Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Ghibah
Selama perjalanan pulang kerumah dari supermaket, Astrid mengomel sepanjang jalan dan membuatku merasa diomelin dengan ibu-ibu yang lagi pusing, karena bahan sembako semuanya naik hehehehe...
"Duh As kamu kok dari tadi mengomel terus....ndak capek kah itu mulut?" protesku ke Astrid yang masih misuh-misuh sejak tadi, gara-gara kak Rani yang masih saja cari perkara diparkiran tadi.
"Capek lah Rin, tapi aku masih tidak puas kalo tidak aku bejek- bejek tuh perempuan j*lang yang sok cantik...cantik sih iya tapi obralan lelaki" ngomel Astrid makin panjang
"Istighfar dong Ad biar hati kamu tenang, dan jangan lagi menjelek-jelekkan orang, tidak baik kalo itu benar tapi kalo tidak kan jatuhnya fitnah" jelasku ke Astrid agar dia tidak lagi marah-marah.
"Astagfirullah....tapi aku ndak fitnah lho Rin, ini kenyataan dan bang Farid juga tahu kok karena bukan rahasia umum lagi, yang kasian itu kak Faizal karena dia tahu tapi pura-pura bego" kata Astrid
"Maksudnya pura-pura bego bagaimana As?" sahutku dan jadinya bergosip deh dimobil.
"Waktu itu bang Farid dan kak Faizal mau lakukan razia di hotel, nah pada saat itu mereka berdua melihat si perempuan sok cantik itu masuk kedalam hotel bersama seorang pria sambil berpelukan mesra....mau apa coba ke hotel chek in kalo bukan buat nananina begitu...trus bukan bego namanya Rin kalo sudah tau kelakuan istri tapi malah diam" jelas Astrid
"Mungkin keluarga dia As jadi dia ada acara dihotel itu" aku masih positif thingking menyikapinya, karena bukan aku yang melihatnya hanya berdasarkan cerita Astrid saja.
"Bukan sekali dua kali kedapatan Rin, tapi bang Farid sudah sering sekali lihat dia bersama dengan pria yang berbeda setiap bang farid liat....lagian kenapa kamu seolah-olah membela dia Rin?"gerutu Astrid yang tidak terima kali aku masih tak percaya atas ceritanya.
"membela sih tidak As hanya aku berusaha positive thingking saja karena aku tak melihatnya sendiri hehehe" jawabku
"Jadi kamu tidak percaya sama aku dan bang Farid nih rin?" Astrid menyahut sambil melirikku kesamping karena dia lagi bawa mobil.
" Bukan tidak percaya Astrid, cuman ya aku kan tidak liat langsung jadi aku hanya bisa bilang mungkin saja itu keluarganya....jangan marah dong As kan kamu tau aku bagaimana orangnya" jawabku ke Astrid sambil memegang bahunya.
"Iya deh Arina memang kamu tuh orangnya polos dan lugu dari dulu tidak akan pernah percaya tanpa lihat sendiri" jelas Astrid sambil mengerucutkan mulutnya.
"Eh kenapa tuh mulut jadi kayak mulut ikan begitu As....hehehehe" aku menggoda Astrid agar dia tidak marah lagi dan mengingat lagi kejadian tadi didalam supermarket dan diparkirannya.
"Tapi awalnya bagaimana sih kamu bisa bertengkar dengan kak Rani As" tanyaku padahal aku sudah berusaha agar Astrid lupa masalah itu, tapi aku juga kepo awal mula kejadiannya hehehehe.
Flashback on
Astrid lagi asyik memilih - milih makanan ringan yang akan dia beli untuk menemaninya nonton drakor kesayangannya, pada saat Astrid ingin mengambil keripik singkong tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya dari belakang, sehingga makanan ringan lainnya yang dekat dengan keripik singkong yang mau diambil astrid sebagian jatuh kelantai, karena badan astrid terdorong hingga merapat ke rak tersebut.
Akhirnya Astrid memungut dulu semua barang yang jatuh kelantai untuk disimpan kembali ke rak nya lalu dia berdiri dan berbalik untuk melihat siapa yang menabraknya.
"Ohhh ternyata kamu ya yang menabrak aku...emang kamu tidak liat ya kalo ada orang disini, secara aku ini keliatan ya karena aku bukan type body kurus kering" jelas Astrid ke orang yang menabraknya
"Eeh sadar diri juga ya kalo kamu itu berbadan gede hahahaha....kan kamu tuh yang hasut- hasut ke suami aku kan untuk ceraikan aku biar kamu bisa sama dia ya" jawab orang tersebut sambil mentertawai Astrid
"Apa kamu bilang? aku berbadan gede....woiii mata kamu itu butuh kacamata biar bisa bedakan badan gede sama badan yang porposional dan bohay kayak badan ku, dibanding badan kamu yang tinggi kurus seperti tiang listrik yang berjalan,....apa rasa nya tuh dengan badan begitu, dan apa kamu bilang aku hasut suami kamu buat dapatkan dia? tidak waras kali aku mau dapat bekas kamu....kayak tidak ada lelaki lain yang lebih baik dan tidak bego kayak suami kamu" balas Astrid ke wanita yang jadi teman bertengkar dia tadi disupermaket yang tak lain adalah kak Rani
" kurang ajar ya kamu....berani kamu sama aku ...perempuan tak laku alias perawan tua" teriak kak Rani
"Mendingan aku dibanding kamu perempuan bersuami tapi di obral dan dipake sana sini dengan pria berbeda weee" teriak Astrid tak mau kalah.
Dan perang mulut pun tak terelakkan seandainya Arina tidak segera datang.
Flashback off
"Ya begitulah Rin, awal mulanya sampe aku mau smackdown perempuan sok cantik itu tadi, seandainya kamu tidak menarik aku kedepan" emosi Astrid naik lagi...
Hufftt...menyesal juga aku menanyakan awal mula kejadiannya sampe ada kejadian seperti tadi disupermaket, tapi aku penasaran juga jadinya bertanyalah diriku.
"Tapi kan semuanya tidak benar kan As, jadi kamu ndak usah pikirkan apa yang dikatakan kak Rani anggap saja itu angin lalu" bujuk ku ke Astrid
"Ya iyalah tidak benar ARINA KHUMAIRA PUTRI, emang aku bego mau dapatkan bekas perempuan yang sudah dipake sana sini, yang ada penyakit yang kudapat....ihhhh takut deh aku" jelas Astrid panjang lebar
"Ya semoga sih kak Rani cepat diberi kesadaran agar tidak lagi seperti itu, karena kasian kak Fai nya yang terima imbasnya jika memang mereka masih bersama" harapku
"Cieeee yang lagi belain dan perhatian ke mantan terindah...klo kak Faizal dengar bisa terbang dia Rin" ejek Astrid ke aku karena aku masih kasian kepada kak Fai.
"Bukan perhatian Astrid tapi sekedar kasihan saja, karena pada dasarnya kak Fai orangnya baik, cuma tidak bisa tegas dan mempertahankan apa yang memang menjadi haknya, dan dia lebih banyak mengalah sih orangnya" jelasku sambil mengingat kembali semua kebaikan kak Fai maupun rasa sakit yang sudah diberikan oleh orang tua kak Fai.
"Iya deh bu ustadzah Arina" jawab astrid sambil tertawa
Perjalanan kami pulang kerumah jadinya tak terasa, karena cerita Astrid tentang kejadian tadi, dan ujung-ujungnya ghibah juga aku dan Astrid jadinya karena ceritanya sudah melebar sampe kemasalah rumah tangga kak Fai.
Ampunilah dosa hamba Ya Allah yang sudah melakukan dosa kali ini dengan melakukan ghibah.....
Orangtua Afni malu dgn kelakuan anaknya
selamatkan Willy ya thor