Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Limabelas
Sambil ngobrol rizal menjamu tamu nya dengan berbagai makan dan minuman.
Beberapa menu andalan cafe Gus Ilham dan Ustadz Yusuf coba.
"Pantas aja rame,makanannya enak-enak ya. Anti bisa kepikiran bikin menu kaya gini dari mana ra?" tanya ustadz Yusuf setelah selesai makan.
"Ini resep masakan bunda dan oma,saya nemu buku diary bunda yang sebagian ada beberapa resep turun temurun dari oma "
"Berarti anti jago masak dong ra "
tanya Ustadz Yusuf antusias
"Gak juga sih tadz,cuma bisa beberapa menu aja sisanya itu ide bang rizal sama istrinya "
"Tapi menu buatan dia yang paling hits disini Ustadz " sela Rizal
"Sa ae lu bang ,ok sekarang lo kasih tau gue masalah yang ada hubungannya sama bokap gue"
Zura menyandarkan badanya pada sofa sedangkan di sisinya Gus Ilham juga sama namun mereka berdua duduk berjarak.
"Kemarin bokap lu kesini nanyain pemilik cafe,terus maksa buat ketemu.Karena terus maksa akhirnya gue temuin bokap lu dan lo tau apa yang bokap lu bilang ?"
Rizal menjeda sebentar dan menarik nafasnya dalam
"Dia mau gugat cafe ini soalnya dia ngaku kalo tanah ini milik Almarhum istrinya dan setau dia kalo Almarhum gak pernah jual ni tanah."
"Tapi lo gak bilang ini cafe milik gue kan?"
tanya Zura tenang.
"Gak,bokap lu taunya gue pemilik cafe ini..sorry ya ra "
Ada rasa tak enak karena orang-orang tau nya ia pemilik cafe ini.
"It's ok bang,itu lebih baik. Belum saatnya bokap tau tentang usaha gue.Terus apa lagi yang bokap gue bilang?"
"Bokap lu mau gugat ini tempat,tapi dia ngasih kita pilihan kalo gak mau kita gugat. Dia minta ganti rugi cuma 1M sama kita"
"MasyaAllah 1 M,dan anda bilang CUMA" ustadz Yusuf di buat syok dengan nada enteng rizal saat mengucapkan uang 1M.
"Ck, 1M buat Zura kayanya gak seberapa Ustadz..anda gak tau aja noh uang si Zura di bank berkali-kali lipat dari itu, orang 3 hampir mau 4 tahun usaha cafe gak pernah dia pake tu uang paling sekali-kali di pake acara panti doang. Dia mh gak kaya cewe-cewe pada umumnya tadz,gak suka belanja-belanja atau nongkrong-nongkrong di mall ,beli barang juga kalo udah rusak gak bisa di pake baru dia beli. "
"MasyaAllah saya semakin yakin dan bangga sama kamu ra "
"MasyaAllah ra,kamu luar biasa " Ustadz Yusuf semakin kagum dengan kehidupan Zura lainnya.
"Mmm..sama satu lagi ra, bokap lu datang kesini sama seseorang "
rizal terlihat ragu namun Zura harus tau yang sebenarnya
"Bokap lo kesini sama nyokapnya cindy,dan mereka terlihat akrab "
Zura terkekeh,tak ada raut terkejut di wajahnya
"Akhirnya yang gue tunggu-tunggu,let's play the game "
Zura tersenyum smirk,inilah sisi lain Zura.
Aura misteriusnya akan keluar saat ada yang mengusiknya.Dan rizal faham itu.
"Ra,gue harap lo gak kepancing dengan permainan mereka. Gue gak mau lo terluka lebih dalam" ucap rizal sendu,ada raut khawatir saat melihat situasi Zura saat ini.
"Permainan mereka udah di mulai,da gue adalah pemain utamanya itu artinya gue sendiri yang akan selesaikan permainan mereka "
sorot matanya terlihat tajam
"Istigfar..dzikir,semua akan baik-baik saja"
Gus Ilham yang melihat keadaan zura tidak baik-baik saja langsung menyodorkan tasbih dari saku nya yang selalu ia bawa.
Zura menatap tasbih tersebut,ada rasa hangat di sudut hatinya saat mendapat perhatian dari Gus Ilham.Tangannya terulur mengambil tasbih tersebut.
"Apa rencana lo selanjutnya ?"tanya rizal
"Biarin mereka ngelanjutin rencana mereka,kita pantau dulu sampai mana mereka berani usik gue tapi sebelum itu gue harus balik dulu ke rumah.Gus bisa antar saya ke rumah dulu kan ? Hp,laptop,dompet dan surat-surat sertifikat rumah,tanah dan perusahaan bunda gue ada di brankas kamar gue.Gue harus amankan dulu semuanya sebelum rencana mereka jalankan."
"Maksud lo sertifikat punya bunda,gue gak ngerti ra ".
Walaupun dekat dari kecil namun rizal tidak terlalu mengetahui kehidupan pribadi keluarga Zura.
"Rumah yang bokap gue tempati itu warisan bunda dari orangtuanya,dan dulu bunda udah ganti nama pemiliknya jadi nama gua dan ayah gak tau sama sekali dan ya perusahaan yang bokap gue pegang juga itu milik bunda lebih tepatnya perusahaan keluarga bunda tapi karena bunda anak tunggal maka oma sama opa nyuruh bokap yang kelola perusahaan itu tapi sayangnya perusahaan itu masih pakai nama bunda otomatis gue harus cari cara buat pertahankan perusahaan dari si uler "
"bejir...ternyata lo sultan ya ra,nyesel gue kagak kawin sama lo haha "
"Dasar pea lo bang,sudi gue nikah sama lo "
"sudah..sudah..kapan kamu mau ke rumah dulu ?"
tanya Gus Ilham mengalihkan,karena candaan rizal membuat hatinya panas
"Bentar lagi Gus,lepas dzuhur aja gimana sekalian nanti sebelum pulang bisa gak antar saya ngecek cafe cabang ?"Tanya zura,sebenarnya ia tak enak tapi bagaimana lagi Gus Ilham tal memberinya izin untuk pergi sendiri
"iya boleh "
jawab Gus ilham sedikit tenang
"Ustadz gak apa-apa kan saya ajak muter-muter"
"La ba'sa,hari ini ana siap jadi supir pribadi ra ya kali aja dapat kecipratan sultan haha "
"Haha...tenang aja tadz nanti kirim aja no rekening ke bang rizal dia baik hati suka bagi-bagi duit"
Zura terkekeh melihat wajah masam rizal
"Gue diem ra,gue lagi yang kena..asem lo"
rizal menekuk wajahnya.
"Oh iya Gus,lupa gue..gue liat ada tanah kosong dekat sekolah dan pesantren itu punya siapa ya ?" tanya Zura
"GUE??" ucap Gus Ilham dingin
" Eh,,hehe maaf Gus keceplosan ,tadz Gus Ilham lagi dapet ya sensi bener dah "
Pecah sudah tawa Ustadz Yusuf dan rizal,2 manusia di depannya benar-benar unik.
Kadang berantem,kadang akur kadang bikin baper.
"Iya Aku gus,,AKU..gus Aa jangan marah-marah terus nanti cepet tua loh "
Tuk
Gus Ilham langsung menyentil kening Zura karena gemas.
"Aduh...KDRT nih Gus ilham,tak lapor abah kiai baru tau rasa " ucapnya sambil mengusap keningnya,jangan lupakan bibirnya yang kelewat 5cm.
"Itu tanah punya abah,memang kenapa?"
tanya Gus Ilham tanpa dosa
"Kira-kira mau di jual gak yah Gus"
"Gak tau,kamu mau apa?"
"Kalo mau jual,aku mau beli Gus..Aku punya rencana buka cabang disana bang,prospek nya lumayan sih keliatannya,tapi kayanya aku mau bikin kaya angkringan gitu soalnya kan di sana tuh desa jadi kalo cafe kurang cocok,nah kalo angkringan kayanya cocok apalagi nanti ada tempat buat room keluarga gitu.Terus nanti kita kasih harga makanan murah-murah biar nanti anak sekolah atau anak pondok masih bisa jajan di situ,Zura liat sih di sana ada beberapa petani sayuran dan buah nah nanti kita bisa minta bahan pangan dari para petani biar harganya sesuai budget di daerah situ..gimana bang,Gus ?"
"Wah keren ra,otak bisnis lu emang gak usah di ragukan lagi. Body lo pake seragam SMA tapi otak nya lebih dari Para Sarjana .Bangga gua dah.."
"Boleh,nanti kita obrolkan dengan abah dan umi "
Ucap Gus Ilham,
(BANGGA)satu kata yang ia suguhkan untuk Zura,benar kata rizal walaupun Zura masih seorang pelajar tapi jiwanya melebihi orang dewasa.
"Kalo benar nanti jadi di sana, wah saya bisa dapat makan gratis dong ra" goda Ustadz Yusuf
"Bisa di atur Tadz,tenang aja kan anti Ustadz bagian cuci piring jadi pasti tiap hari dapet makanan gratis walaupun sisa haha"
"Ya Allah ra,tega anti ya" ucap Ustadz Yusuf dengan wajah nelangsa.
Setelah selesai melaksanakan solat dzuhur Zura,Gus ilham dan Ustadz Yusuf pamit pulang namun sesuai rencana mereka akan mampir ke rumah Zura dan mengecek 2 cabang cafe Zura yang berada di daerah lain.
Saat ini mereka ber 3 ada di jalan menuju rumah Zura,butuh 1jam untuk tiba di rumah Zura.
Namun saat Zura akan turun suara Gus Ilham menghentikannya sesaat.
"Ra,saat nanti di dalam saya harap kamu bisa mengontrol emosi dan gunakan hatimu untuk tetap berdzikir"
Zura tau maksud Gus Ilham,ia hanya mengangguk tanda mengerti.
Kemudian ketiganya turun dan berjalan,
di depannya terlihat bangungan megah 3 lantai dengan beberapa mobil mahal terparkir cantik di garasi,salahsatunya mobil kesayangan Zura dan almarhum bundanya.
"Gus,boleh gak nanti pulangnya Zura bawa mobil sendiri "
"Tidak boleh" jawaban tegas Gus Ilham
"ffiuuhh...mobil kesayangan Zura gus, Zura kangen " Zura memohon dengan puppy eyes
"Ya Allah.." Gus Ilham mengusap wajahnya kasar,inilah kelemahannya melihat Zura memohon seperti sesuatu yang langka dan Gus Ilham tak kuasa menolaknya.
"Nanti saya suruh supir membawanya ke pondok"
ucapnya dingin.
"Yes!!" zura langsung girang mendengarnya
"Udah ah kita masuk yu Gus,Tadz"
Tak lama mereka masuk setelah pembantu Zura membuka pintu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
♧R²_Chair♧