahkan SK kepegawaiannya?"
"Iya Bang. Mas Radit meminta ijin dan tandatangan Lea sebagai istri yang menyetujui."
"Jadi dia tidak bohong kalau butuh uang untuk ibunya." ucap Deri lagi.
"Untuk apa Bang?" tanya Alea untuk meyakinkan pendengarannya tidak salah.
"Uang yang Radit pinjam, dia katakan itu untuk ibunya dan kamu setuju."
"Mas Radit bilang seperti itu?" tanya Alea tidak percaya. Deri menggangguk membenarkan.
Jika uang itu untuk ibunya, mengapa Radit harus berbohong? Lalu untuk apa Alea masih harus membiayai ibu mertuanya? Banyak pertanyaan yang terlintas di kepalanya tanpa ada satupun yang terjawab.
Alea menarik nafas panjang dan menghembuskannya berlahan, dia membuka ponselnya dan menunjukkan beberapa foto Radit dan Hana pada Deri.
Deri tidak heran melihat foto yang di tunjukjan Alea, gestur tubuh Radit dan Hana memang sudah Deri curigai selama ini. Deri sering tidak sengaja melihat bagaimana akrabnya Radit dan Hana yang sedang berjalan beriringan, bahkan pernah keduanya tertangkap oleh mata Deri saling memadang yang menunjukkan pandangan bukan sebagai rekan sejawat.
"Dari mana kamu bisa mendapatkan foto-foto itu?" tanya Deri menyelidik.
"Foto-foto ini Lea ambil tadi saat melihat mereka di percetakan." jawab Alea.
"Bisa bantu Lea untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang lain, Bang?" pinta Alea.
Deri menatap sedih pada Alea, dia mengenal Alea bukan hanya karena menikah dengan Radit. Deri bahkan lebih dulu mengenal Alea dari pada Radit. Tentu saja dia akan membantu saudara istrinya ini untuk mencari bukti-bukti perselingkuhan Radit dan Hana.
"Apa yang ingin kamu lakukan dengan bukti-bukti itu?" tanya Deri untuk memastikan Alea tidak membuat kesalahan.
"Untuk menguatkan perselingkuhan yang mas Radit lakukan saat nanti di persidangan, Bang." jawab Alea dengan matap.
"Kamu akan bercerai? Apa tidak sebaiknya kamu bicara dan tanyakan baik-baik pada Radit."
Alea menggeleng, dia tidak setuju dengan saran yang diberikan Deri. Baginya tidak ada kata maaf untuk seorang penghianat, yang ada adalah kehancuran bagi mereka. Kini Alea dikuasai dendam karena luka yang tak berdarah, luka yang menghancurkan semua mimpi-mimpi Alea.
"Untuk apa mempertahankan rumah tangga yang ada penghianat didalamnya." jawab Alea.
Deri berusaha mengerti apa yang Alea rasakan. Tidak mudah menerima Radit kembali dengan luka yang di torehkan laki-laki itu.
"Abang dan Reina akan mendukung apapun yang kamu putuskan, Lea. Kami yakin kamu tahu yang terbaik untuk dirimu sendiri." ucap Deri memberi dukungannya pada Alea.
"Terima kasih, Bang. Lea pasti akan banyak merepotkan Abang dan mbak Reina kedepanya."
"Kita saudara, saat ini kami adalah saudara terdekatmu, Lea. Kami akan selalu ada untukmu."
Mata Alea berkaca-kaca mendengar ucapan Deri. Suami Reina itu benar, saudaranya saat ini adalah mereka berdua. Sejak ayahnya meninggal, tidak ada lagi saudara yang dekat dengannya. Hanya Reina yang selalu ada untuknya sejak dulu.
"Menangis saja kalau kamu ingin menangis." ucap Deri sambil menepuk bahu Alea.
"Lea"
Reina mendapat pesan dari suaminya untuk datang kekantor Deri, laki-laki itu meberitahu tentang Alea yang ada di cafe seberang kantor dan ingin bertemu dengannya. Deri tahu, dia membutuhkan kehadiran Reina istrinya.
"Mbak Rei." panggil Alea yang langsung masuk kedalam pelukan Reina.
Reina mengeratkan pelukannya pada Alea, membiarkan saudaranya ini menagis mengeluarkan semua sesak yang ada didadanya. Reina dan Deri sudah menduga jika kedatangan Alea menemui Deri untuk bertanya tentang Radit.
"Apa salahku padanya, Mbak?" tanya Alea sambil terisak.
"Kamu tidak salah apa-apa, Lea. Hati Radit sedang dibutakan oleh nafsunya." jawab Reina.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...