Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Regan terancam bangkrut
Seorang pria kini sedang kebingungan, perusahaan yang dimilikinya sedang diambang kebangkrutan. Pria tersebut adalah Regan Priatna kekasih dari Bilqis Cantika, banyak dari rekan bisnisnya yang membatalkan kerjasamanya dengan alasan yang tidak jelas.
"Aarrgggh, brengsek! Kenapa mereka tiba-tiba mencabut semua kerjasamanya." ucap Regan frustasi.
Regan mengacak-acak semua barang yang ada diatas meja kerjanya, ia menjatuhkan tubuhnya bersandar dikursi singgasananya.
Ceklek..
Cantika masuk kedalam ruangan Regan, dilihatnya ruangan yang begitu berantakan banyak berkas yang berserakan dibawah.
"Sayang, kenapa berantakan seperti ini?" tanya Bilqis.
"Mau apa kau kesini?" bukannya menjawab Regan malah balik bertanya.
"Tentu saja aku mau meminta uang padamu, besok kan aku mau daftar menjadi model." jawab Bilqis menghampiri Regan.
"Uang, uang,uang saja yang ada di pikiranmu! Mulai sekarang aku tidak akan memberikanmu uang, perusahaanku sedang dalam masalah dan terancam bangkrut." sentak Regan sambil mengacak rambutnya frustasi.
"APA?! Kenapa bisa?" beo Bilqis.
"Bisa saja, banyak rekan kerjaku yang membatalkan kerjasamanyabtanpa alasan yang jelas." jawab Regan.
"Ck, kau ini bagaimana sih? Bukannya kau bilang akan membiyai ku menjadi model? Kalau kau bangkrut siapa yang akan membiayai semuanya? Pokoknya aku tidak mau tahu kalau kau sampai bangkrut maka hubungan kita pun selesai." protes Bilqis.
"Kau ini, bukannya membantuku malah semakin membuat ku bingung!" sentak Regan.
Regan saat ini sedang frustasi menghadapi masalahnya, sedangkan Bilqis malah menambah beban pikirannya. Regan menyeret Bilqis ke kamarnya yang berada di dalam ruangannya, dia menghempaskan tubuh Bilqis kemudian ia menarik pakaiannya dan melemparkannya ke sembarang arah.
"Puaskan aku!" tekan Regan.
"Kau gila?! Aku tidak mau melayanimu jika tidak ada bayarannya!" sewot Bilqis.
"BERISIK!" geram Regan.
Sreekk!
Regan merobek baju Bilqis dengan satu kali tarikan, dia menindih tubuh Bilqis dibawah kungkungannya. Bilqis berontak namun tenaganya tak sebanding dengan Regan yang sedang dikuasai amarahnya, Regan melakukannya dengan kasar tanpa ada kelembutan membuat Bilqis kewalahan.
"Regan kau menyakitiku!" sentak Bilqis.
"Itu akibatnya jika kau berani memancing emosiku!" tekan Regan.
Regan membalikkan tubuh Bilqis, dia menghenntakkan pedangnya sampai Bilqis meringis kesakitan.
Yandi sedang berdiskusi bersama beberapa orang, dia membuat kesepakatan bersama rekan kerjanya yang pernah menjalin kerjasama dengan Regan. Semua yang ia lakukan tentu saja atas perintah Bram, dia ingin menghancurkan orang-orang yang pernah menyakitinya dan juga anak perempuan semata wayangnya.
"Terimakasih atas kerjasamanya tuan Smith, mohon maaf tuan Bram tidak bisa bertemu denganmu karena kondisinya yang kurang sehat." ucap Yandi sambil berjabat tangan.
"Tidak mengapa tuan, saya senang bisa bekerja sama dengan perusahaan milik tuan Bram, semoga bisnis kita sama-sama berhasil." ucap tuan Smith.
"Semoga saja." ucap Yandi tersenyum.
Smith pamit keluar dari ruangan Bram, Yandi mengantarnya sampai ke lantai dasar. Setelah memastikan Smith pergi jauh dari pandangannya Yandi menyunggingkan senyumnya, dia puas karena usahanya membuahkan hasil tinggal menunggu kabar baiknya saja.
"Selamat atas kehancuranmu Regan, kau salah memilih lawan." ucap Yandi tersenyum miring.
Yandi kembali ke ruangannya membereskan semua data penting miliknya, hari sudah mulai larut karena harus menemui beberapa rekan bisnis yang akan menjalin kerjasama dengan Bram jadi Yandi memutuskan untuk lembur.
Mungkin Bram tidak membalas secara langsung perbuatan yang dilakukan oleh Regan dan juga Bilqis, dia hanya ingin melihat sejauh mana mereka bisa bersenang-senang diatas penderitaannya seraya terus mengembangkan usahanya hingga sukses seperti saat ini.