Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan buruk
"Halo ma"
"Liliana sayang,mama sama papa akan pulang ke Indonesia kamu bilangin Bara ya supaya anak itu meluangkan waktunya"
Liliana menarik nafas dalam, seharusnya Ia tidak perlu mengangkat telepon dari ibu mertuanya itu Tapi tidak masalah ini justru hal yang baik jadi aku bisa memberitahu mereka dan menjelaskannya"
"Lily kau masih di sana kan,halo"
"...Ah iya ma nanti aku kasih tau mas Bara"
"Makasih ya sayang kamu memang terbaik,oh iya kamu mau oleh apa-apa dari sini nanti mama belikan"
Liliana tersenyum tipis dan memainkan jemarinya,kedua orang tua Bara begitu baik padanya bahkan tidak menganggapnya sebagai menantu melainkan sebagai putrinya yang di manjakan,meski mereka tinggal di luar negeri di negara Aussie tetapi mereka selalu memberikan perhatian dan sering datang berkunjung,bahkan mereka tidak memaksa untuk secepatnya mendapatkan cucu padahal Bara adalah anak tunggal tetapi mereka tidak memaksakan kehendak mereka yang ingin segera mendapatkan cucu.
Tapi itu tidak akan menjadi alasan untuknya tetap bertahan, keputusannya sudah bulat dan mungkin tidak akan ada yang bisa mengubah keputusannya itu.
"Gak usah ma takut ngerepotin,Lily juga lagi gak pengen apa-apa kok.Mama sama papa datang aja Lily udah senang kok"
"Lily sayang kamu sama sekali gak pernah ngerepotin mama,ya udah mama belikan apa yang mau mama kasih ke kamu aja deh ya pokoknya kamu gak boleh nolak,nanti mama ngambek"
Lily terkekeh kecil dengan nada bicara ibu mertuanya itu terlebih ketika mendengar suara seorang pria yang tak lain adalah ayah mertuanya yang tampak mengejek.
"Ya udah terserah mama aja deh,Lily sekarang lagi ada urusan Lily matikan dulu ya ma"
Dari balik telepon Ibu mertuanya itu menjawab dengan antusias, sehingga saat telepon sudah berputus Ia menghela nafas panjang dan menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur dan memejamkan mata mengingat kembali bagaimana Ia selalu mencari perhatian Bara dan mengemis cinta darinya namun selalu di tolak dan di tatap menjijikkan.
Flashback
Tok...tok...
"Mas Bara aku bawakan susu"
Bara yang sedang berkutat dengan laptopnya menatap sekilas ke arah Liliana yang masuk membawakan susu.
"Aku tidak minum susu"
"Aku tau,tapi mas Bara harus biasakan minum susu biar sehat susu ini aku pilih yang terbaik kok,lagian mas Bara selalu begadang nanti..."
"Bisa kamu diam dan bawa itu keluar,aku bilang aku tidak minum susu kau tidak tuli kan?"
Tekan Bara dengan sorot mata tajam kemudian kembali fokus dengan pekerjaannya tanpa mempedulikan bagaimana perasaan Liliana saat ini.
Liliana menggenggam erat gelas di tangannya,menekan rasa sesak kemudian tersenyum."Ya udah,kalau butuh apa-apa panggil aja ya mas"
Namun apa yang di harapkan dari Bara,Ia hanya mengabaikan seolah tak mendengar ucapan Liliana bahkan sekedar menoleh dan mengangguk pun tidak.
"Apa sesusah itu ya mas sekedar menghargai ku saja, setidaknya sesekali jawab ucapan ku bukan hanya diam saja seolah aku tidak ada"
"Sejak awal aku sudah mengatakan dengan jelas kalau pernikahan ini hanya pernikahan kontrak lalu apa yang kau harapkan?"
Telak Bara kemudian bangkit dari duduknya membawa laptopnya dan dengan wajah dingin dan tampak marah keluar melewati Liliana yang mematung dengan menggenggam gelas berisikan susu di tangannya.
...
Atau saat Liliana yang meminta nafkah batin,ya katakan saja dia bodoh dan murahan tapi apa salah sebagai istri sah meminta nafkah batin.
"Kenapa kau ada di kamar ku?"
"Aku hanya ingin tidur di sini, memangnya salah kalau istri tidur sekamar sama suami?"
"Keluar"
"Tidak,aku mau tidur di sini gak apa-apa kalau mas hilaf hehe"
"Keluar!"
"Aku rela kok mas memberikan hak mu sebagai suami,dan aku juga mau nafkah batin",Liliana tersenyum malu-malu mengatakannya dengan menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya,sungguh sebenernya Ia sangat malu dengan ucapannya sendiri entah bagaimana dengan gilanya Ia berani meminta hal itu.
"Keluar!!!!"
Syok,sungguh Liliana begitu terkejut dan syok dengan reaksi Bara yang begitu marah bahkan sampai berteriak dengan keras sampai menggelegar,bahkan belum sempat Ia bereaksi dan sadar dari keterkejutannya itu tiba-tiba tangan suaminya itu langsung menariknya kasar hingga Ia hampir jatuh dari atas kasur.
Bara berhenti ketika sadar dengan pakaian Liliana saat ini,Ia tidak mengerti kenapa Ia merasa perempuan di depannya itu terlihat seperti wanita murahan dan tidak ada harga dirinya setiap kali mengejarnya dan terang-terangan meminta nafkah batin.
Nyali Liliana yang tadinya menciut kembali ketika Bara memperhatikan dirinya,Ia tersenyum malu dengan wajah merona dan dengan perlahan menutup bagian dadanya karna merasa malu.
Namun selanjutnya Liliana justru di buat syok ketika Bara tiba-tiba pergi dan kembali membawa jaket dan begitu saja langsung memakaikan jaket itu padanya.
"Aku tidak selera,jadi berhenti berpakaian seperti itu di depan ku karena aku tidak akan pernah menyentuh mu sampai kapanpun!"
"Tapi apa salah aku meminta hak ku sebagai istri,ya meskipun kita hanya sebatas nikah kontrak",dengan polosnya Liliana mengatakannya.
Bara terlihat tidak habis fikir dengan kegilaan Liliana yang seperti telah kehilangan urat malunya,"Sampai kapan pun aku tidak sudi menyentuh mu jadi berhenti berharap dan membuat ku jijik!"
Liliana terkejut dan membolakkan matanya,"Jijik apa?aku masih per....",Ia ingin protes namun belum sempat menyelesaikan ucapannya sudah kembali di tarik oleh Bara meski tidak sekasar sebelumnya tetap saja Ia di buang ke luar dan pintu di tutup dengan keras tepat di hadapannya.
"Jangan pernah menginjakkan kaki di kamar ku lagi atau ku patahkan kaki mu!",ancam Bara yang tiba-tiba membuka pintu kemudian kembali menutupnya setelah mengatakannya.
Liliana mendegus,Ia merasa sia-sia sudah berdandan sejak pagi tadi dan rela membeli baju haram itu dari mall hingga begitu malu ketika di lihat orang-orang, ternyata hasilnya nihil.
***
"Permisi tuan"
"Ada apa?"
"Itu tuan,nyonya baru saja menelfon saya katanya nyonya besar dan tuan besar akan datang ke Indonesia besok"
Bara yang tadinya fokus dengan pekerjaannya langsung berhenti dan menatap Bi Inah yang berdiri
"Baiklah,aku akan meluangkan waktu besok"
Bi Inah terkejut, biasanya Bara sangat sulit untuk meluangkan waktu untuk berkumpul-kumpul dengan keluarga dimana ada Liliana-nya, tapi sekarang dia terlihat exited tidak seperti biasanya.
"Lalu dimana Liliana kenapa dia tidak datang?",Bara terlihat tidak seperti biasa.
"Itu tuan,nyonya bilang dia akan datang besok"
Bersambung...
🤭🤔 di lanjut ya Thor 🙏
lanjut Thor 💪😘🤗
harusnya kamu bilang pertemuan mu dengan laura