“Ah. Jangan tuan. Lepaskan saya. Ahhh.”
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman.”
Jasmine Putri gadis kampung yang berkerja di rumah milyarder untuk membiayai kuliahnya.
Naas, ia ternoda, terjebak satu malam panas bersama anak majikannya. Hingga berakhir dengan pernikahan bersama Devan anak majikan tampannya.
Ini gila. Niat kuliah di kota malah terikat dengan milyarder tampan. Apakah Jasmine harus bahagia?
“Aku tidak akan pernah menerima pernikahan ini,” tekan Devan frustasi menikah dengan pelayan.
“Aku harus menemukan dia.” Kenang Devan tentang gadis misterius yang menyelamatkan tiga tahun lalu membuatnya merasa berhutang nyawa.
Bagaimana pernikahan Jasmine dengan Devan anak majikannya yang dingin dan jutek namun super tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jawaban
Jasmine berada di kamar masih melakukan siaran live streaming. Setelah mengucapkan syarat wajib jika ingin dia menjawab pertanyaan dari emak-emak kepo tentang hubungannya dengan Nathan.
“Bagaimana emak-emak. Pada mau dengar jawaban ngak ini? Tapi pesan dulu ya 20 lusin kotak makan Mimin sama 20 lusin baskom.”
“Ya Min. Pakai pesan segala lagi.”
“Min banyak banget. Masing-masing lima saja.”
“Ahh. Mimin bikin ngak bisa tidur.”
“Ayolah Min. Pelit amat.”
Jasmine mengulum senyum lucu, dia telah membuat pengikut livenya di dera rasa penasaran setengah mati, namun Jasmine tahu tak mungkin emak-mak kepo itu akan mengeluarkan uang lebih hanya untuk mendengar hubungannya dengan Nathan. Oh sepenting itu kah dia?
Jasmine kembali mempromosikan barang-barang perabotan.
“Ya kalau penasaran banget sama jawabanya pesan baskom Mimin mak. Siapa tahu bisa di pake nerawang kaya baskom dukun,” canda Jasmine.
“Astaga jangan ya mak. Itu syirik, dosa. Kalau percaya sama baskom dukun,” ralat Jasmine.
Jasmine terus menatap layar ponselnya. Uhg, gemas sekali dia membaca komentar para penonton. Tak terima.
Jasmine membaca satu persatu komentar hingga ada satu membuat Jasmine membeliak terkejut.
Oh astaga tidak mungkin. Ini gila. Perempuan cantik ini menelan salivanya kelat. Ia tidak menyangka akan sebuah pesanan yang ia baca.
“Pesan semuanya 50 lusin.”
“De ... Deva ...” gelagapan Jasmine. Sebenarnya ia hanya iseng mengatakan syarat itu. Mengapa benar-benar ada yang pesan. Ucapan Luna benar adanya nama Nathan Wang memang bernilai jual.
Jasmine terdiam sejenak, meneliti. Ia ingat akun ini. Akun yang pernah memesan banyak barang beberapa hari yang lalu. Sekarang memesan banyak lagi.
“Mak Deva benar-benar pesan barang Mimin nih?” tanya Jasmine memastikan. Ya semua akun yang masuk akan di panggil mak oleh Jasmine.
“Uangnya sudah di transfer. Cepat jawab!”
Wah ... ini benar-benar gila. Dia penggemar koko Nathan garis keras, decak kagum Jasmine di dalam hati bagaimana tidak hanya ingin tahu hubungan Nathan sampai harus memesan banyak barang.
“Oke karena sudah pesan Mimin jawab, sesuai janji Mimin. Koko Nathan itu lelaki yang sangat baik. Selama di kota Koko Nathan suka bantu Mimin. Pokoknya komposisi calon imam idaman,” Jelas Jasmine memuji kebaikan pemuda itu sembari senyuman mengembang dari bibirnya.
“Cepat jawab! Ya atau tidak!”
“Ya elah mak Deva ngebet banget nih, mau dengar jawabannya, mau jadiin koko Nathan jadi mantunya ya!” tebak Jasmine. Ya karena sebagian besar penontonya ibu-ibu.
“Iya Mimin jawab. Mimin dengan koko Nathan itu hanya sebatas teman. Sekaligus bos Mimin. Jadi Mimin ngak pacaran dengan koko Nathan,” jelas Jasmine.
“Sudah di jawab yah mak Deva.”
Jasmine telah menghilangkan rasa penasaran akan hubungannya dengan pemuda tampan berwajah oriental itu.
Sementara itu di sebuah kamar. Terlihat seorang pemuda dengan ponsel di tangan menarik senyum lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putih ratanya. Semua perasaan resah, gelisah takut yang ia rasakan sejak tadi menghimpit hatinya seolah menguap. Bak bongkahan batu menindihnya sekarang telah lenyap. Berganti dengan jutaan kembang api yang meledak-ledak.
Ya pemuda itu adalah Devan dia baru saja mendengar jawaban tentang hubungan Jasmine dengan Nathan.
“Ternyata mereka bukan sepasang kekasih,” batin Devan.
Devan menarik napas lega lalu membaringkan tubuhnya kembali ke kasur setelah, tersenyum melihat ponselnya.
Devan akan meninggalkan live Jasmine, dia sudah mendengar apa yang dia inginkan namun sebuah pertanyaan terbaca membuatnya kembali tertahan.
“Mimin suka sama Koko Nathan nggak?”
"Mimin baper ngak sama koko Nathan?"
Devan mengerutkan alisnya. Terlihat berpikir keras. Ya bagaimana dengan perasaan perempuan itu? Apa benar Jasmine tidak memiliki perasaan pada Nathan Wang? Siapa perempuan tidak jatuh pada pesona Nathan. Benar jangan-jangan perempuan itu menyimpan perasaan terpendam pada Nathan, tidak mungkin kan dia tidak baper selama ini selalu bersama.
Oh. Devan mulai di gelayuti rasa penasaran lagi, hatinya terus bertanya. Apalagi melihat tingkah Jasmine di layar ponsel terlihat tersipu malu bak anak gadis yang sedang di rayu.
Devan menatap layar ponselnya menanti jawaban dari Jasmine.
“Mimin ...” Jasmine tertunduk malu menyelipkan anak rambut ke telingannya. Memuat Devan mendengkus dengan tingkah Jasmine. Uhg, dia sudah sangat penasaran
“Mimin emm... Kalau mau tahu jawabannya ... pesan barang Mimin 30 lusin ....” ujar Jasmine.
Devan tercengang bola matanya seakan ingin keluar.
What. Apa dia sudah gila! pesan lagi.
“Hei. Kenapa dia tidak sekalian menjual ruko Nathan itu,” geram Devan.
Devan membuang ponsel kasar menatap langit-langit kamar.
“Ahh ... Aku bisa gila, kenapa aku peduli dengan perasaannya!” gumam Devan berdecak kesal.
Like, coment
Yelah penasaran mulu, bagus Mim. Cepat kaya dah kalau gini, bayar tuh pegadaian ....
pelabuhan terakhir cinta Nathan Wang