Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. ketegasan yang di nanti
"Tidak perlu. Kalau kalian memang ingin memulai semua hubungan kalian dari awal dengan Julia, mas tidak akan melarang kalian untuk bertemu dengannya. Bertegur sapa ataupun memberikan perhatian kepada Julia. Namun mas rasa untuk menjaga mental Julia agar tetap stabil, ia harus keluar dari rumah kalian, dan bertemu dengan kalian hanya perlu beberapa waktu saja. Tidak perlu setiap hari." Ujar Tuan Antonio lagi dengan mudahnya tanpa merasa bersalah merebut anak gadis orang lain ya walaupun itu adalah keponakannya sendiri.
Tuan Sanjaya yang tak ingin berdebat dengan saudaranya itu hanya mampu menghalalkan nafas saja. Sejak dulu Tuan Sanjaya memang adalah anak yang penurut sehingga gampang diarahkan dan diperdaya oleh sang ayah mereka Tuan Baskoro.
Tapi, tuan Antonio kalau sudah menyangkut tentang masalah anak dan cara mendidik anak, sebaik dan se menyesal apapun Tuan Sanjaya, tuan Antonio tidak akan membiarkan hal itu terjadi untuk yang kedua kalinya.
Karena Tuan Sanjaya sudah yakin kalau keputusan sang kakak itu adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat, Tuan Sanjaya pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah anak tengahnya itu, di mana dia duduk di sebuah sofa di tengah-tengah saudara sepupunya.
Sebelah kirinya ada arvin Raharja Kusuma, sebelah kanannya ada Aliando, sementara di bawah sofa tepat di bawah kaki Julia dan saudara-saudaranya yang lain, terdapat Melvin dan Abimanyu.
Seolah Mereka ingin membuat formasi agar Julia tidak keluar atau sedikit bergeser dari tempat duduknya. Melihat pemandangan seperti itu, sekilas senyum terbit di bibir Tuan Sanjaya. selama ini, ia sudah tidak memperdulikan anak tengahnya itu. tapi lihatlah, orang lain Begitu Sangat mencintai nya. seulas senyum, terbit di bibir Tuan Sanjaya.
"Julia. Sebelumnya papa minta maaf kepadamu nak... Dulu papa jahat mengabaikan dirimu serta membedakan kasih sayang papa terhadapmu. Papa melakukan semua itu karena pikiran papa sempit, hanya karena bermodalkan ingin kamu mengejar ketinggalanmu terhadap saudara-saudaramu yang lain, membuat papa tega melakukan hal itu... Papa sadar nak, yang papa lakukan adalah salah. Karena itu papa minta maaf sedalam-dalamnya kepadamu." Ujar Tuan Sanjaya sambil melihat putrinya yang berada dalam apitan ke empat keponakan-keponakannya yang posesif itu.
Mendengar penuturan Tuan Sanjaya, Julia kembali meneteskan air matanya. Apa yang harus ia lakukan, sulit untuk memaafkan keluarganya yang sudah mencampakkannya begitu lama.
Dan di saat Tuan Antonio sang paman mengajaknya tinggal di rumahnya, papanya pun tak kuasa mempertahankan dirinya untuk tetap berada di tengah-tengah mereka.
Seharusnya, papanya bertindak tegas kepada pamannya untuk melarang Julia tinggal bersama dengan mereka.
Padahal semenjak Julia berumur 6 tahun, ia selalu bersikeras menolak untuk tinggal bersama pamannya dengan alasan, ia yang masih ingin bersama dengan orang tuanya. Ia ingin memenangkan hati dan perhatian mereka, tapi lihatlah sekarang.? Sesuatu yang Julia harapkan dari sang papa ternyata tidak ia dapatkan.
(Apakah papa sebegitu mudahnya melepaskanku tinggal bersama paman dan tante di sini ?. Walaupun mereka baik dan kasih sayang yang mereka berikan melimpah, namun aku tetap membutuhkan kasih sayang kedua orang tua kandungku. Tapi kenyataan begitu pahit. Papa lebih rela aku tinggal bersama orang lain daripada di samping mereka. Apakah papa tidak khawatir padaku..?? Bagaimana aku akan hidup ?, bagaimana mereka akan memperlakukanku..?? Sungguh papa.., Aku ingin sekali mendengar ucapan tegasmu melarangku untuk tinggal di rumah paman dan tante.) Batin Julia.
Ia menundukkan kepalanya agar tak ada yang melihat matanya berkaca-kaca. Dan yakinlah sudah hatinya, lebih baik ia tinggal di rumah paman dan tantenya ketimbang tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
di mana setiap harinya, Ia akan selalu merasa cemburu terhadap saudara-saudaranya. Barangkali di rumah pamannya ini, tidak ada yang perlu ia cemburui. Karena walaupun paman dan tantenya adalah orang baik, tetap saja ia tidak lahir dari rahim nyonya salsa dan Tuan Antonio.
" Iya nak, maafkan papa dan mamamu ini." Ujar nyonya Sanjaya.
Ia juga berkaca-kaca melihat anak tengahnya itu. Nyonya Sanjaya tahu pasti anaknya sangat kecewa terhadap mereka. Tapi biarlah, untuk sementara waktu, biarkan seperti ini saja dulu.
Raka yang juga ada disana, yang ikut bersama kedua orang tuanya mendadak tidak terima mendengar penuturan kedua orang tuanya yang mengizinkan sang adik tinggal di rumah pamannya.
"Pah, ma. Papa sama Mama kok izinin Julia tinggal di rumah paman...?? Sebegitu mudahnya ya melepaskan Julia.." protes Raka tidak terima.
Mereka semua yang mendengar penuturan Raka memasang wajah yang berbeda-beda. Keluarga Tuan Antonio yang mendengar penuturan Raka memasang wajah tidak suka mendengar protesnya.
Berbeda dengan keluarga Tuan Sanjaya, mereka yang mendengar penuturan sang anak pertama mendadak memasang wajah sendu Begitu juga dengan nyonya Sanjaya. Agar tidak berlarut-larut, Tuan Sanjaya pun memutuskan menjelaskan kepada sang anak.
"Bukan begitu nak..!!! Tapi setidaknya biarkan dulu adikmu menenangkan diri dan tinggal bersama keluarga pamanmu di sini. Nanti kalau sudah merasa lebih baik, kita akan mengajaknya kembali pulang ke rumah." Ujar Tuan Sanjaya yang memberikan ekspresi tidak puas dalam hati Raka.
"Pah. Dengan papa mengizinkan Julia tinggal bersama paman Antonio, itu sama saja papa mengusir Julia secara lembut. Papa tidak tegas sama sekali !!. Padahal Julia hanya ingin satu, yaitu pengertian kita sebagai keluarga kandungnya. Tapi apa yang papa lakukan,!! papa malah mengizinkan begitu saja Julia tinggal di rumah paman tanpa ada bujukan dari papa selaku orang tua kandung dari Julia... Aku nggak habis pikir pah..!!" Seru Raka yang mendadak tiba-tiba menjadi bijaksana seperti itu.
Tuan Sanjaya dan yang lainnya yang mendengar penuturan Raka yang masuk akal hanya mampu menundukkan kepala mereka saja.
Sementara Tuan Antonio dan keluarganya malah tersenyum sinis mengejek ke arah Tuan Sanjaya yang ternyata anaknya lebih dapat berpikir rasional ketimbang dirinya sendiri.
"Sudah !! tidak usah berdebat lagi. Julia akan tinggal bersama kami di sini. Paman juga tidak akan melarang kalian untuk mengajak Julia pergi berbelanja atau jalan-jalan bersama dengan kalian. Tapi Paman hanya minta satu hal, Paman hanya menginginkan Julia sehat jasmani dan rohani dan tidak tertekan seperti sekarang ini." Ujar Tuan Antonio lagi dengan ekspresi datar.
Walaupun penuturannya itu terdengar sangat pahit di telinga keluarga Julia, namun Tuan Antonio tidak mau tahu.
"Tapi om. Sekarang aku sedang berusaha untuk memperbaiki hubunganku lagi dengan Julia. Masak aku tidak ada kesempatan untuk kembali merangkul adikku Om.." ujar Raka dengan penuh permohonan kepada tuan Antonio agar membatalkan niatnya menarik sang adik tinggal bersama mereka. Mendengar penuturan Raka, Tuan Antonio kembali menggelengkan kepalanya.
"Tidak bisa. Keputusan Om sudah bulat. Lagi pula jika kamu ingin memperbaiki hubunganmu dengan adikmu, Paman kan tidak melarang kalian bertemu dan menjalin hubungan layaknya saudara kandung. Toh juga kita masih berada di negara dan kota yang sama. Kenapa harus takut seperti itu.." ujar Tuan Antonio lagi.