KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Rose dan Jessie sampai di sebuah Restoran mewah tempat dimana Mario membuat janji. Rose sempat mengacungkan jempolnya dalam hati ketika mengetahui dimana Mario menyiapkan pertemuan untuk ulang tahunnya. Restoran yang cukup ... MEWAH! Terlihat sekali Mario benar - benar seniat itu..
Sementara Rose melirik raut wajah Jessie yang sempat terlintas iri. Rose menyeringai sesaat tetapi dengan cepat mengubah raut wajahnya.
“Ayo kita masuk, Jessie,” ajak Rose sambil menarik lengan Jessie seolah ia tidak sabar untuk bertemu dengan Mario.
Jessie hanya bisa pasrah ketika ia mendapati dirinya ditarik dengan kuat. Setelah mengkonfirmasi ruangan yang sudah disiapkan oleh Mario, Jessie segera membawa Rose untuk masuk dan mendapati Mario sudah berada di ruangan tersebut, VIP 2.
“Hai kak Mario,” sapa Rose dengan senyuman malu – malu. Hal yang selalu ia lakukan ketika ia bertemu dengan Mario, meskipun ia tengah menahan amarah yang membuncah di hatinya hanya dengan melihat pada Mario.
Perasaan ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Mario hanya berdiri melihat Jessie dengan tega menusuk perutnya beberapa kali. Mereka berdua yang sudah membuat kehidupannya masa lalunya menderita.
Rose tengah menahan amarahnya yang membuat ia gemetar tak karuan sementara Mario malah menatap lekat ke arah Rose yang tampil ‘berbeda’ tanpa riasan ondel - ondelnya.
Rose mengenakan dress motif floral dibawah lutut. Terlihat sopan dan segar tapi tidak mengurangi aura ‘gadis muda yang mekar’.
Wajah yang hanya dipoles dengan moisturizer dan bibir yang dihiasi lip balm ringan nampaknya malah menunjukkan pesona yang kuat dan segar secara bersamaan.
Melihat Mario yang malah terpesona dengan penampilan Rose, membuat hati Jessie mendidih penuh amarah. Ia menggertakkan giginya dan mencoba menormalkan ekspresinya dan melangkah maju untuk menghalangi pandangan Mario ke arah Rose.
“Mario, maaf kami terlambat, Rose begitu lama bangunnya,” ucap Jessie sedikit menyindir dan menjelekkan Rose.
Mario dan Rose segera tersadar dengan pikiran mereka masing – masing. Mario langsung memasang wajah yang memukau bagi kaum hawa. Jika saja Rose masih Rose yang dulu, ia yakin 100% jika ia akan kembali tergoda, tetapi saat ini Rose hanya tersenyum masam dan tidak memperdulikan Mario sama sekali.
Rose segera melangkah maju dan melihat tampilan meja yang sudah penuh dengan berbagai makanan yang..... merupakan favorit Jessie! Bahkan dekorasi kue ulangtahun yang diperuntukkan untuk Rose malah dipenuhi dengan hiasan bunga anyelir dan serba warna merah muda favorit Jessie.
Jessie dan Mario juga melangkah maju dan duduk di kursi yang bersebelahan, jika di masa lalu, pasti Rose tidak akan memperhatikan detail ini. Ia akan berpikir jika keduanya adalah teman dan kenalan lama yang akrab.
Tanpa ia sadari sebelumnya jika mereka diam – diam memiliki rencana untuk menusuknya dari belakang. Rose sedikit memutar matanya dan berdecih pelan ketika melihat pemandangan memuakkan di depannya.
“Mari kita makan terlebih dulu,” ajak Mario sambil mulai mengambilkan makanan untuk Jessie. Jessie melirik ke arah Rose yang terdiam di depannya, sedang memainkan ponsel.
Lalu apa? Mario boleh tertegun dan terkejut tadi, tetapi ia tetap menjadi prioritas Mario. ( Ya namanya udah dipesen bahkan disajikan, gimana mau ganti, kan?)
Lihatlah, semua yang berada di meja mereka adalah makanan kesukaannya! Jessie terlihat sangat bangga.
Rose tentu tidak tahu dengan apa yang dipikirkan oleh Jessie, ia sedang memeriksa ponselnya yang berdering dan menemukan jika hanya Alarm pengingat. Rose memasukkan kembali ponselnya dan menatap Mario dan Jessie di depannya yang sedang menampilkan pertunjukan kasih sayang drama picisan.
Cih, jangan kira jika aku tidak tahu dengan konsep makanan di atas meja ini. Jika di masa lalu ia akan dengan senang hati menelan makanan yang bahkan bukan seleranya, kali ini tentu saja tidak akan terjadi lagi. Diam – diam dia menekan tombol khusus untuk memanggil pelayan.
“Rossie, kamu tidak makan?” tanya Mario dengan lembut. Senyuman manis terpatri di bibirnya yang sedikit seksi itu. Ingat ya, SEDIKIT! Entah kelilipan apa matanya di masa lalu sehingga melihat Mario sebagai pria terbaik.
“Ah benar, kenapa kamu tidak makan, Rose? Inikan perayaan ulang tahunmu,” ucap Jessie berpura – pura tidak enak di hatinya.
“Ayo, makan dulu bersama kami,” ajak Mario sebelum Rose sempat menjawab pertanyaan yang mereka ajukan satu persatu.
Rose menopang dagunya sambil melihat pertunjukan badut di depannya. Apakah mereka berpikir jika ia akan tetap menuruti mereka dengan memakan makanan yang bahkan seleranya?
“Ya ... tunggu seben....”
TOK TOK TOK
Sebelum Rose sempat menyelesaikan ucapannya, pintu ruangan diketuk dari luar dan seorang pelayan masuk. Setelah sedikit membungkuk, pelayan tersebut segera mengambil buku catatannya.
“Ada yang bisa kami bantu?” tanya pelayan tersebut dengan ramah.
Mario dan Jessie tentu saja hanya melihat dengan heran pelayan tersebut. Mereka tidak merasa memanggil dan memerlukan bantuan pelayan ini.
“Ah iya, saya ingin menambah pesanan, saya ingin pasta dengan saus bolognese dengan extra saos tomat, tumis jamur, ehm minumnya es serut mentimun dan dessertnya aku mau macaron,” jawab Rose dengan satu tarikan nafas.
Ia sama sekali tidak menghiraukan ekspresi terkejut dan bertanya – tanya di wajah Jessie dan Mario. Hanya setelah pelayan itu menyebutkan kembali pesanannya dan berpamitan keluar, Rose baru mengalihkan pandangan kepada mereka berdua.
“Kenapa dengan kalian?” tanya Rose dengan santai seolah – olah tidak merasa bersalah. Jessie memandangnya dengan aneh.
“Kamu memesan hidangan lain?” tanya Mario dengan masih menampilkan senyuman di wajahnya yang membuat Rose rasanya ingin meninju bibir yang selalu tersenyum itu.
“Ya benar, kenapa kamu memesan hidangan lain lagi? Bukankah ada banyak makanan di sini?” tanya Jessie dengan heran. Mau tidak mau ia memandang kembali sahabatnya yang banyak memberikannya kejutan ini.
“Lalu? Bagaimana jika aku memesan lagi? Makanan di atas meja ini bukan makanan kesukaanku,” jawab Rose dengan santai dan tanpa daya. Jessie dan Mario saling memandang dan mereka mau tidak mau sedikit curiga dengan kepribadian Rose hari ini.
“Tapi, biasanya kita juga makan ini bukan?” tanya Jessie yang tidak mau menyerah. Jessie bahkan sedikit merasa kedinginan di tengkuknya.
“Benar, apakah hari ini kamu sedang tidak nafsu makan sehingga kamu pesan hidangan yang lain?" Tanya Mario dengan hati - hati. Ia tidak akan lupa dengan tujuannya dan Jessie, kekasih kecilnya ini untuk menguasai harta milik Rose, dan dia tidak ingin ada kesalahan.
“Ah tidak – tidak. Tidak ada yang terjadi denganku. Seperti yang kalian lihat, aku sehat,” jawab Rose segera mengangkat tangannya.
“ ... Tapi, makanan ini semuanya adalah makanan favorit Jessie, dan tidak ada satupun dari mereka yang merupakan makanan yang biasa kusukai,”
“Jika orang lain yang akan tahu, mereka akan berpikir jika kamu sedang merayakan ulang tahun kekasih kecilmu, yaitu Jessie. Bukan begitu, Mario?”
DEG