Hallo Bu Dosen.
" Halo Bu! Dosen....Apa khabar?"
Cantika Adiaswari hanya bisa terpaku ditempatnya, saat mendengar sapaan yang di lontarkan oleh Mahasiswa pindahan itu padanya.
Apa khabar. Bukan perkenalan nama atau data diri selayaknya mahasiswa baru lainnya, menandakan kalau pria dihadapannya ini jelas ingat dengan dirinya, membuat Cantika hanya bisa memaki dalam hati menyadari hal itu.
Untung saja saat itu mereka berdua sedang di depan kelas, dengan sekitar 40 mahasiswa menatap kearah mereka berdua penasaran. Hingga membuat Cantika bisa menutupi ekspresi syoknya barusan,lalu dengan suara dingin serta sikap pura pura tidak mengenali pria muda didepannya, dia membalas sapaan itu.
" Baik. Karena sekarang kelas sudah hampir dimulai, silahkan kamu duduk dikursi seperti yang lain.Supaya saya bisa segera memulai materi hari ini."
Cantika sempat berpikir kalau pria muda itu akan menolak perintahnya dan bersikap kurang ajar, dengan mengatakan sesuatu yang akan membuat emosinya tersulut. Tapi ternyata dia salah. Alih alih melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, pria muda itu malah mengangguk lalu berjalan ke kursi yang masih kosong dan duduk disana, seperti mahasiswa lain.
Sepanjang dia menyampaikan materi perkuliahan, pria muda itu memang tidak melontarkan celetukan apapun padanya seperti diawal pertemuan mereka lagi tadi. Tapi dari ekor matanya Cantika bisa melihat kalau sedetik pun pria itu tidak pernah melepaskan tatapan nya dari dia dan jujur saja itu membuat dia merasa gelisah bahkan tanpa sadar sampai mengeluarkan keringat dingin meski ruangan kelai itu ber AC.
2 jam perkuliahan, terasa sangat lama kali ini bagi nya, ingin sekali dia menghentikan penyampaian materi perkuliahan sebelum selesai. Tapi sekuat tenaga ditahannya, demi mempertahankan imej dosen perfek yang selama ini melekat padanya.
Saat jam perkuliahan berakhir, untuk pertama kalinya selama dia menjadi dosen disana Cantika tanpa sadar menarik nafas lega dan saking terburu buru nya ingin keluar, dia sampai melupakan sesi tanya jawab yang biasa dia lakukan diakhir penyampaian materi.
" Baiklah perkuliahan hari ini sampai disini, sampai jumpa lagi minggu depan di jam dan..."
" Maaf Bu! Apa saya boleh bertanya?!"
Biasanya dia akan sangat senang kalau ada salah satu mahasiswa nya bertanya diakhir dia menyampaikan materi, tapi untuk kali ini saat mendengar ada yang ingin bertanya.Lagi lagi dia menarik nafas berat. Karena orang yang barusan mengangkat tangannya ingin mengajukan pertanyaan padanya, adalah....
" Ya....Saka. Silahkan, mau bertanya apa?"
Cantika membalas tanpa semangat, keinginan pria muda itu.
" Saya ingin bertanya, yang pertama ibu kok tau nama saya. Bukannya sejak tadi saya belum menyebutkan siapa nama saya."
Brengsek! Ingin sekali Cantika melontarkan makian itu juga membekap mulut lancang pria muda tersebut, karena sudah berani membuat dia malu hanya karena keteledoran kecil yang tidak sengaja dia lakukan barusan, dengan mengucapkan nama yang sebenarnya memang tidak pernah dia lupakan. Sejak mereka menghabiskan satu Minggu gila di Cappadocia, setengah tahun lalu.
" E...itu.. Saya tahu dari pihak jurusan. Tadi pagi sebelum saya masuk kelas mereka sudah memberitahu saya, kalau hari ini akan ada mahasiswa pindahan tingkat 5 yang masuk kelas saya."
Itu kebohongan sempurna yang tidak akan bisa dibantah oleh pria muda itu maupun seluruh mahasiswa nya yang ada diruangan itu, kecuali mereka datang ke pihak jurusan dan mengatakan soal kebenaran ucapannya ini. Tapi Cantika tau satupun dari mereka tidak mungkin ada yang mau melakukan hal sepele itu.
" Oh. begitu."
" Ya. Lalu apa ada lagi? Kalau tidak ada, maka akan saya akhiri kelas ini dan ..."
" Boleh saya minta nomor telpon ibu?"
Kali ini Cantika tidak bisa tidak ternganga, mendengar permintaan yang diajukan pria itu pada nya. Dan sontak saja saat itu seluruh ruangan menjadi gaduh dengan berbagai celotehan dan sorakan yang tentu saja ditujukan pada dia serta pria muda itu.
Sejak dia kembali dari Cappadocia, hal pertama yang dia lakukan saat itu memang memblokir nomor telpon pria muda itu sebagai tanda hubungan mereka sudah berakhir.
Sebab sedikit pun dia tidak terpikirkan kalau suatu saat, teman kencan kilatnya selama liburan akan ditemuinya lagi sebagai mahasiswa nya.
Saat pertama kali berkenalan dengan Saka Samudra, dia tau kalau pria itu memang beberapa tahun lebih muda darinya. Meski sudah cukup dewasa untuk bisa melakukan hal gila layaknya pria dan perempuan dewasa. Tapi karena ketika mereka berkenalan, Saka mengaku kalau dia saat itu menetap di Cappadocia, bukan di Indonesia.Cantika lalu memutuskan tidak papa bersama pria itu sebentar selama berlibur disana.Tapi ternyata sekarang dia ada disini dan menjadi mahasiswa nya.
Bagaimana Cantika tidak syok ketika tadi melihatnya bahkan jujur dia hampir pingsan karena tidak percaya, pria itu benar benar berdiri didepannya.
" Ibu jangan salah paham. Saya minta nomor telpon ibu, karena saya ingin jadi asisten ibu."
Ruangan kelas semakin riuh mendengar niat pria muda itu.
Asisten dosen mungkin tidak salah. Tapi selama ini, khusus nya dia akan mengambil seorang asisten dari mahasiswa yang sudah jelas dia kenal baik, bukan mahasiswa yang....
Seketika Cantika menatap tajam kearah pria muda itu tang juga menatap dirinya dari kursinya.
" Bagaimana Bu? Bolehkan?"
" Haaaah...." Tanpa sadar Cantika menghela nafas cukup keras, sebelum melontarkan jawaban.
Dia tau kalau saat itu pria muda itu sedang berusaha memancing dirinya, mungkin sengaja ingin mempermalukan dia didepan semua mahasiswa nya saat itu. Jadi , Cantika berpikir dia harus mengambil tindakan pada Saka sebelum pria muda itu melakukan hal gila diruangan itu.
" Kita bicara di kantor saya saja."
Lalu setelah bicara begitu Cantika berdiri dari duduknya, mengucapkan salam pada seluruh mahasiswa diruangan itu dan keluar dari sana. Dengan harapan pria muda itu tidak akan mengikutinya, meski dia tau itu Nonsen!
Karena dari belakang dirinya. Dia bisa dengar suara langkah kaki mengikuti jalannya.
Sebenarnya saat itu dia ingin berbalik dan menghardik keras pada pria muda itu agar menjauhinya, tapi tentu saja dia tidak bisa karena sepertinya sebelum melakukan hal ini pria tersebut sudah merencanakan nya.
Cantika tau sifat pria muda itu memang begitu, sesuai dengan usia nya yang masih belum dewasa.
Saat berada di Cappadocia dia mungkin merasa fine dengan sikap masa bodoh Saka, karena saat itu dirinya memang butuh pria seperti itu untuk membuat dia bisa melupakan Arga, mantan calon suaminya yang brengsek itu.
Tapi sekarang, setelah dia kembali ke kehidupan normalnya sebagai Cantika Adiaswari yang seorang dosen.
Meski mereka bertemu lagi, Cantika harus segera menjauhkan diri dari sosok pria seperti Saka Samudra, karena...tidak ada satupun karakter dan pembawaan pria itu yang bisa dia tolerir, kecuali tubuh atletis nya serta wajah tampan yang perpaduan Indonesia-timur tengah yang kental.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
tiara
mampir thor lanjuut
2024-11-01
0