Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Malam dingin kian melarung membingkai suasana hati beku yang saling membenarkan diri sendiri.
Di ranjang berukuran super king dengan sprei soft beludru hitam terasa nyaman memanjakan kulit yang letih.
Alula terbaring miring membelakangi suami, sejauh ini, tak ada pertanyaan Raden yang dia jawab.
Lapar kah? Mau apa? Ingin apa? Biasanya Alula meminta delivery makan on line kaki lima.
Alula terbiasa dengan itu dan Raden mulai mengikuti kebiasaan istrinya, tapi sedari tadi Alula tidak ada respon sedikitpun terhadap pertanyaan yang Raden lontarkan.
Alula melamun kosong atau termenung dengan pikir, yang pasti Raden tahu, bahwa wanita itu belum tertidur.
Sesekali Raden menilik dari belakang, dan mata Alula masih membelalak lebar.
Keheningan malam ini di pecah oleh suara dering ponsel yang teronggok di atas nakas.
Alula mengerling kecil ke belakang, sepertinya suara pesan teks itu masih dari nomor Emelly. Alula masih yakin satu hal itu.
Alula sempat mendengar baik-baik, apa yang sedang Raden lakukan di belakangnya. Jika ada bahan untuk di perdebatkan dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Menuntut Raden untuk melepaskan dirinya adalah hal yang ingin sekali Alula lakukan.
"Hmm?" Alula mengernyit saat suara berat Raden terdengar. "Kamu serius?" Cukup lama Raden terdiam hingga hening sejenak dan Alula mencoba mendengar suara perempuan yang lamat-lamat keluar dari ponsel suaminya.
"Aku akan segera ke sana." Pada akhirnya kata itu terucap dari bibir Raden Mas Rafael.
Hati Alula memanas mendengarnya, sentuhan lembut Raden saat mengecup lembut pipinya menjadi hal yang tidak berarti apa-apa.
"Aku pergi dulu, Baby istirahat lah, jangan memikirkan apa pun." Alula memejamkan mata, berusaha tidak meladeni lelaki itu.
Raden menyingkap selimut kemudian meraih sesuatu, mungkin perlengkapan untuk bepergian. Jelas Raden akan keluar malam ini.
Seketika hening, tak ada suara apa pun lagi setelah Raden keluar dari kamar. Alula menghela napas dalam. Di sini kah akhir kehidupannya? Kehilangan kebebasan dan cita-citanya.
...----------------...
Lupakan kekecewaan itu dan simpan dalam album kenangan, karena hari telah berganti menuruti perotasian bumi.
Malam ini Raden pulang ke rumah utama, setelah satu Minggu tidak nampak di hadapan istrinya.
Raden memang tidak pulang tapi semua informasi tentang Alula di rumah ini dia tahu dan tidak pernah melewatkannya.
Satu Minggu sudah Alula berada di kediaman mertuanya, di tes memasak, di uji bahasa serta kemerduan suara, bahkan membatik tulis.
Berapa kali saja Alula terkena pisau karena tidak hati-hati atau mungkin tidak bisa dan terbiasa memasak sendiri.
Acap kali sindiran Eyang menancap hati perkara masakan yang tidak pernah enak rasanya, seharian penuh harus mendengar suara cerewet Eyang hanya karena tidak hati-hati dengan canting batiknya.
Lagu Jawa yang tidak bisa Alula nyanyikan pun di jadikan masalah oleh Eyang bahkan membandingkan dengan Sindy yang asli keturunan Jawa.
Padahal Alula Humaira bukan orang Jawa, dan wajar jika tidak bisa. Alula gadis polos yang tak sengaja di nikahi Raden. Maka tidak sedikitpun Alula punya persiapan untuk itu.
Untung saja adik-adik Raden bukan ipar yang syirik dengki pada Alula. Ayu sangat baik, Arga pun tak pernah berhenti membantu meskipun dengan cara yang tidak Alula suka.
Dari sisi ranjang Raden menatap Alula yang tertidur pulas karena lelah. Dia kecup tangan-tangan mungil itu dengan lembut.
Banyak guratan pisau juga perban di sana, bahkan ada yang melepuh karena tidak sengaja tersiram lilin dari canting batik.
Setelah terdiam cukup lama, Raden mengangkat tubuh mungil Alula lalu membawanya keluar dari kamar.
Alula yang samar-samar merasakan gerakan mulai membuka mata perlahan.
Aroma damai dari balik kemeja polos Raden yang lama tak terhirup kini menusuk indera penciuman.
Alula mengalungkan tangan saat menyadari tubuhnya berada dalam gendongan suaminya. "Mau kemana kita?"
"Ke tempat yang Baby sukai." Raden menjawab dengan pandangan yang lurus ke depan.
Tak ada percakapan setelah itu, Alula diam dengan pemikiran buruknya sendiri, satu Minggu Raden tidak pulang setelah mengangkat telepon dari Emelly dan sekarang pulang tanpa penjelasan apa pun.
Tiba di luar Raden membuka pintu mobil hanya dengan satu kali sentuhan, Alula di dudukan pada kursi penumpang bagian depan kemudian Raden mengambil alih setir.
Sudah jelas, Raden tak menggunakan jasa sopir. Alula masih belum mengerti apa yang akan Raden lakukan kali ini, tapi tetap berpikir positif. Mungkin Raden ingin memboyongnya kembali ke rumah besarnya.
Syukurlah, akhirnya dia tidak perlu lagi menjalani tugas memasak, bernyanyi, bahkan membatik.
Tidak seperti biasanya, Raden terkesan dingin padanya. Mungkin benar pikirannya selama satu Minggu ini, Raden sudah kembali pada Emelly tanpa dia ketahui.
Terserah saja, Alula bisa hidup tanpa Raden, buktinya selama satu Minggu Raden tidak pulang, Alula masih bernapas.
Benar-benar tidak ada percakapan meskipun jalan yang Raden tuju menciptakan banyak pertanyaan di otaknya.
Ini bukan jalan menuju rumah Raden, tapi lebih familiar dari itu. Sampai akhirnya mobil mereka tiba di halaman rumah lama Alula.
Raden turun dan membukakan pintu milik Alula yang termenung dengan pergulatan batinnya. "Turun lah." Titah Raden.
Kendatipun kebingungan. Alula menurut untuk turun lalu melangkah perlahan menuju teras rumah sederhana nya di iringi Raden.
Raden menarik tangan mungil Alula yang lalu kasar setelah satu Minggu menjadi menantu di kediaman utama. Alula menoleh menatap wajah Raden yang masih terasa dingin.
"Rumah ini sudah atas nama Baby lagi, Baby boleh tinggal di sini mulai malam ini dan seterusnya. Sertifikat hak milik rumah ini sudah aku kasih Nula. Kalian masih bisa kuliah karena aku sudah membayarnya sampai lunas."
Alula mengernyit meskipun tiada lagi pertanyaan yang mampu dia tukar.
"Terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup ku selama beberapa bulan terakhir. Obati luka-luka Baby. Sekarang kejar dan raih cita-cita Baby. Karena menjadi menantu di keluarga ku hanya akan menghambat cita-cita mu."
Elusan lembut Raden berikan sebelum kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
Alula termangu memandang berlalunya mobil hitam suaminya. Setelah satu Minggu tak di temui, Raden meninggalkannya begitu saja tanpa memberikan kesempatan untuk bertanya lebih banyak.
Terlepas dari semua kepedihan yang Alula rasakan, bukankah ini hal yang dia minta? Di lepaskan dan mendapatkan kebebasan.
Bisa kuliah dengan tenang tanpa memikirkan biaya. Rumah orangtuanya kembali tanpa harus bersusah-payah lagi.
Aryan membuka pintu lalu mendatangi adik perempuannya. "Sudah masuk, jangan terus melamun di sini. Rumah kita sudah kembali, dan ini berkat kamu." Katanya.
Alula mengangguk pelan tanpa menoleh. "Rumah yang ku dapatkan dengan cara mengorbankan status gadis ku." Ujarnya lirih.
...----------------...
...Maaf kalo akhir akhir ini bab nya kurang kena di hati pembaca, gara-gara ada tawaran ke platform lain, aku jadi kurang fokus nulis di sini. Akhirnya mempengaruhi mood dan tulisan ku. Tapi insya Allah, aku perbaiki lagi penulisan ku supaya kembali kayak beberapa cerita ku yang berhasil tamat dengan segelintir pujian....
...Sebenarnya, aku kemarin mau Up lanjutan second Wife, eh gara-gara masukin karya lomba harus ganti alur supaya bisa cocok sama tema yang mereka maksud, akhirnya aku putuskan untuk tidak ikut lomba, karena aku tidak mau mengubah sedikit pun alur yang sudah ku siapkan....
...Jadi Novel ini akan segera ku selesaikan deh, ngebut biar bisa cepat up sekuel second Wife nya. Terimakasih partisipasi komentar nya 😘...
bisa mati rasa