Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~35
Kendra nampak memasuki sebuah toko pakaian dan langsung di sambut oleh beberapa pelayan dengan ramah, namun tidak dengan Kirana mereka terlihat menatapnya dengan pandangan aneh.
Kendra segera memilih beberapa pakaian lalu di ambilnya sebuah gaun dan memberikannya pada Kirana tanpa bertanya wanita itu suka atau tidak.
"Ganti pakaianmu sekarang juga !!" perintahnya kemudian.
Tentu saja Kirana tak banyak protes, karena itu bagian dari misinya menerima apapun yang di berikan oleh pria itu. Kemudian Kirana segera berlalu ke ruang ganti, melepaskan pakaiannya yang lusuh dan kedodoran dengan gaun tersebut.
Namun saat hendak menarik resleting belakang pakaiannya tangannya nampak kesusahan, hingga beberapa kali ia mencoba belum kunjung berhasil juga.
"Aduh gimana sih ini, kenapa juga dia memilih pakaian seperti ini ?" gerutunya dengan kesal, namun tiba-tiba sebuah tangan kekar nampak menjauhkan tangannya yang sedang berusaha menarik resleting tersebut.
"Jangan berisik !!" Kendra memberikan peringatan saat Kirana hampir saja berteriak karena terkejut.
"Maaf, bisa tolong naikkan resletingnya aku kesulitan melakukannya." mohon Kirana kemudian.
Kendra nampak menatap punggung mulus wanita itu dan seketika membuatnya meneguk ludah, lalu pria itu segera menaikkan resleting tersebut dan itu membuat Kirana merasa lega.
"Terima kasih." Kirana langsung berbalik badan, saat hendak keluar tiba-tiba Kendra mendorongnya ke belakang dan memepet tubuhnya ke dinding.
"A-apa yang kamu lakukan ?" protes Kirana namun detik selanjutnya bibir hangat pria itu telah menyentuh bibirnya, tidak hanya menyentuh bahkan sekarang telah di kuasainya dengan luma tan lembut namun sedikit menuntut.
Puas bermain-main di bibir wanita itu, Kendra mulai menurunkan ciumannya ke lehernya. Memberikan kecupan-kecupan kecil di sana hingga membuat Kirana berhasil melenguh karena kegelian.
Namun pria itu tiba-tiba menjauhkan dirinya saat Kirana benar-benar mulai menikmati permainannya. "Anggap saja itu sebagian DP dari hasil kerjamu." ucap Kendra tanpa perasaan, lantas segera berlalu keluar meninggalkan Kirana yang nampak acak-acakan.
"Sial, kenapa aku mengharapkan dia terus melakukannya? dia bilang apa tadi? sebagian DP? apa itu berarti akan ada DP-DP lainnya lagi ?" Kirana langsung menggelengkan kepalanya ngeri saat membayangkan apa yang akan pria itu lakukan selanjutnya.
Kemudian Kirana segera keluar dari ruang ganti dan beberapa karyawan terlihat menatapnya. "Kenapa melihatku seperti itu? tenang saja pakaian ini akan di bayar oleh dia." ucap Kirana seraya menggerakkan dagunya ke arah Kendra yang sedang duduk membaca sebuah majalah.
"Bukan begitu nona, anda terlihat berbeda setelah memakai pakaian itu." puji salah satu pelayan toko.
"Terima kasih." sahut Kirana lantas berlalu mendekati Kendra, di samping pria itu terlihat beberapa tas belanjaan dan itu membuat Kirana mengernyit. Apa pria itu juga berbelanja?
Tak berapa lama nampak seorang pemuda datang dan pemuda itu langsung menatap terkejut Kirana, lantas sedikit menanggukkan kepalanya memberikan hormat pada wanita itu.
"Bawa tas-tas ini, Dim !!" perintah Kendra pada Dimas, asistennya.
"Baik, pak." Dimas mengambil beberapa kantung belanjaan tersebut, kemudian segera membawanya keluar dari toko tersebut.
"Bagaimana kabarmu, Dimas ?" sapa Kirana di tengah mereka melangkah, wanita itu terlihat menoleh ke belakang di mana asisten Kendra berada.
"Baik Bu." sahut Dimas.
"Jangan panggil ibu lagi, aku bukan istri bosmu lagi. Panggil saja Kirana, bukankah umur kita tak jauh berbeda." tukas Kirana dengan ramah.
"Berisik." ucap Kendra yang langsung membuat Kirana menutup mulutnya, sedangkan Dimas nampak menahan senyumnya.
Kemudian Kendra menghentikan langkahnya di sebuah toko pakaian da lam dan itu membuat Kirana langsung menelan ludahnya namun mau tak mau wanita itu mengekor di belakangnya.
Pria itu terlihat mengambil sebuah lingerie lalu memberikannya pada Kirana. "Jangan bilang kamu menyuruhku untuk mencobanya ?" rutuk Kirana, wajahnya terlihat memerah karena diperhatikan oleh beberapa pelayan toko dan juga Dimas. Mantan suaminya itu memang benar-benar tak tahu malu.
"Jika kamu tak keberatan." seloroh Kendra yang langsung membuat Kirana bersungut-sungut.
Pria itu nampak mengambil beberapa lingerie serta pakaian da lam dan Kirana yang melihat itu hanya bisa mematung menahan malu.
"Sepertinya sudah cukup." ucap Kendra lalu memerintahkan pelayan toko membawanya ke kasir.
"Kenapa beli seperti ini harus mengajak Dimas juga ?" protes Kirana saat menunggu barang belanjaannya sedang di hitung.
"Memang kenapa ?" sahut Kendra dengan santai.
"Lagipula aku membutuhkan tenaganya untuk membawa semua barang-barang itu." imbuhnya.
"Tapi aku malu." Kirana merasa kesal bercampur gemas menatap pria itu.
"Kenapa harus malu, lingerie yang kamu pakai waktu itu dia juga yang membelikannya." terang Kendra yang sontak membuat Kirana melotot, lalu wanita itu beralih menatap ke arah Dimas. Pria itu terlihat mengangguk seakan mengiyakan perkataan bosnya dan itu membuat Kirana benar-benar ingin menenggelamkan wajahnya di dasar bumi saat ini.
Setelah itu mereka segera keluar dari toko tersebut lalu masuk ke sebuah toko sepatu. "Duduklah !!" perintah Kendra dan Kirana yang tak mengerti nampak patuh saja.
Kendra mengambil sepasang sepatu lantas berjongkok di hadapan wanita itu yang tentu saja membuat Kirana sedikit terkejut apalagi saat sebelah kakinya di tarik lalu di lepasnya sendal jepit lusuhnya itu.
Mendapatkan perlakukan lembut seperti itu hati wanita mana yang tidak meleleh, mantan suaminya itu tak pernah berubah pelayanannya tetap sama seperti dulu.
Apa Alexa juga di perlakukan sama seperti dirinya? tiba-tiba terbesit rasa cemburu di hati Kirana, karena memang pada kenyataannya ada wanita lain di antara mereka yang mungkin akan menjadi pemenangnya.
"Jangan ke GR an, aku tidak mau uangku terbuang sia-sia hanya karena sepatunya tidak cocok." ucap Kendra yang sontak membuat Kirana menyurutkan senyumnya.
Pria itu segera berdiri setelah memilih dua pasang sepatu dan meninggalkan wanita itu yang terlihat kesal.
"Memang apa yang kamu harapkan Kirana? nyatanya pria itu membelikan mu banyak barang agar bisa menikmati tubuhmu sepuasnya sebagai penggantinya." gumamnya kemudian.
"Aku tidak mau tas." tolak Kirana saat Kendra hendak masuk ke dalam sebuah toko tas bermerk.
Ia tidak mau mantan ibu mertuanya atau Alexa melihatnya memiliki tas mewah karena pasti akan jadi masalah kelak, lalu pandangan wanita itu beralih ke toko perhiasan di sebelahnya.
"Baiklah."
Sepertinya Kendra paham dengan keinginan wanita itu karena pria itu langsung membawanya masuk ke dalam toko perhiasan itu.
"Tunggu, kita mau ngapain di sini ?" Kirana menahan tangan pria itu sebelum masuk.
"Tentu saja beli perhiasan, tidak mungkin kan buat adiknya Keanu di sini." sahut Kendra seraya melangkahkan kakinya masuk.
"A-apa ?"
Mendengar itu Kirana langsung menelan ludahnya. "Dasar mesum." gerutunya kesal.
"Pilihlah mana yang kamu suka !!" perintah Kendra kemudian.
"Kamu yakin ?" balas Kirana.
"Tentu saja, pendengaranmu belum terganggu kan ?" sinis Kendra.
"Baiklah aku akan memilih yang paling mahal." Kirana langsung bersemangat.
"Ck, dasar matre." cibir Kendra.
"Biarin." Kirana tak peduli dengan cemohan pria itu, karena kesempatan takkan datang kedua kali.
"Aku mau yang ini." Kirana mengambil satu set perhiasan sama seperti milik Alexa waktu lamaran namun dengan bentuk yang berbeda dan tentu saja harganya lebih mahal.
"Demi masa depan cerah." gumamnya.
"Pintar juga kamu memiliki barang bagus, ku harap sesuai dengan pelayananmu nanti." timpal Kendra, lantas memerintahkan penjaga toko untuk membungkusnya.
"Apa ingin mengunjungi toko lain pak, jika tidak saya akan membawa barang-barangnya ke dalam mobil ?" tanya Dimas yang sepertinya kewalahan membawanya.
"Aku lapar, lebih baik kamu taruh dalam mobil dahulu baru kita makan !!" perintah Kendra.
"Baik, pak." sahut Dimas, namun saat ia hendak pergi tiba-tiba melihat Alexa dan teman-temannya berjalan ke arah mereka.
Deg!!
"Al-Alexa ?"
Kirana nampak terkejut saat melihat wanita itu, ia jadi merasa seperti seorang pelakor saat ini.
makasih nofel nya bagus