Ling mei, seorang Mutan yang berkekuatan tipe kayu dan tipe air. Namum Ling mei di perbudak oleh organisasi Hitam untuk melakukan kejahatan, dan memperluas Organisasi tersebut. Suatu hari Ling mei di beri tugas untuk menculik anak kecil untuk di jadikan mutan yang lebih kuat dari dirinya, tetapi Ling mei menentang tugas itu, Karna Ling mei tidak tega melihat anak kecil itu di teliti atau di siksa dengan obat-obatan yang menyakitkan. Ling mei disiksa karena menentang keras perkataan ketua organisasi, tidak di beri makan beberapa hari, di siksa dengan ramuan yang menyakitkan. Mungkin? Kalian berpikir kenapa Ling mei tidak melarikan diri! Karna Ling mei sudah terbiasa merasakan hal seperti ini . Ling mei sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, Ling mei hanya pasrah dan menunggu kematian.
Ling mei berpikir, Jika dia di beri kesempatan hidup lagi, Ling mei hanya ingin hidup dengan damai..
Apakah keinginan Ling mei Terkabul...???
Nyatanya tidak ada hidup yang damai di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HWM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18. Menghasilkan uang
"Ling Mei, gingseng milikmu ini sangat bagus. Bagaimana kalau aku membelinya dua ratus tael perak?"
Dun Ming berbicara lebih dulu, dan Tuan Fu di samping menggelengkan kepala. Mengetahui bahwa dia pasti menang! dan harga dua ratus tael perak tidaklah murah.
"Ling Mei tersenyum memandang Dun Ming, dan mengangguk puas."
Dia tahu bahwa harga gingseng ini tidak murah, tetapi harga yang diberikan lebih tinggi dari orang lain.
Dun Ming tahu bahwa Ling Mei menyetujui harganya. Jadi dia tersenyum dan berkata," Terima kasih!"
Ling Mei, ini uang dua ratus tael peraknya. Apakah mau ditukar menjadi uang pecahan? Tanya Dun Ming. Ling Mei tidak menolak dan mengangguk sambil mengulurkan tangannya untuk mengambilnya.
" Ling Mei, aku tidak tahu apakah kamu masih punya gingseng lain, tidak masalah jika tidak sama!"
Tuan Fu mau tidak mau bertanya," gingseng yang dimiliki Ling Mei dapat dianggap yang terbaik. Ini lebih baik dari pada gingseng yang tak terhitung jumlahnya yang pernah dilihatnya. Dia Menginginkannya juga, meskipun umurnya beberapa tahun, tidak masalah.
Ling Mei menggelengkan kepalanya. Meskipun dia masih memiliki beberapa gingseng di pengunungan dan sudah cukup tua, dia tidak bisa mengambilnya sembarangan. Itu akan membuat orang lain curiga.
Tuan Fu mengangguk dengan sedikit kecewa, " kalau begitu, jika Ling Mei menemukan gingseng lagi. Pikirkan orang tua ini!" Ling Mei tersenyum dan menjawab, "Oke!"
" Tuan Fu orang yang baik untuk diajak bekerja sama!!!"
Kemudian Ling Mei mengucapkan selamat tinggal kepada Tuan Fu dan Dun Ming. Mengangguk kepada Bingwen lalu pergi. Dia berencana untuk membeli biji buah-buahan, biji sayuran dan bumbu dapur.
Ling Mei menyimpan uang ke ruang penyimpanannya. Dia hanya menyisakan uang pecahan untuk belanja. Tiba-tiba perutnya keroncongan karena lapar. Lalu dia pergi ke toko roti daging dan membeli dua dengan harga dua sen. Ling Mei memakan roti untuk menahan rasa laparnya dan rasanya lumayan enak. Meskipun di ruangannya banyak makanan, Ling Mei ingin mencoba makanan di sini.
" Setelah selesai membeli yang dia perlukan, Ling Mei segera kembali ke gerobak sapi".
Masih dengan orang yang sama, dan mereka berangkat setelah semua orang tiba.
Setelah Ling Mei naik ke gerobak sapi, bibi Chen menghampiri dan berkata: " Menantu Yang apa yang kamu beli dari pasar?" saat bibi Chen berbicara, dia melirik keranjang dan melihat kedalam. Tetapi hanya ada bungkusan kain yang terlihat kecil.
Ling Mei tidak bereaksi sama sekali, jadi bibi Chen memandangnya dengan heran. Ketika bibi Chen melihat bungkusan kain itu, dia mengulurkan tangannya dan ingin menyentuhnya. Ling Mei bereaksi tepat waktu, mengulurkan tangannya dan memukul tangan bibi Chen dengan pelan. Lalu dia berkata, " bibi Chen ini hanya biji buah-buahan dan biji sayuran, apa yang ingin bibi Chen lakukan?"
"Hei" apa yang akan di makan keluargamu? Bagaimana kamu bisa hanya membeli biji-bijian ini? Ling Mei memutar bola matanya saat mendengar bibi Chen bicara. Kenapa kamu begitu peduli dengan makanan keluargaku? gumam Ling Mei dalam hatinya.
Wajah Ling Mei tenang, tidak memperdulikan ocehan bibi Chen.
Melihat itu, bibi Chen berkata dengan manis: "kita semua berasal dari desa yang sama dan sesama penduduk desa harus saling peduli."
Ling Mei mencibir:" bibi Chen, jika saya ingat dengan benar, ada keponakanmu yang sakit karena kelaparan. Mengapa bibi Chen tidak membantunya? Bibi Chen hanya buang muka dan lalu pergi!"
biarpun AQ jarang komen tapi tetap baca .... nanti tak kasih kopi.....😁😁😁
tetap semangat Thor d tunggu up selanjutnya 🥳🥳🥳🥳🥳🎂🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰🍰🎇🎇🎇🎇
*Barakallahu fii umrik*
_(Umur yg panjang)_
*Barakallahu fii afiat*
_(Selalu diberi kesehatan)_
*Barakallahu fii rizki*
_(Rizky yg berlimpah)_
*Barakallahu fiddunya wal akhirah*
_(Selamat di Dunnia & Akhirat)_
Aamiin yaa Robbal alamiin
semangat,,,