Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRAUMA!
..."Setiap langkah kecil yang kamu ambil saat ini akan membawamu lebih dekat dengan tujuan yang kamu impikan. Jadi, jangan pernah berpikir untuk berhenti bergerak maju. Yakinlah! Bahwa 100 km dari tempat kau berdiri ada hadiah setinggi Gunung Everest yang menunggu untuk diraih olehmu."...
☆☆☆☆☆☆☆
Milan, Italia
Pulau Sae Ville, Pulau pribadi milik Arzhel
Keesokan harinya
Musim gugur menyapu Italia pada bulan oktober dengan suhu lebih sejuk pada kisaran angka 20-an derajat celcius.
Musim gugur atau musim luruh adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang dan subtropis, dan merupakan masa peralihan dari musim panas ke musim dingin.
Dalam zona beriklim sedang dan beriklim sub tropis di bumi, musim gugur merupakan musim panen bagi tanaman-tanaman yang ditanam atau bersemi pada musim semi, dan pepohonan peluruh meluruhkan daun-daunnya sehingga disebut sebagai musim gugur atau rontok.
Begitu juga dengan semangat Arzhel yang hilang seperti daun pepohonan yang gugur, setelah cowok itu tau bahwa Ratu pemilik hatinya pergi dan sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali.
Wajah tampan Arzhel tidak lagi terlihat segar, dan cerah seperti biasa, karena saat ini wajahnya seperti baju kusut belum setrika, rambut yang acak-acakan, lingkaran mata hitam seperti mata panda, dia belum tidur sama sekali karena mencari keberadaan gadis badass itu.
Alzian menghela nafas melihat keadaan Adiknya, dia merasa iba melihat kondisi Arzhel saat ini.
"Lo nggak tau di mana posisi, Sheina?" tanya Alzian pada Geovano.
"Nggak!" jawab Geovano, dia berjalan ke arah Arzhel dan duduk di sebelah calon adik iparnya itu.
Puk!
Arzhel menoleh dan melihat Geovano.
Geovano menghela nafas saat melihat wajah Arzhel.
"Apa kau tau kalau Princess memiliki trauma?" tanya Geovano
DEG!
Arzhel tersentak mendengar hal itu. "Shit! Gue lupa soal itu." batinnya.
Geovano melihat Arzhel terdiam. "Princess, mengalami trauma saat dia masih berusia 5 tahun, kami pernah diculik oleh salah satu musuh keluarga, orang yang menculik kami melakukan kekerasan," jelasnya.
"Saat usia 10 tahun, Princess kembali mengalami kejadian yang membuatnya trauma, dia mengalami kecelakaan bersama mendiang Kakek dan Nenek," sambung Geovano.
"Setelah kejadian itu, dia menjadi lebih pendiam dari biasanya, Grandpa sampai harus membawanya ke Psikolog agar dia bisa melupakan kejadian naas itu," tambah Geovano.
"Saat usia 13 tahun, di saat dia mulai sembuh dari traumanya, lagi-lagi Princess mengalami kejadian yang tak terduga." lanjut Geovano, dia terdiam tidak jadi melanjutkan ucapannya.
Farel melihat Geovano terdiam. "Saat itu Sheina baru pulang dari pasar malam bersama Galen," ucapnya.
"Saat perjalanan pulang mereka berdua ditahan oleh beberapa preman, Sheina dan Galen melawan para preman itu, tapi titik fokus Galen selalu tertuju pada Sheina," sambung Farel.
"Salah satu preman segera mengambil kesempatan saat melihat Galen tidak fokus, orang itu menembak Galen di bagian jantung," tambah Farel.
"Setelah kejadian naas itu, Sheina jadi menyalahkan dirinya sendiri, Sheina selalu menganggap jika Galen meninggal karena ulahnya," lanjut Farel.
Farel terdiam sebentar. "Sheina mengalami trauma yang lebih parah dari sebelumnya, dia menganggap dirinya tidak berguna sama sekali," terangnya.
"Sheina terus menerus menyalahkan dirinya menjadi penyebab kematian Galen, dia bahkan beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri." sambung Farel.
Leon memberi kode pada Farel.
"Boy, kejadian kemarin secara tidak langsung kamu membuat trauma yang Princess alami 4 tahun lalu terulang, kemarin kamu hampir saja tertembak oleh salah satu mafioso Joshua karena tidak fokus pada rivalmu." tekan Leon to the point.
DEG!
Jantung Arzhel berdetak cepat mendengar ucapan Leon, apa yang dikatakan oleh calon mertuanya itu memang benar, kemarin Arzhel hampir saja celaka karena tidak fokus.
Secara tidak langsung membuat Sheina mengingat kejadian naas 4 tahun lalu, alasan kenapa gadis itu selalu mengatakan untuk tidak menjadikan dirinya sebagai kelemahan Arzhel karena Sheina tidak mau ada kejadian seperti Galen lagi.
Galen adalah saudara kembarnya Farel alias Abang sepupu Sheina.
"Maaf, honey. Aku lupa kalau kamu punya trauma, maaf." batin Arzhel.
"Princess menuruni sifat mendiang Nenek Alysa, jika sedang ngambek, kecewa, marah, dia pasti memilih pergi dari rumah untuk menenangkan diri," jelas Leon.
"Sebaiknya kamu istirahat dulu, Nak. Untuk masalah Aileen, dia pasti akan kembali saat dia merasa lebih baik, kamu tidak perlu khawatir," titah Edrick.
"Grandpa harap kejadian ini akan jadi pelajaran buat kamu, saat ada kejadian seperti kemarin usahakan titik fokus kamu tetap ada pada rivalmu, kamu tidak perlu mengkhawatirkan Aileen karena dia bisa jaga diri dengan baik," pesan Edrick.
"Justru jika titik fokus kamu sama dia, dan membuat kamu celaka, Aileen pasti akan menyalahkan dirinya sendiri sama seperti kejadian 4 tahun lalu." tambah Edrick.
"Sebaiknya kamu mandi, perbaiki penampilanmu itu. Abuelo jadi malu melihatmu seperti itu, jelek!" cibir Edgar.
Arzhel melirik malas Edgar. "Aku, kembali ke kamar dulu," pamitnya.
Arzhel berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan dengan lesu menuju kamarnya.
"Ingat jangan bunuh diri, tapi kalau kamu mau tidak masalah, jadi Sheina bisa Abuelo nikahkan dengan orang lain." ucap Edgar.
Arzhel menoleh dan menatap tajam Edgar.
"Apa? Kamu mau marah pada, Abuelo?" tanya Edgar sok galak pada Arzhel.
Arzhel tidak menanggapi, dia kembali melanjutkan langkahnya.
"Huh, untung saja drak sidenya tidak on," ucap Edgar mengelus dada.
***
Berlin, Jerman
Pulau Shan-Shan
Seorang gadis cantik masih tertidur dalam keadaan gelisah, alisnya berkerut, keringat di bagian pelipis, dia juga mencengkram sprei dengan kuat, gadis itu juga berguman dengan tidak jelas.
Evelyn baru saja keluar dari kamar mandi melihat keadaan Sheina yang tertidur dengan gelisah, gadis itu berjalan cepat ke arah tempat tidur.
"Jan...." Sheina berguman tidak jelas.
"Shei, Shei...." panggil Evelyn, dia mengusap lengan Sheina dengan pelan.
Sheina terbangun dengan nafas terengah-engah, dia melihat ke sekeliling kamar.
"Kita ada di Pulau Shan-Shan," ucap Evelyn.
Sheina menatap Evelyn, dia terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Minum dulu," titah Evelyn memberikan gelas air.
Sheina tersadar dari lamunannya, dia bangun dan bersandar di headboard tempat tidur, ia mengambil air yang diberikan oleh Evelyn.
Glek! Glek! Glek!
Sheina memberikan gelas itu kembali pada Evelyn.
"Udah?" tanya Evelyn, Sheina mengangguk.
"Jam berapa kita sampai?" tanya Sheina.
"Kita baru sampai sekitar 30 menit yang lalu," jawab Evelyn.
"Jam berapa sekarang?" tanya Sheina.
"Jam 3 sore," sahut Evelyn.
"Kenapa gue bisa ada di sini?" Sheina bertanya lagi.
"Gue yang gendong, bilang makasih lo sama gue," jawab Evelyn.
"Gomawo unnie," ucap Sheina mengatup kedua tangan di depan dada, dia juga mengerjapkan mata beberapa kali bertingkah imut.
(Terima kasih - kakak perempuan )
"Cih, sok imut lo, sana mandi lo bau kambing!" ujar Evelyn.
"Gue memang imut," jawab Sheina mengibaskan rambutnya. "Minggir," titahnya.
Evelyn berdiri, Sheina turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Shei," panggil Evelyn.
Sheina menghentikan langkahnya, dia menoleh dan mengangkat alis seolah beetanya "kenapa?"
Evelyn paham. "Jangan lakukan hal gila!" tekannya.
Sheina hanya tersenyum tipis menanggapinya, lalu dia melajutkan langkahnya ke dalam kamar mandi.
"Yaaakkk... Nanti gue bakalan cek tangan lo, awas aja kalau ada luka gores sedikit saja, gue mutilasi lo, Shei," teriak Evelyn.
Sheina terus melanjutkan langkah kakinya, dia tidak peduli dengan teriakan Evelyn.
Blam!
Evelyn terus menatap ke arah kamar mandi dengan tatapan sulit diartikan, dia berjalan ke arah pintu.
"Hah, gue harap lo nggak lakuin hal gila! Shei." ucap Evelyn menghela nafas.
Dalam kamar mandi
Sheina bersandar di pintu kamar mandi sebentar, dia berjalan ke arah wastafel dan menyalakan air keran, gadis cantik itu menunduk, dan mengigit bibirnya.
Tes! Tes! Tes!
Sheina menangis, dia menutup mulutnya agar tidak menimbulkan suara.
"Abang, maaf. Gara-gara gue, lo jadi korban." batin Sheina.
"Gue nggak berguna, gue penyebab Abang pergi, gue penyebabnya dia pergi." batin Sheina.
Sheina kembali mengingat trauma yang dia alami 4 tahun lalu, dia terus menyalahkan dirinya.
Beberapa menit kemudian
Saat ini Sheina duduk di lantai kamar mandi dengan memeluk lututnya, dengan pandangan mata kosong, dia terus berguman menyebut nama Galen.
Brak!
Evelyn, Jennifer, Jeslyn, Emo, dan Laura mendobrak pintu kamar mandi.
"Yaaakkk, gue udah bilang jangan lakukan hal gila! Lo...." Evelyn tidak jadi melanjutkan ucapannya saat melihat pandangan kosong Sheina.
Dia duduk di hadapan gadis itu, dan...
Grep!
"Gue nggak suka lihat lo kayak gini, Shei. Gue, jauh lebih suka liat lo kayak singa dibanding sekarang," ucap Evelyn memeluk Sheina, dia menangis melihat keadaan sahabatnya itu.
Hiks! Hiks! Hiks!
"Jangan kayak gini, gue mohon, lo harus jadi Sheina yang dulu lagi." ujar Laura ikut memeluk sahabatnya.
Mereka menangis dan saling berpelukan, di sana hanya terdengar isakan tangis dari keempat gadis cantik itu.
Sedangkan Sheina, dia tidak merespon sama sekali, gadis cantik itu tetap menatap lurus ke depan.
DEG!
Arzhel memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.
"Honey, aku harap kamu baik-baik saja. Aku mohon, jangan lakukan hal itu lagi." lirih Arzhel.
Klik!
Arzhel menekan tombol di jam canggih miliknya.
"Logan," panggil Arzhel.
"Iya, King." jawab Logan.
"Bagaimana?" tanya Arzhel.
"Maaf, King lokasi Queen masih belum terdeteksi," sahut Logan.
Arzhel menghela nafas. "Cari tau terus!" titahnya.
"Baik, King." jawab Logan.
"Kamu di mana?" batin Arzhel, dia terus memegang dadanya yang semakin sesak.
"Aku harap firasat ini bukan karna kamu, honey." batin Arzhel.
Arzhel berjalan ke arah sofa, dia mengetik sesuatu di laptop miliknya. Lelaki tampan itu terlihat sangat serius, ia terus mengetik coding program, tangannya bergerak sangat lincah di atas keyboard.
Sheina memang sangat tidak suka melihat orang yang dia sayangi terluka, baginya jauh lebih jika dirinya yang terluka, dibanding orang terdekatnya.
Sheina memiliki trauma, saat dia melihat seseorang terluka karna dirinya, maka dia akan menganggap bahwa dirinya beban, tidak berguna, dan selalu membuat masalah pada orang lain.
Saat traumanya kambuh memang Sheina lebih suka menyendiri, dia lebih suka ke tempat yang tenang, tapi hal itu akan berbahaya untuk gadis tersebut karena disaat emosinya sedang tidak stabil, Kadang membuat gadis cantik itu melakukan hal yang cukup ekstrim, seperti menyakiti dirinya sendiri secara tidak sadar.
***
● Trauma adalah respons emosional terhadap suatu peristiwa yang sangat menakutkan, atau sesuatu yang menyedihkan. Trauma terjadi ketika seseorang merasa sangat terbebani emosi yang sulit, seperti ketakutan atau kecemasan, sehingga pikirannya tidak dapat memahaminya.
Emosi ini melekat pada orang tersebut dan dapat memengaruhi perasaan di masa mendatang.
Misalnya : Suara yang keras dapat mengingatkan seseorang akan pengalaman yang pernah dia alami sebelumnya seperti kecelakaan mobil, dan kejadian lainnya. Kondisi ini dapat memengaruhi mental dan emosi seseorang terutama saat mengingat peristiwa buruk tersebut.
☆☆☆☆☆☆☆
..."Perjalananmu mungkin tidak akan berjalan lurus saja, tapi setiap belokan memiliki makna tersendiri. Teruslah melangkah, jangan pernah berhenti, maka kamu akan sampai ke tujuanmu."...
...****************...
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇