NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:17.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 4 — Pembuktian

Gara-gara perdebatan tersebut yang berbuntut panjang, akhirnya Jian Wu terpaksa ingin membuktikan pada istrinya bahwa Jian Chen memang sudah ahli dalam ilmu pedang.

Jian Wu mengatakan ia akan menunjukannya saat pelatihannya nanti, ketika Jian Chen sudah sembuh. Nada Jian Wu terkesan percaya diri walau dalam hati ia ragu karena tahu batas asli kemampuan Jian Chen dalam menggunakan pedang.

Sekitar dua hari berlalu, Jian Chen akhirnya bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas,menghirup napas yang dalam dengan tenang. Kini sakit kepalanya sudah hilang sepenuhnya.

Saat siang, Jian Chen disuruh ayahnya untuk berlatih pedang di halaman rumah. Seperti yang ia duga, ibunya sudah ada di sana untuk menonton perkembangan Jian Chen apakah benar seperti yang dikatakan suaminya atau tidak.

“Ran’er, kau akan terkejut bagaimana anakmu berkembang…” Jian Wu melemparkan tongkat kayu pada Jian Chen. Ia sudah memiliki rencana agar Jian Chen bisa terlihat berbakat.

“Oh, aku sudah tidak sabar melihatnya… Tapi ingat, jika perkataan mu bohong kamu sudah janji bahwa Jian Chen boleh masuk ke dunia permasakan?”

Jian Wu tersenyum tipis, ia lebih memilih tidak menjawab perkataan istrinya.

“Chen’er kamu siap?” Jian Wu menoleh ke arah Jian Chen yang dari tadi sudah bersiap mengayun-ngayunkan pedang kayunya.

Jian Chen sebenarnya sedang bernostalgia tentang pedang, di kehidupan sebelumnya Jian Chen adalah seorang pendekar ahli tenaga dalam dan tangan kosong. Dia pernah diajari gurunya berpedang tetapi waktu itu ia tidak tertarik.

Jian Chen memang bukan ahli pedang tetapi setidaknya dia bisa menggunakan pedang pada tahap tertentu.

“Kita akan berlatih seperti pola biasa, Ayah akan menyerangmu secara terus menerus, sedangkan kamu harus menghindar atau menangkis selama serangan Ayah belum berhenti.” Jian Wu menjelaskan cara bermain latihannya.

Jian Chen mengangguk, membungkuk untuk memulai pelatihannya.

Jian Chen masih hafal betul dengan cara latihan ayahnya dulu, dia harus bertahan dari tebasan pedang kayu Jian Wu agar tidak mengenai tubuhnya.

Jian Wu mulai menyerang Jian Chen dengan teknik dasar-dasar pedang, ia melambatkan tempo pedangnya agar Jian Chen bisa bereaksi dengan mudah.

Tanpa kesulitan Jian Chen menghindari serangan itu, ia tidak menangkis melainkan menggerakkan tubuhnya ke samping membiarkan tebasan pedang kayu itu mengenai udara kosong. Bahkan kaki Jian Chen tidak harus bergeser untuk menghindarinya.

Jian Wu tersenyum puas, Jian Chen bisa menghindari serangannya dengan begitu baik. Disela menyerang ia melirik istrinya yang ternyata wajahnya biasa saja, wajah Jian Wu memburuk, sepertinya pelatihan ini terlalu ringan hingga istrinya tidak bereaksi.

Tidak ada pilihan lain selain Jian Wu menaikan tempo kecepatan pedangnya. Untungnya walau levelnya dinaikan Jian Chen masih bisa menghindar dengan tepat.

Jian Wu sedikit menyipitkan mata, rasa-rasanya Jian Chen menganggap ini memang pelatihan mudah, tapi dirinya sedikit heran karena Jian Chen tidak memilih menangkis pedangnya.

‘Apakah ayunan pedangku masih lambat?’

Jian Wu mengigit bibirnya, alasan dia tidak menyerang lebih dari ini karena takut Jian Chen tidak bisa bertahan tapi disisi lain ia juga khawatir kalau istrinya akan menyadari ada keganjalan dalam pelatihan ini.

Setelah dipikir lebih lanjut akhirnya Jian Wu meningkatkan lagi ayunan pedangnya. Kali ini ia bahkan memasukan teknik pedang didalamnya.

Jian Chen tersenyum tipis, ia menggeser kakinya mundur beberapa langkah, pedang kayu yang ada ditangannya mulai digunakan untuk menangkis ayunan pedang ayahnya.

Alis Jian Wu berkerut, setahunya biasanya setelah ditingkat ini Jian Chen sudah menerima pukulan ditubuhnya tetapi sekarang hanya pedangnya yang baru digunakan, hal ini membuat ia terheran-heran dengan kemampuan Jian Chen.

Untuk memutuskan rasa penasarannya, Jian Wu sedikit serius dan menghujani Jian Chen dengan beberapa serangan yang lebih sulit.

Mulut Jian Ran terbuka lebar mendapati begitu mudahnya anaknya bisa menghindari, walaupun pedangnya digunakan menangkis tetapi itu adalah wajar dari pertarungan pedang.

Dilihat lebih teliti, Jian Chen menangkis pedang Jian Wu seolah mengetahui serangannya, seolah dia tahu kemana Jian Wu akan menyerang dan Jian Chen sudah menunggu serangan itu datang.

Setelah beberapa kali serangan, Jian Wu memberikan jeda pada Jian Chen untuk mengambil nafas terlebih dahulu.

Ekspresi Jian Wu tidak sebaik yang dilihat, pikirannya berkecamuk memikirkan kemampuan Jian Chen yang meningkat drastis. Masalahnya saat terakhir dirinya berlatih Jian Chen tidak sehebat ini.

Jian Wu bergerak lagi melakukan tebasan demi tebasan dan kali ini lebih serius tetapi Jian Chen masih bisa menangkis atau menghindarinya hingga akhirnya ia bisa selamat tanpa ada pedang yang mengenai tubuhnya.

Keringat membanjiri tubuh Jian Chen dengan nafas yang sudah terengah-engah, tenaganya sudah terkuras habis untuk menangkis serangan ayahnya.

Jian Chen tersenyum lebar, ia senang sekali berhasil melewatinya. Kecepatan pedang Jian Wu memang cepat tetapi dimata Jian Chen itu masih ditangkap oleh matanya.

Pada awalnya Jian Chen memiliki refleks yang luar biasa di kehidupan sebelumnya karena memiliki pengalaman bertarung yang banyak, sehingga dia dengan mudah menangkis atau menghindari pedang ayahnya.

Selain itu juga, Jian Chen sudah hapal bagaimana serangan ayahnya, bagaimana niat, tujuan, arahan, dari ayunan pedang Jian Wu. Jian Chen sudah menebak pergerakan ayahnya jauh sebelum Jian Wu mulai bergerak.

Jian Ran yang sedari tadi duduk menonton di teras rumah tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tentu saja karena terkejut Jian Chen ternyata juga berbakat di bidang pedang.

“Chen’er, Ibu tidak tahu kamu bisa segesit itu menangkis dari teknik pedang ayahmu tanpa terluka. Jika itu Ibu sekalipun mungkin sudah ada beberapa pukulan yang mengenai tubuh.” Jian Ran memegang kedua bahu Jian Chen, wajahnya terlihat sangat senang.

“Aku cuma belajar dari ayah, Ibu…” Jian Chen tersenyum.

Jian Ran kemudian menoleh pada suaminya, yang ditoleh malah menyilang kan tangan di dada, memamerkan senyum kemenangan.

“Sekarang, apakah kamu percaya kemampuan anak kita, Ran’er?” Tanya Jian Wu mengejek.

Jian Ran mengangguk, mendekati suaminya. “Aku percaya suamiku, maaf telah salah sangka, kamu hebat telah mendidiknya sehebat ini.”

“Tentu saja, seorang ayah yang hebat akan melahirkan anak yang hebat pula.” Senyuman Jian Wu melebar.

Jian Ran terkekeh kecil tetapi teringat sesuatu yang membuatnya berubah sedih seketika. “Hanya saja… Kemampuan Chen’er masih belum cukup menjadi seorang pendekar, ia bahkan belum membuka Gerbang Kultivasi dalam tubuhnya?”

Jian Wu menggaruk kepalanya, baru saja ia senang karena begitu terkejut anaknya bisa seberbakat ini secara tiba-tiba. Tetapi perkataan istrinya benar, walau sudah 12 tahun Jian Chen belum bisa membuka Gerbang Kultivasi pada tubuhnya.

1
abu fadhilah
Perjalanan Jian Chen masih sangat panjang, menghadapi serangan Kekasiaran Feniks, mengungkap jati dirinya, menemukan kedua Orang Tuanya, membantu Lily utk bebas dari belenggu Kristal Hijau yg ada dalam Dantian Jian Chen, & masih banyak lagi hal² yg belum terungkap, termasuk jati diri wanita yg menuntut utk dinikahi Jian Chen karna menganggap Jian Chen telah mengintipnya sa'at ia sedang mandi di Danau Air Suci.

Ditunggu Seson 2 nya Thor.
TETAP SEMANGAT & SUKSES SELALU.
abu fadhilah
Apa aku salah baca ya?! di Chapter yg lalu klo tdk salah, MC sudah di ranah Cahaya Emas karna simpul tenaga dalam yg dimiliki MC sudah mencapai 400 lingkaran lebih (waktu berlatih di dalam hutan sa'at mengikuti kompetisi) sedangkan utk tingkat Cahaya Besi & Baja dibawah 200 simpul lingkaran tenaga dalam.
abu fadhilah
Sedikit menarik, dalam Novel ini yg di-isi bukan Dantian (pusat penyimpanan energi, QI, CI atau Tenaga Dalam), tapi yg di-isi Meridian (yg notabene adalah semacam saluran utk menyalurkan Energi ke titik yg di-inginkan).
Pujianto Ajha
Luar biasa
Dadang Eliz
bgtlah seharusx panggilan itu.. bukan saudara ini saudara itu
Dadang Eliz
kultivasinya ditahap apa ya..
Dadang Eliz
ih.. membunuh tampa bulu.. emang kl membunuh pake bulu kayak apa ya..?
Dadang Eliz
gelang pusakax gak diambil jg kah..?
Dadang Eliz
ambil mayatx.. gunakan kulit sebagai bahan armor atau artefak lain.. bahan yg bahkan pedang asura sulit menembusx kan bagus bgt buat artefak atau pusaka
Dadang Eliz
emang mall atau super market.. ada-ada za
Dadang Eliz
lha kan ada pedang2 yg lain.. mengapa harus gak pake padang
Dadang Eliz
semangat thor.. smg sehat sll..
Dadang Eliz
tp setidakx.. prajurit itu bisa berguna untuk menertipkan suasana..masak iya satu org menangani semua itu..
Dadang Eliz
pakai za element es.. buat semua org beku seketika..
Dadang Eliz
ya bgt lah kl MC bego.. buang tenaga menghadapi kroco2.. cb fokus membabat pentolanx.. kan lebih santai jadix..
Dadang Eliz
knp bukan yg alam raja dl bunuh.. kan kl dah takut.. jd lebih mudah menghadapi..
Dadang Eliz
mulai dr kutivasi masih rendah sampe dah alam dewa.. masih za bgt cara bertarungx..
Dadang Eliz
knp tidak bunuh para pimpinanx za.. tampa pimpinan pasukan besar itu hanya kulut tampa tylang dan daging.. ngapain menyerang semuax..
Dadang Eliz
kan ada matahari kl siang.. ada bulan dan bintang sebagai petunjuk kl malem.. apa lg bs terbang
Dadang Eliz
naaaah.. bgn seharusx tingkat dewa.. i love u lily
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!