Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.Undangan Ailin.
Sulit. Pembicaraan mereka berdua tidak menemukan titik tengah. Saka bersikeras menegaskan kalau mereka sudah resmi menjadi suami istri, sementara Cantika terus saja menolak.Alasannya banyak.
Dari hubungan mereka yang dimulai dengan cara yang salah, usia, status pria itu yang masih merupakan mahasiswanya serta...hubungan Saka dengan keluarga nya yang tidak harmonis. Itu semua masuk pertimbangan Cantika bersikeras menolak status mereka.
Sebab pengalamannya yang pernah gagal untuk menjalin rumah tangga,membuat Cantika tentu saja tidak bisa langsung menerima begitu saja kegilaan Saka ini.
Tapi....Hah! Cantika berkali kali menghela nafas keras.Sampai tidak sadar sudah tiba didepan ruangannya.
Pembicaraan mereka tadi malam berakhir tanpa menemukan titik terang diantara mereka berdua dan Cantika yang lelah dengan keras kepalaan Saka akhirnya mengalah tidak terus bersikeras tapi meminta waktu untuk berpikir.
Cantika pikir Saka akan menolak keinginannya itu, tapi untung saja tidak.Meski ternyata Saka hanya memberinya waktu berpikir satu Minggu saja, itu semakin membuat dia tambah sakit kepala. Karena sama saja seperti ultimatum.
" Bu Cantika!"Cantika diam tidak menjawab atau menoleh pada orang yang memanggilnya, pikirannya terlalu fokus pada situasinya dengan Saka.Sampai suara lain tidak dia dengar.
" Bu Cantika!!" Cantika sampai terjengkit, terkejut karena tiba tuan saja Bu Laura sudah ada disampingnya dan memanggil dia cukup keras.
" Eh! Bu Laura!" Dia menoleh kearah rekannya yang sudah berdiri tepat disampingnya.
" Saya sudah manggil ibu dari tadi tapi ibu nggak dengar. Memangnya lagi mikir apa serius sekali Bu Cantika. Sampai tidak mendengar panggilan saya." Celetuk Bu Laura sambil menelisik raut wajah Cantika yang tadi baru saja terkejut.
" Saya.... Tidak ada .Cuma lagi memikirkan mengenai mahasiswa aja kok Bu." Tidak seratus persen berbohong karena tadi yang dia pikirkan adalah Saka dan status pria itu saat ini adalah mahasiswa nya, hanya saja tidak berkaitan dengan urusan kuliah Saja tentunya.
Bu Laura mengeryit, terlihat jelas tidak percaya tapi tidak bertanya lagi mengenai hal itu melainkan mengatakan hal lain pada Cantika.
" Oh iya saya mencari Bu Cantika karena kira berdua dapat undangan makan siang."
" Undangan lagi?!" Cantika terlihat tidak suka mendengarnya. Meski belum tau siapa yang mengundang mereka,karena dia sedang enggan untuk pergi.Keinginannya saat ini adalah segera pulang lalu mengurung diri dirumah, menikmati me time tanpa siapapun. Mumpung dia masih bisa melakukan hal itu.
Sebelum Saka kembali dari luar kota dua hari lagi. karena meski pria itu bilang akan memberi dia waktu berpikir selama satu Minggu, tapi begitu Saka kembali dari luar kota pria itu pasti langsung menemuinya dan mengusulkan dia lagi.
Tadi Saka, sebelum naik pesawat Saka masih sempat mengirim pesan pesan mengganggunya dan untung saja itu hanya pesan, jadi Cantika masih bisa menahan diri ketika membacanya.
" Kenapa? Bu Cantika ada urusan?"Tanya Bu Laura yang dibalas gelengan oleh Cantika.
" Syukurlah kalau nggak ada, karena ini undangan makan siang dari Bu Ailin Samudra Bu Cantika."
Seketika Cantika terhenyak mendengarnya. Jujur dia benar benar sangat terkejut mendapatkan undangan itu. Dia tidak menyangka kalau pertemuan lagi dengan istri ayah Saka akan secepat ini.Bahkan perempuan itu secara pribadi mengundang dia dan Bu Laura, ini benar benar....kejutan yang luar biasa melihat selama ini mereka tidak pernah berinteraksi sama sekali, lalu tiba tiba saja diajak bertemu untuk makan siang.
Sebab Cantika yakin itu bukan sekedar undangan makan siang biasa.
Dia merasa gamang dan setengah bisa menduga kalau tujuan istri ayah Saka itu mengundang dia dan Bu Laura begini pasti ada hubungannya dengan Saka, monolog Cantika.
" Boleh Bu Laura saja yang datang.Saya nggak usah."Pinta Cantika yang langsung dibalas gelengan oleh Bu Laura.
" Nggak bisa Bu Cantika! Kita harus datang berdua karena ini undangan untuk kira bukan saya saja. Jadi,jangan melarikan diri begitu!" Protes Laura menegaskan membuat Cantika seperti terjebak.
" Ibu tadi juga bilang sekarang nggak punya acara kan. Jadi, ayo kita pergi aja. Selain itu supir keluarga Samudra juga sudah ada ditempat parkir siap mengantar kita bertemu Bu Ailin Samudra.
Sudah tidak ada cara untuk menolak. Dia sudah mati kartu dan sepertinya memang terpaksa harus pergi bersama Bu Laura untuk bertemu Bu Ailin.
" Hanya makan siang saja kan?" Tanya doa dengan nada terpaksa kepada Bu Laura.
" Aku rasa iya." Meski tidak yakin, tapi sepertinya Bu Laura juga berharap undangan itu batal saja seperti yang diinginkan oleh Cantika , sebab makan siang bersama perempuan sekelas Ailin Samudra pasti akan terasa canggung sekali untuk mereka berdua.