NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawa di Tengah Kegelapan

Kaelan berlari dengan kecepatan luar biasa, hampir seperti petir itu sendiri menyatu dengan langkahnya. Hutan gelap di depannya seolah mengundang dengan bisikan kegelapan, tapi dia tidak merasakan ketakutan hanya antusiasme yang meledak-ledak di dalam dadanya. Dia tertawa terbahak-bahak, tawa yang menggema di antara pohon-pohon kelam yang menjulang di sekelilingnya.

“Razen! Aku akan mengalahkanmu suatu hari nanti!” teriaknya dengan suara keras, yang terdengar liar dan penuh kegilaan. “Hahaha!”

Langkah kakinya menghantam tanah berbatu, menciptakan dentuman yang kuat. Setiap loncatan terasa seperti ledakan kecil, dan kilatan petir kecil muncul di sekelilingnya, seolah-olah menari bersama kekuatan liar yang kini mengalir dalam tubuhnya. Daun-daun hitam di atas kepala bergetar setiap kali energi petirnya melesat.

Di depannya, hutan semakin gelap, bayang-bayangnya terasa hidup, bergerak dengan niat jahat. Udara semakin tebal, dingin, dan Kaelan bisa merasakan keberadaan makhluk-makhluk yang menunggu di dalam kegelapan. Mereka menatapnya, mengintainya, tapi dia tidak peduli. Dia haus akan pertempuran, siap menghancurkan apa pun yang berdiri di hadapannya.

Dari balik pepohonan, sesuatu bergerak cepat. Kaelan menghentikan langkahnya, jantungnya berdetak kencang bukan karena takut, tapi karena antisipasi yang mendalam. Seberkas bayangan melesat ke arahnya, cepat dan senyap, dengan mata merah menyala seperti bara api. Makhluk itu terbuat dari kegelapan murni, dengan cakar yang tajam dan tubuh yang tampak cair namun padat.

“Ah, yang pertama datang!” Kaelan tertawa lagi, memusatkan kilatan petir ke dalam genggaman tangannya. Dengan satu gerakan cepat, dia melemparkan petir tersebut ke arah makhluk itu, menciptakan ledakan cahaya di tengah kegelapan. Suara ledakan bergema, memecahkan kesunyian hutan, dan makhluk bayangan itu menjerit sejenak sebelum tubuhnya hancur dalam kilatan energi.

“Ini terlalu mudah!” Kaelan berteriak, wajahnya dipenuhi kepuasan.

Namun, sebelum dia bisa menikmati kemenangannya lebih lama, dua makhluk lagi muncul dari kegelapan, kali ini lebih besar, lebih ganas. Tubuh mereka bergerak tanpa bentuk yang pasti, seolah-olah bayangan itu sendiri berubah menjadi monster hidup. Mereka menyerang bersamaan, mencoba mengepung Kaelan dengan kecepatan yang menakutkan.

Kaelan hanya tersenyum lebar. “Makin banyak, makin seru!”

Dia melompat tinggi ke udara, menghindari serangan pertama dengan kelincahan yang tidak manusiawi. Sambil melayang di udara, petir berkumpul di sekeliling tubuhnya, membentuk medan energi yang berdesis keras. Dengan satu gerakan menghantamkan tangannya ke bawah, dia mengirimkan gelombang petir yang meledak ke tanah, menghantam dua makhluk itu sekaligus. Tanah bergetar dan cahaya terang menyelimuti hutan untuk beberapa detik, membuat bayangan-bayangan di sekitar mereka menghilang sementara.

Namun makhluk-makhluk itu tidak langsung hancur seperti yang pertama. Tubuh mereka meregenerasi dengan cepat, bayangan mereka berkumpul kembali seolah-olah petir Kaelan hanya memperlambat mereka.

“Oh? Kalian tidak mudah, ya?” Kaelan mencibir, merasakan adrenalinnya naik lebih tinggi. “Bagus. Aku butuh lebih!”

Dia melesat ke depan, langsung menuju salah satu makhluk yang masih dalam proses regenerasi. Dengan satu pukulan penuh petir, dia menghantam tubuhnya, membuat bayangan itu terpecah kembali. Tapi kali ini, sebelum makhluk itu bisa pulih, Kaelan menghujani dengan serangan bertubi-tubi, setiap pukulannya disertai dengan kilatan petir yang membakar udara. Tubuh makhluk itu meledak berkali-kali, akhirnya menguap ke dalam kegelapan.

Satu lagi.

Kaelan berbalik, siap menghadapi makhluk terakhir, tetapi kali ini dia tidak hanya menunggu. Makhluk bayangan itu meledak menjadi puluhan cabang bayangan yang lebih kecil, semuanya menyerang dari berbagai arah sekaligus, berusaha mengepung dan menjebaknya. Kaelan tersenyum puas, matanya bersinar dengan kebrutalan yang memancar dari dalam dirinya.

“Lebih baik begini!”

Dengan satu gerakan tajam, dia memusatkan semua energi petirnya ke dalam satu ledakan besar. Tubuhnya bersinar terang, seolah-olah menjadi pusat badai petir. Kilat menyambar ke segala arah, menghancurkan bayangan-bayangan kecil itu dalam sekejap, menyapu bersih area di sekitarnya dengan kekuatan yang menggetarkan tanah.

Setelah ledakan itu mereda, Kaelan berdiri di tengah lingkaran tanah yang hangus, napasnya berat tapi wajahnya penuh dengan kepuasan. Hutan yang gelap kini sepi, tak ada lagi makhluk yang muncul untuk menantangnya.

Dia mendongak, menatap langit yang kini tertutup oleh awan tebal, kilatan petir kecil masih berlari di ujung jarinya. “Kalian pikir itu sudah cukup?” Kaelan berteriak ke dalam kegelapan, berharap ada sesuatu yang lebih kuat datang menantangnya. “Aku belum selesai! Bawa lebih banyak lagi!”

Namun, tidak ada suara yang menjawab. Hanya keheningan yang kembali mendominasi hutan.

Kaelan tertawa lagi, tawa penuh kebrutalan dan kegembiraan. Dia merentangkan tangannya, membiarkan kekuatan petirnya mereda sejenak, lalu memandang sekeliling dengan puas. “Ini baru awal, Razen,” bisiknya, suaranya terdengar jahat di tengah hutan yang sunyi. “Aku akan menguasai semuanya, termasuk kau.”

Dan dengan itu, Kaelan melangkah lebih dalam ke dalam hutan, siap untuk tantangan berikutnya. Pertarungan berikutnya. Dan dia tahu, ini baru permulaan dari sesuatu yang lebih besar sesuatu yang akan memuaskan dahaga tak terpadamkan di dalam dirinya.

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!