NovelToon NovelToon
The Marriage Of Moon And Dew

The Marriage Of Moon And Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: dzataasabrn

Terlahir dari orang tua yang membenci dirinya sejak kecil, Embun Sanubari tumbuh menjadi laki-laki yang pendiam. Di balik sifat lembut dan wajah tampannya, tersimpan begitu banyak rasa sakit di hatinya.

Ia tak pernah bisa mengambil pilihannya sendiri sepanjang hidup lantaran belenggu sang ayah. Hingga saat ia memasuki usia dewasa, sang ayah menjodohkannya dengan gadis yang tak pernah ia temui sebelumnya.

Ia tak akan pernah menyangka bahwa Rembulan Saraswati Sanasesa, istrinya yang angkuh dan misterius itu akan memberikan begitu banyak kejutan di sepanjang hidupnya. Embun Sanubari yang sebelumnya menjalani hidup layaknya boneka, mulai merasakan gelenyar perasaan aneh yang dinamakan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dzataasabrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik Terang?

Aku terduduk di kursi dan memandang keluar jendela kamarku, menatap kosong gedung-gedung tinggi dan langit malam hari yang indah itu dengan air mata berlinang. Meski pemandangan ini tetap sama indahnya dengan saat pertama kali aku melihatnya ketika tiba di apartment ini, namun perasaan bahagiaku kala itu tak lagi sama karena tidak ada Sanu di sini.

Aku menghela napas berat dan mencengkeram lututku dengan kencang. Kemana dia pergi? Kepada siapa aku menanyakan keberadaannya? Seharusnya aku lebih banyak bertanya mengenai dirinya di waktu-waktu kebersamaan kami. Seharusnya aku lebih peduli terhadap dia saat dia masih ada di sini.

Aku menengadah, kembali menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. Tak begitu lama setelahnya, suara pintu kamarku terbuka. Tiga orang gadis dengan muka cemas memasuki kamarku dengan wajah muram.

"Seriously? Sampai kapan kau akan begini terus?" Dania menarik tanganku dengan pelan dan mendudukkan ku di kasur.

"Kau sendiri yang mengatakan kata-kata kejam itu padanya dan kau sendiri pula yang menderita. Ada apa denganmu?" Stefi berujar pelan, membuat kepalaku semakin tertunduk. Ya bitch, ucapanku memang benar!

Dania memelototi Stefi dan melempar bantal ke arahnya, "Bisakah kau prihatin sedikit saja dengan kondisi sahabatmu?"

Stefi memutar bola matanya dan bersedekap, aku menatapnya dengan lesu kemudian kembali tertunduk. Air mata kembali menggenangi mataku dan tanpa aku sadar, sebulir air mata lolos dari sana. Rasanya begitu perih. Jika ia benar ada di sini, di hadapanku, aku akan mengucapkan ribuan kata maaf untuknya. Aku akan melakukan apa saja untuk menghapuskan luka hatinya.

"Baiklah, sekarang kita sudah tahu jawabannya." Dania bersuara lirih sembari menatapku.

Aku menengadah, menghapus sebulir air mata yang kembali menuruni pipi. "Jawaban apa?"

"Jawaban bahwa kau memang benar mencintainya."

Aku menggeleng pelan. Cinta katanya? Apakah perasaan sedih tak terkira dan sakit tak terbendung saat aku tak bisa melihat wajahnya ini adalah perwujudan dari cinta?

"Jangan mengarang," ujarku parau.

"Berhenti membohongi dirimu sendiri dan akui saja kalau kau memang mencintainya." Queency mengusap punggungku dengan lembut, sorot matanya mengisyaratkan rasa kasihan terhadapku.

"Bukankah cinta adalah sesuatu yang bisa membuatmu bahagia? Bukankah cinta adalah sesuatu yang membuatmu tersenyum tanpa alasan dan berbahagia atas hal-hal yang tidak bisa dijelaskan? Satu-satunya yang aku rasakan di sini adalah rasa sakit," Aku menunjuk dadaku, mana bisa kupanggil rasa sakit ini sebagai cinta!

"Duh, kalau kau tersenyum tanpa alasan itu namanya gila, bukan cinta." Stefi merutukiku, wajahnya jutek dan nampak kesal. Jika aku punya teman seperti diriku, sepertinya akupun akan bersikap seperti Stefi.

Dania kembali melempar bantal ke arah Stefi, membuatnya semakin muram. Aku tertawa pelan sembari menyincing lengan kemeja polosku hingga ke siku, "Itu cinta. Gila karena cinta." sudut bibirku terangkat sementara ketiga temanku kompak memandangku dengan mulut menganga.

Aku menaikkan sebelah alis dengan ragu, sepertinya mulut sialku kembali mengatakan hal-hal yang tidak perlu.

"Ya baiklah daripada kita yang jadi gila karena kau, sebaiknya kau cepat benahi dirimu. Tidak ada gunanya kau luntang-lantung seperti gembel di rumahmu sendiri! Makanlah dengan teratur dan sibukkan dirimu dengan hal lain. Tampangmu semakin hari semakin terlihat seperti gelandangan, tau!" Dania menarik bahuku, menatapku dengan tajam. Ia merapikan rambutku menyelipkan anak rambut yang mencuat di dahiku ke belakang telinga.

Memang benar kata Dania. Selama beberapa Minggu hilangnya Sanu, aku membatalkan semua endorse dan pemotretanku. Aku harus membayar cukup mahal untuk semua kontrak yang aku batalkan, tetapi bagaimana lagi. Aku tidak memiliki hasrat untuk keluar rumah. Rasanya aku benar-benar tidak bisa fokus bekerja karena otakku benar-benar dipenuhi oleh dirinya. Selain itu, tanpa sadar aku jadi sering melewatkan jam makan. Aku hanya makan saat benar-benar lapar karena seenak apapun masakan bibi, aku tak berselera memakannya.

"Queen, apakah ada kabar dari Bastian?" Aku tersadar dari lamunan saat Dania menoleh ke arah Queency yang duduk di ujung ranjangku.

Queency dan Bastian sudah berpacaran sejak SMA, itulah kenapa mereka sangat dekat dan hampir selalu bersama kemana-mana. Selain itu, Bastian adalah salah satu teman dekat Sanu di kampus. Beberapa hari terakhir Dania dan Stefi terus mendesak Queency untuk menggali informasi mengenai keberadaan Sanu pada Bastian.

Queency menggaruk tengkuknya seraya menatap kami bertiga bergantian, "Dia benar-benar tidak mau memberitahuku apa-apa. Entah kenapa dia selalu terlihat murung saat aku membahas soal Sanu."

"Dia hanya pernah bertampang seperti itu saat kami sedang membicarakan kucingnya yang meninggal dan nenek kesayangannya yang sedang sakit. Aku jadi tidak enak hati untuk menanyakannya lagi."

Aku menghela napas panjang, begitu juga Dania yang ada di sebelahku.

"Dan kau Stefi, apakah Ramon mengatakan sesuatu?" Dania mendongak menatap Stefi yang sedang sibuk mengikir gigi depannya dengan kuku. Duh, kebiasaan jeleknya itu tak pernah hilang rupanya.

"Ramon juga sama. Dia selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali aku menyinggung soal Sanu. Lagipula kami sudah putus, makanya dia tidak lagi terbuka kepadaku." Stefi mendengus saat bibirnya mengucapkan kata putus. Ia juga sempat hancur lebur saat mendapati Ramon berselingkuh beberapa waktu lalu.

Dania mengerling, ia seperti kehabisan ide untuk menemukan informasi soal Sanu.

"Bagaimana dengan keluarganya? Apakah ada seseorang yang bisa kau tanyai?" Dania kembali menatapku. Kali ini matanya sedikit berbinar, seolah ia baru saja menemukan sebuah ide super cemerlang.

Aku mengangguk ragu, "Aku hanya pernah melihat ayahnya. Aku tidak tahu apakah dia punya saudara atau tidak."

Dania menjentikkan jarinya, "Itu dia! Kurasa kau harus menemui ayahnya!"

Aku sedikit terperanjat mendengarnya. Ada benarnya. Kenapa selama ini aku tidak menghubungi ayah mertuaku?

1
thieewiee
semangat kk
thieewiee
menyala author Q/Drool/
sisdelb: aaa maacii kaak🥰
total 1 replies
Aisyah Siti
nextt kak
thieewiee
lope lope sebakul buat autor udah crazy up
sisdelb: 😭😭 jadii semangat nulisnya karena pada antusias minta updatee. makasii banyak yaa buat supportnyaaa, lopee sekebon💞
total 1 replies
Culprit Heart
yaampun saras kamu janga Nethink duluuu
Culprit Heart
ya Tuhan😭😭😭 Author beneran isunya tendang pelecehan mulu yaaa
sisdelb: sorryy kaak😭. sejujurnya aku mau bikin reader kita aware aja sama isu sexual abuse karena aku pun pernah ngalamin hal serupa. entah itu orang asing atau orang terdekat, kita pokonya harus selalu aware dan waspada
total 1 replies
Culprit Heart
ati ati kemakan omongan sendiri neng
Culprit Heart
kocak banget😭
Culprit Heart
hahahaha sanuu gemes banget dah
Culprit Heart
wkwk avvvv
Culprit Heart
beneran cowok langka
Culprit Heart
astogenggg naksir ini mah
Culprit Heart
wkwkw jokes bapak bapak bgt jir
..
lanjuut
..
udah lama gk bca cerita author ini. menarik dan bikin penasaran
Culprit Heart
gaya penceritaannya bagus
Culprit Heart
lanjuttt thoorr
Culprit Heart
hahahah ketawanya ang ang ang dong😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!