Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Maid 22
Setelah menyetel setting treadmill, Kal turun dari treadmill dan ia berlatih angkat besi yang pas ada di sebelah Zenvia.
Zenvia berlari pelan beberapa menit hingga kemudian Kal menambah kecepatan larinya dengan memencet tombol treadmill.
"Lanjutkan," kata Kal-El.
Zenvia kembali berlari sedikit cepat dan kini dia mulai terbiasa dengan hal ini.
Ini membuat tubuhnya lebih bugar dan pikirannya tenang. Ya, dia baru menyadari bahwa olahraga tak hanya membuat dirinya sehat secara fisik tapi juga jasmaninya.
Zenvia tampak fokus menghadap ke depan di mana terlihat langit biru di depannya yang terlihat indah di matanya.
Peluhnya sudah memenuhi seluruh tubuhnya dan ia tampak mengusap peluh yang sudah mengumpul di keningnya.
TIT TIT TIT ...
Kal mematikan treadmill itu dan Zenvia mulai melangkah pelan hingga akhirnya berhenti.
"Kemarilah," ucap Kal yang menuju ke arah lemari dan mengambil sarung tinju.
Kal memakaikan gulungan kain di tangan Zenvia sebelum memakai sarung tinju.
Zenvia hanya melihat ke arah tangannya sampai Kal selesai memasangkan sarung tinju itu.
Kal memakai punch mitt di tangannya dan kemudian ke tengah ruangan yang di atasnya ada matras.
"Pukul busa di tanganku ini seperti kau memukul samsak tadi pagi," ucap Kal.
Zenvia mengangguk dan kemudian memukul tengan punch mitt itu.
"Tambah kekuatasnmu," ucap Kal.
Zenvia memukulnya dengan sekuat tenaga.
"Good," ucap Kal tersenyum dan Zenvia mengeluarkan emosinya dengan memukul punch mitt cukup keras bertubi tubi.
Dan mereka pun menyelesaikan latihan itu setelah cukup lama berlatih.
Setelah latihan, Zenvia langsung memasak karena kini dia benar benar lapar.
Kal membuat jus buah dan Zenvia memasak makan malam mereka.2
"Biarkan di sana. Aku akan mencucinya," kata Zenvia ketika Kal akan melepas mesin juicer yang baru saja dipakainya.
"Oke," jawab Kal dia berdiri samping Zenvia sambil membawa segelas jus buah di tangan kanannya.
"Minumlah," kata Kal membawa jus itu ke depan mulut Zenvia.
"Buka mulutmu," lanjut Kal.
Tangan Zenvia masih basah karena menumbuk kentang dan menatanya di loyang.
"Aku akan membuatnya sendiri nanti," kata Zenvia.
"Jus ini banyak dan aku memang membuat ini untukmu juga. Buka mulutmu," kata Kal.
Zenvia dengan enggan membuka mulutnya dan Kal meminumkan jus itu pada Zenvia.
Zenvia berhenti minum setelah jus itu berkurang setengah gelas.
"Thank you," kata Zenvia dan Kal mengusap bibir Zenvia karena ada sisa jus di pinggir bibirnya.
Zenvia meneguk salivanya dan sedikit memundurkan langkahnya.
Kal hanya tersenyum melihat sikap canggung Zenvia.
"Setelah makan malam, ikut aku," kata Kal.
"A-aku sangat lelah," jawab Zenvia.
"Kau hanya duduk saja dan tak melakukan apa pun nanti," kata Kal.
Zenvia tak menjawab karena apa pun yang dikatakannya tak akan membuat Kal mengubah keputusannya.
Seperti biasa, mereka makan malam tanpa ada obrolan sama sekali.
Dan Kal sangat gemas pada wanita cantik di depannya itu karena sikap dinginnya yang sama sekali tak mencair.
Jika wanita lain, mungkin akan memanfaatkan moment ini untuk menggoda Kal dan masuk perangkapnya.
Tapi berbeda dengan Zenvia yang sepertinya tam tertarik sama sekali pada Kal. Itu lah mengapa Kal sering menggodanya dan ingin tahu reaksinya.
Setelah makan malam selesai, Zenvia membersihkan tubuhnya dan bersiap pergi bersama Kal lagi.
Sebenarnya dia ingin istirahat tapi ia tak bisa menolak perintah Kal karena perintah Kal adalah mutlak sebagai syarat bagi Zenvia untuk tinggal di penthouse itu.