Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Mendengar suara teriakan Karin membuat Edgar yang berada di dalam kamarnya segera berlari keluar kamar, meskipun keadaan gelap pria itu berlari hanya dengan penerangan cahaya dari ponselnya, Edgar segera masuk kedalam kamar Karin lalu menghampiri gadis itu yang tengah meringkuk di atas ranjang.
“Apa? Ada apa? Apa ada orang?”
Tanya Edgar khawatir, Karin menggelengkan kepalanya seraya memeluk Edgar dengan erat, tubuhnya gemetar membuat Edgar benar benar khawatir dengan keadaan Karin.
“Ka-karin takut gelap.”
Ucap Karin membuat Edgar mengerutkan keningnya, pria itu pikir ada perampok masuk begitu mendengar suara teriakan Karin yang begitu melengking, Edgar melepaskan pelukannya namun Karin mengeratkan pelukannya membuat Edgar merasa kasihan, sepertinya gadis itu benar-benar ketakutan.
“Lepaskan dulu, aku akan melihat saklar lampu.”
Ucap Edgar namun Karin menggelengkan kepalanya, ia benar benar tidak ingin sendirian membuat Edgar akhirnya mengurungkan niatnya dan tetap disana hanya dengan penerangan dari ponselnya, hingga cukup lama keduanya saling berpelukan, tak lama terdengar suara dengkuran halus dari gadis itu membuat Edgar menoleh padanya.
“Dia tidur?”
Gumam Edgar, pria itu melepaskan tangan Karin dari pinggang nya lalu merebahkan tubuh gadis itu di ranjang, namun tiba tiba ponsel yang ia pegang terjatuh ke kasur membuat cahaya ponsel terhalang, ruangan itu seketika menjadi gelap, tangan Edgar pun mulai meraba kasur mencari keberadaan ponselnya, namun seketika keningnya berkerut merasakan sesuatu bulat yang lembut.
“Apa ini?”
Gumam Edgar meremas benda itu, seketika pria itu tersadar jika yang ia pegang ialah aset milik Karin, namun bukannya melepaskan tangannya, pria itu justru meraba nya lebih lama seraya tersenyum tipis.
“Dia tidak memakai dalaman?”
Gumam Edgar terkekeh hingga tak lama lampu kembali menyala, pria itu menatap Karin, seketika ia dibuat terkejut ketika melihat gadis itu tengah menatapnya dengan tajam, sontak saja Edgar melepaskan tangan nya dari benda milik Karin.
“A-aku tidak sengaja.”
Ucap Edgar memalingkan wajahnya, tentu saja ia merasa takut karena tertangkap basah oleh Karin, sedangkan Karin mencebik kesal mendengar alasan Edgar, Tak ingin mendapat kemarahan gadis itu, Edgar memilih untuk keluar dari sana dan kembali ke dalam kamar nya, sedangkan Karin dengan cepat mengunci pintu kamarnya tak ingin Edgar kembali masuk ke sana.
Hingga pagi pun tiba, seperti biasa Edgar yang baru saja keluar dari kamar mandi sudah mendapati pakaian kantor nya yang sudah tersedia diatas ranjang, pria itu menatap pakaian yang sudah Karin siapkan.
“Semakin hari seleranya semakin bagus.”
Gumam Edgar lalu segera memakai pakaiannya, sedangkan Karin tengah berada di dapur, menyiapkan sarapan untuk Edgar, kali ini hanya ada nasi goreng dan telor saja karena mereka belum berbelanja, hingga tak lama terdengar suara pintu kamar ditutup membuat Karin menggunakan peralatan memasak dengan brutal.
Ia masih sangat kesal dengan kelakuan pria itu kemarin malam, sedangkan Edgar yang mendengar suara peralatan masak yang begitu keras hanya bisa mengerutkan keningnya, gadis itu terlihat sedang marah, apa ia masih marah tentang kejadian kemarin? Edgar memilih untuk tidak menghiraukan nya lalu duduk di kursi seraya menunggu masakan Karin siap.
“Ini!”
Ucap Karin meletakkan makanan yang sudah ia masak lalu kembali ke dapur, Edgar hanya menatap gadis itu yang bersikap ketus padanya, lagi Edgar memilih untuk tidak peduli lalu segera melahap makanannya, setelah selesai Edgar segera berangkat ke kantor, sedangkan Karin yang mendengar pria itu sudah keluar dari apartement menghentikan kegiatan mencuci piringnya.
“Astaga Karin, kenapa kau bersikap begitu pada suamimu? kau lupa apa yang ibuku katakan?”
Karin membatin, mendadak ia merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan tapi ia tidak bisa menahan kesal begitu mengingat kejadian kemarin malam, terlebih saat Karin tahu Edgar sudah memiliki kekasih dan mereka juga sudah.. Ah entah lah Karin benar benar pusing sekarang.
Sedangkan di perjalanan menuju kantornya, Edgar tengah menyetir seraya memainkan ponselnya, pasalnya Laura pagi pagi sudah menghubungi nya mengajaknya untuk makan siang nanti, Tentu Edgar tidak menolak sama sekali lantaran sudah cukup lama Laura tidak mengajaknya makan siang bersama, tapi setelah Laura tahu tentang pernikahan Edgar dan Karin, wanita itu selalu ingin berada di dekat Edgar.
“Baiklah, nanti aku akan menjemputmu sayang.”
Ucap Edgar di telepon, lalu segera mematikan sambungan telepon nya dan kembali fokus menyetir hingga tak lama mobil yang ia kendarai tiba di depan gedung perusahaan nya, Edgar segera menyerahkan kunci mobilnya pada penjaga disana untuk di parkir, sedangkan ia segera masuk kedalam kantor, pria itu sengaja untuk menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat agar bisa makan siang bersama kekasihnya.
Sedangkan di dalam rumahnya, Karin baru saja selesai mandi setelah membersihkan seluruh isi apartement itu, melelahkan sekali tapi Karin sangat menyukainya, Karin kemudian memilih untuk duduk disofa seraya memainkan ponselnya, ponsel itu masih sangat baru dan belum ada banyak isinya, apalagi foto Karin, gadis itu kemudian membuka aplikasi kontak, hanya ada kontak Edgar disana.
Dan entah mengapa ia tidak sengaja menekannya membuat gadis itu terkejut karena tak sengaja menghubungi Edgar, namun dengan cepat ia mematikan nya kembali, sayang nya Edgar menyadari hal itu, Edgar menatap layar ponselnya, ada nama Karin disana.
“Kenapa dia menghubungi ku?”
Gumam Edgar, lalu kembali menghubungi Karin, melihat itu Karin tentu saja terkejut, astaga kenapa Edgar harus menghubungi nya kembali? apa yang harus ia katakan? Meskipun bingung tapi Karin tetap mengangkat telepon dari Edgar.
“Ada apa? kau butuh sesuatu?”
Tanya Edgar.
“Ti-tidak, hanya ingin mengingatkan jangan pulang terlalu lama karena kita harus berbelanja kebutuhan dapur.”
Ucap Karin terbata bata, tentu karena ia gugup, namun beruntung ia mempunyai alasan yang tepat.
“Iya!”
Ucap Edgar singkat, padat lalu memutuskan sambungan telepon membuat Karin menatap layar ponselnya dengan tidak percaya.
“Iya? Hanya itu? dasar! Setidaknya minta maaf atas perbuatan mu! dasar pria gila!”
Umpat Karin kesal, sedangkan Edgar yang baru saja menyelesaikan pekerjaan nya kini menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, sudah waktunya makan siang, beruntung pekerjaan nya selesai diwaktu yang tepat, Edgar kemudian merapikan semua yang ada di meja kerjanya lalu segera meraih jasnya dan berlari keluar ruangan.
Tujuan pria itu tentu saja ke apartement kekasihnya, Edgar segera melajukan mobilnya menuju apartement Laura dimana kini Laura sudah bersiap siap, wanita itu memakai dress diatas lutut dengan belahan dada yang cukup rendah, tentu untuk menggoda kekasihnya itu, setibanya Edgar di apartement Laura, pria itu dibuat terpesona dengan penampilan Laura yang begitu menggoda.
“Kenapa menatapku seperti itu?”
Tanya Laura membelai rambut Edgar dengan lembut, Edgar menahan tangan Laura lalu menarik pinggang wanita itu.
“Apa aku tidak boleh menatap kekasihku? Masalah nya kau sangat cantik sayang, aku bahkan bingung harus makan siang atau memakan mu terlebih dahulu.”
Bisik Edgar di telinga Laura, Laura hanya mencubit hidung Edgar yang mancung dengan gemas lalu segera berangkat ke restoran dimana mereka akan makan siang bersama.
Sedangkan Karin yang tengah berada di apartement kini meringis seraya memegang perutnya, pasalnya ia sangat lapar sekarang dan tak ada bahan makanan di dapur, dan bodohnya ia juga tidak meminta uang pada Edgar, hingga akhirnya gadis itu memilih untuk kembali menghubungi Edgar, kali ini dengan alasan yang jelas, agar Edgar memesan makanan untuknya.
Edgar dan Laura baru saja tiba di sebuah restoran mewah, keduanya baru saja memesan makanan, hingga tak lama ponsel Edgar berdering membuat pria itu menoleh, tak hanya Edgar bahkan Laura juga melirik layar ponsel Edgar, tertera nama Karin disana membuat Laura sedikit kesal, terlebih ketika Edgar segera mengangkat telepon dari gadis itu.
“Ada apa?”
Tanya Edgar.
“Karin lapar kak, bisa pesankan makanan?”
Ucap Karin, Edgar sontak menepuk keningnya, bisa bisanya ia lupa jika punya beban di rumahnya.
“Baiklah.”
Ucap Edgar lalu segera mematikan sambungan telepon.
“Kenapa?”
Tanya Laura pad Edgar.
“Karin kelaparan, aku lupa memberinya uang, jadi aku harus memesan makanan untuknya.”
Ucap Edgar lalu menatap layar ponselnya.
“Akh! Edgar!”