Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.
Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.
Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.
Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?
Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
"Claudya Mariabela," panggil suster dari dalam ruangan pemeriksaan.
Claudya langsung berdiri dan masuk kedalam ruangan pemeriksaan, dengan ragu-ragu dia langsung duduk di depan dokter yang akan memeriksanya, Claudya tak lupa memakai masker supaya dokter tidak akan mengenali dia.
"Ada keluhan apa, kak?" tanya Dokter pada Claudya.
"Dok, saya merasa mual dan menstruasi saya sudah telat dua bulan." Claudya berucap dengan panik takut Dokter itu bertanya tentang suami Claudya.
Dokter itu tersenyum. "Apa kak Claudya pernah mengecek dengan tespek?" tanya Dokter.
Claudya menggeleng, dia bahkan tidak paham bagaimana caranya memakai tespek. Dokter itu terlihat berpikir sejenak, kemudian dia mengambil tespek dari dalam lemari yang ada di sampingnya.
"Cobalah ini terlebih dahulu, Kak Claudya jangan takut karena ada saya yang akan mengajarinya," sahut dokter itu paham pada apa yang Claudya rasakan.
Claudya mengambil air kencing dan memasukan tespek itu kedalam air kencingnya, dan sekarang Claudya hanya tinggal menunggu hasilnya. Tapi Claudya berharap kalau dia tidak sedang hamil sekarang.
Claudya terlihat sangat gelisah, diusianya yang masih sangat kecil dia yakin kalau Dokter juga pasti curiga juga padanya, hanya saja Dokter itu bungkam karena tidak mau menyakiti hati pasien.
Seorang suster datang mendekat ke arah Claudya, "Dok, hasilnya garis dua." Suster itu menyodorkan sebuah surat dan hasil tespek kepada Claudya.
"Selamat kak Claudya," ucap Dokter ikut bahagia pada kabar gembira itu.
Kabar gembira itu menjadi kabar buruk bagi Claudya karena hal ini memang tidak ingin dia alami, Claudya berharap kalau kehamilan ini tidak akan terjadi apa lagi dia tidak tau seperti apa pria yang sudah menghamilinya itu. Claudya meremas surat yang dia genggam itu, sejak tadi banyak sekali pemikiran yang harus Claudya pikirkan matang-matang sebelum melakukannya.
Ternyata hati Claudya jatuh pada pemikirannya yang ingin melakukan a bor si pada jabang bayinya itu, Claudya terlanjur takut untuk berkata jujur pada orang tuanya, karena selama ini orang tuanya memang melarang dia berteman dengan Rara. Tapi sayangnya Claudya tidak mendengarkan dia malah berteman dengan Rara hingga Rara menjual Claudya pada pria hidung belang.
Claudya sudah tidak bisa berpikir lagi, dia bahkan sudah mendaftarkan a bor si itu sejak tadi dan sekarang dia tengah menunggu namanya dipanggil, Claudya memakai uang pemberian dari pria itu untuk melakukan rencananya.
Sejak tadi Claudya ketakutan dia tidak yakin orang tuanya akan memaafkan dia kalau saja mereka tau Claudya hamil dan mengugurkan bayi itu.
"Kak, mau mengugurkan juga?" tanya seorang wanita cantik yang usianya lebih muda dari Claudya.
Claudya hanya menatap datar dan mengangguk saja, wajahnya sudah sembab karena sejak tadi Claudya hanya bisa menangis saja.
"Kamu juga sama?" tanya Claudya setelah lama dia diam.
Gadis itu menganggukan kepalanya. "Ya, tapi aku ragu, kakak tau Ayah dari bayi aku ini adalah seorang pengusaha kaya. Mungkin aku bisa saja datang padanya dan meminta menikahi aku, tapi sayangnya aku tidak mungkin bisa karena pria itu sudah punya istri." Gadis itu menceritakan semuanya pada Claudya.
Cerita itu membuat Claudya tersadar pada kisah dirinya yang mungkin sama saja kalau Ayah dari bayinya sudah mempunyai seorang Istri, Claudya semakin yakin untuk segera mengugurkan bayi itu. Walaupun dalam hatinya Claudya sangat takut untuk melakukan hal ini, kapan seorang Claudya mencelakai orang lain? Dan sekarang dia malah lebih parah dengan ingin mengugurkan anak itu.
Tiba-tiba saja seorang pria paruh baya datang ke sana dan marah-marah pada gadis yang tadi berbincang dengan Claudya, pria itu menarik tangan gadis itu, sepertinya pria paruh baya itu adalah Ayah dari bayi yang gadis itu kandung, Claudya hanya menatap saja karena pria tua itu ingin bertanggung jawab pada bayi yang gadis itu kandung.
Claudya berharap kalau pria yang sudah menghamilinya melakukan hal yang serupa dan menikah Claudya, tapi sayangnya hal ini hanyalah khayalan Claudya karena sebenarnya dia pun tidak tau pria seperti apa yang sudah melakukan hal itu padanya.
"Kau mau mengugurkan anak mu? Berapa jahatnya kau! Walaupun kau dan aku salah tetap saja anak ini tidak salah apa-apa, kalau kau sampai melakukan hal ini maka kau adalah orang tua yang paling buruk sedunia!" ucapan Pria tua itu terngiang-ngiang ditelinga Claudya.
"Claudya Mariabela," panggil dari dalam ruangan.
Suster yang bertugas keluar dari ruangan itu dan ternyata dia tidak menemukan siapa pun diluaran sana.
"Kemana pasien yang mau melakukan a bor si?" Suster itu bertanya-tanya.
**
"Mah, Pah, aku hamil." Claudya memberanikan diri memberi tau orang tuanya, walaupun dia takut tapi mau bagaimana pun Claudya harus memberi tau mereka karena kandungannya akan semakin membesar nantinya.
"Apa?" Orang tua Claudya terlihat sangat marah sekali.
"Kamu yang benar saja, Clau?" tanya Ibu Bella dengan tatapan tajam.
Claudya hanya menganggukkan kepalanya, dengan kabar ini akan menjadi sebuah aib untuk keluarganya, orang tua Claudya mengelola sebuah pabrik yang memang terkenal sedang berkembang sekarang.
Kalau para karyawannya tau masalah ini, mungkin saja Ferdi (Papanya Claudya) akan menjadi bulan-bulanan mereka karena tidak bisa menjaga putrinya, padahal Ferdi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.
Plak!
Ferdi menampar Claudya, saat ini Claudya pertama kalinya ditampar oleh sang Ayah, Claudya paham kalau dia memang salah dan dia pantas mendapatkan tamparan itu.
"Kamu mencoreng nama baik papa!" teriak Ferdi geram pada putrinya itu.
"Ampun, Pah. Aku memang salah tapi malam itu aku dijebak oleh Rara," jelas Claudya.
"Mama 'kan udah bilang kalau kamu jangan main lagi dengan Rara, gadis itu gak baik buat kamu!" ujar Bella.
"Maaf, Ma. Aku yang salah," putus Claudya.
Orang tuanya panik mereka sayang pada Claudya tapi mereka juga tidak mungkin membiarkan orang lain tau kalau Claudya seperti ini, Ferdi mempunyai ide yang sangat bagus. Dia langsung berjalan ke kamar Claudya, Ferdi mengemas semua pakaian Claudya yang berjajar di lemari.
"Pa, apa yang akan papa lakukan?" tanya Bella.
"Kita akan kirim Claudya ke rumah orang tua kamu, di sana Claudya bisa hidup bersama dengan Indri. Jadi dengan begitu kita tidak perlu mendengar cacian atau hinaan dari orang lain." Ferdi yang kejam langsung memutuskan sesuatu tanpa persetujuan dari Bella atau pun Claudya dahulu.
Brugh!
"Ampun, Pa. Jangan kirim aku ke sana." Claudya bermohon dia juga bersimpuh dibawah kaki Papanya.
"Clau, kamu harus pergi atau kalau tidak bayi itu gugurkan saja!"
"Astaghfirullah, Pa. Jangan begitu, Claudya sudah salah dengan melakukan hal itu jangan membuat dosa yang semakin besar dengan membunuh bayi itu." Bella langsung mendekat pada Claudya dan membawa putrinya untuk berdiri.
"Sayang, kamu pergilah. Nanti kalau bayi itu sudah lahir maka Mama yang akan menjemput kalian ke rumah Nenek," titah Bella.
Claudya tidak bicara lagi, dia tidak menyangka kalau orang tuanya akan rela melakukan hal itu padanya, tapi di sisi lain juga Claudya tidak bisa melakukan apa pun karena dirinya memang bersalah.
Walaupun Claudya merasa ini tidak adil tapi setidaknya kehamilannya tidak akan diketahui oleh orang lain.