Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
G4irah Setelah 10 tahun.
Di dalam kamar Zigga dengan perlahan-lahan membuka kemeja putihnya karena luka lembab di bagian dada harus di obati salep pereda.
Alle terlihat sangat gugup dan kikuk ketika melihat tubuh sang pria yang semakin besar dan berotot. Alle jadi membayangkan malam pertama mereka yang begitu dramatis.
"Hai!" Zigga melambaikan tangannya ke mata Alle yang nampak bengong melihat dada bidangnya.
"Oh, ya ya, aku obati sekarang ya!?" Alle pun dengan gugup mengoleskan salep pereda lebam.
Zigga tersenyum kecil melihat sikap Alle yang panik, di tambah tangannya yang gemetaran.
"Zigga, maafin Alga, aku tidak percaya anak itu berani berbuat kasar seperti ini?" ucap Alle tidak berani menatap Zigga.
"Dia anak yang baik, dia hanya sedikit dendam padaku, jadi ketika ada yang memprovokasi, dia bersemangat untuk ikut adil. Kak Jennifer, tidak ku percaya dia akan menerima kalian secepat ini." Zigga terus menatap wajah Alle yang semakin memerah.
"Kak Jennifer, dia sangat cantik dan baik," ucap Alle memuji.
Zigga memperhatikan Alle terus mengolesi salep di tempat yang sama berulang kali.
"Kamu sudah memberi salep di situ berulang kali?" tegur Zigga membuat Alle pun langsung meletakan salep ke meja dan ia pun langsung berdiri dengan pandangan tertunduk.
"Zigga, aku tidak bisa berlama-lama, aku harus kembali, Alga belum makan, aku harus menyiapkan makanan untuk Alga!" ujar Alle dengan cepat dan panik. Alle benar-benar tidak tahan melihat tubuh seksi prianya. Jantungnya berdegup kencang dan pikirannya tidak karuan.
Ketika Alle akan berjalan keluar tiba-tiba saja Zigga menghalanginya dan berdiri di depannya..
"Zigga? Kamu mau ngapain, aku harus kembali!?" Alle terlihat panik ketika Zigga terus menatapnya tanpa sepatah katapun.
Alle berjalan mundur sedangkan Zigga terus menatapnya tanpa berkata apapun. Kejadian ini mengingatkan memori Alle tentang kejadian 10 tahun lalu di hotel.
Sampai akhirnya Alle terjatuh di atas kasur dan Zigga langsung mengunci pergerakan Alle dengan menindihnya.
Alle tidak dapat bersuara dan ia hanya bisa memejamkan matanya untuk menyembunyikan kepanikannya.
"Kamu tenang saja, Alga sedang jalan-jalan bersama kak Jenni?" ucap Zigga yang terus menatap wajah Alle dengan lekat.
Perlahan-lahan Alle pun membuka matanya. Ia menatap wajah yang semakin tegas dengan rahang yang semampai.
_Bagaimana dia menjadi lebih sempurna seperti ini_
gumam Alle tidak dapat menyembunyikan kekagumannya.
Perlahan, tanpa sadar Alle memegang wajah Zigga yang terlihat sangat mempesona.
Sedangkan Zigga, ia meresapi tangan Alle yang mengelus pipinya dengan lembut. Zigga benar-benar hanyut dalam kenangan lamanya yang membuatnya terpenjara oleh 1 tragedi kenikmatan yang tak terlupakan.
"Kamu tahu, kamu memiliki wajah yang sangat indah, kenapa dulu kamu menyembunyikan wajah ini dengan kaca mata besar dan rambut lurus tak terurus? Aku baru mengenalmu pada malam perpisahan kita, andai aku mengenalmu dari sebelumnya, maka aku akan menjagamu dan tak akan aku biarkan mereka menyakitimu?" Zigga mengutarakan penyesalannya.
Alle menatap Zigga yang kini masih berada di atasnya. Alle tersenyum dan berkata.
"Zigga, ada banyak wanita cantik di sekolah kala itu, dan kamu sama sekali tidak menatap mereka, wajar jika kamu tidak mengenal ku yang hanya seorang kutu buku. Zigga, kamu tahu apa yang membuat aku tidak balas dendam pada Prilliya dan Calista, itu karena aku merasa bersyukur, karena kejadian itu kamu dapat melihat ku dan akhirnya aku memiliki seorang putra darah dagingmu. Awalnya aku gila ketika aku mengetahui jika aku hamil, aku membodohi diriku sendiri karena cinta konyol aku akan kehilangan masa depanku, tetapi, semakin aku maju, aku berfikir jika itulah cinta, dan aku akan mempertahankan cintaku di dalam rahimku. Tidak ada cinta konyol di saat kita tulus, hanya saja terkadang cinta memiliki konsekuensinya tergantung masalah yang didapati."
Alle dengan tulus memaafkan dirinya sendiri dan juga masa lalunya. Mungkin itulah salah satu cara untuk dia tetap menjaga cintanya.
Zigga tersenyum halus dan memegang tangan Alle yang mengelus pipinya dengan lembut.
"Kau tahu, aku selalu di dalam delima selama ini, ketika aku menolong mu apakah itu sebuah pertolongan atau karena aku menyukaimu. Kamu berbeda dari yang lain yang membuat hatiku bimbang. Aku tidak pernah memikirkan seorang wanita sampai tidak ingin makan. Sampai ketika aku memutuskan ingin bertanggung jawab, tetapi Prilliya membodohi ku sampai sejauh itu. Sungguh aku sangat menyesal. 10 tahun aku selalu berada diambang rasa bersalah karena aku mengira kamu sengaja bunuh diri akibat perbuatan ku padamu. Aku selalu menunggu keajaiban dalam hidup ini, dan akhirnya keajaiban itu ada di depan mataku."
Zigga memegang erat tangan Alle dan menatapnya dengan penuh penyesalan dan cinta. Alle benar-benar tidak percaya jika dirinya benar-benar sangat dicintai oleh pria yang selalu menjadi dambaan ribuan wanita.
Rasa senang membuat Alle tidak dapat mengontrol dirinya, tanpa sadar Alle pun langsung mencium bibir Zigga membuat Zigga kaget.
Merasakan jika Zigga tidak merespon membuat Alle pun langsung sadar dan terlihat sangat malu.
"Maaf, aku sudah lancang?" ucap Alle terlihat sangat gugup.
Namun Zigga tersenyum, "kamu yang memintanya, jangan salahkan aku?" dan Zigga pun langsung mencium bibir Alle. Zigga yang sudah menahannya sejak awal pertama mereka bertemu lagi, kini akhirnya dia dapat melampiaskan atas persetujuan sang kekasih.
Zigga melupakan rasa sakit di tubuhnya karena yang ia rasakan saat ini adalah g4irah yang semakin memuncak.
Zigga tidak mengizinkan Alle mengambil alih permainan. Zigga benar-benar akan memberikan ketulusannya dan juga memberikan kasih yang selama ini terpendam.
Alle memejamkan matanya dan meresapi setiap sentuhan yang prianya berikan. Rasa membara hanyut setiap aliran irama detak jantung yang semakin memburu.
Ketika semua helai benang tak tersisa, Zigga melihat sebuah bekas goresan operasi di bawah perut Alle tanda ia pernah melahirkan secara caesar.
Zigga menatap bekas luka itu dan mengelusnya dengan lembut dan lalu mengecupnya sedikit lama.
Alle merasakan apa yang Zigga rasakan. Pasti Zigga sangat menyayangkan momen ketika Alga masih di dalam perutnya, momen ketika melahirkan, dan momen ketika Alga masih bayi.
Alle mengelus rambut Zigga seolah mengisyaratkan 'aku tidak apa-apa'.
"Anakmu terlalu besar 4.5 sehingga aku tidak dapat melahirkannya secara normal," ucap Alle membuat Zigga mengangkat kepalanya.
"Terima kasih, mau normal ataupun caesar aku tidak perduli, yang aku pedulikan kamu dan juga anak kita baik-baik saja," sahut Zigga mengecup kening Alle.
Pergulatan terus berlanjut sampai pada inti dalam bercinta. Suasana sore hari yang sangat cerah menampilkan momen senja yang indah nan syahdu.
Keringat menjadi saksi g4irah cinta yang membara setelah sekian lama terpenjara.
Sebuah cengkraman yang kuat dari jemari dengan cat kuku biru putih menandakan akhir dari permainan. Satu hentakan terakhir membuat dua sejoli menegang secara bersamaan sebelum akhirnya mereka terkulai lemas.
Setelah beberapa menit beristirahat Zigga menoleh ke kekasihnya yang terlelap di dadanya. Zigga merasakan hatinya kembali hidup setelah sekian lama.
"Terima kasih"
bisik Zigga memeluk erat sang kekasih yang terlelap dengan nyenyak.
....