S1 dan S2
Levita Mutiara yang dikenal sebagai dokter ajaib dari abad 21 mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan tangan ajaibnya dia mampu menarik orang dari kematiannya.
Karena kecelakaan mobil yang menimpanya, dia bertransmigrasi ke tubuh seorang cucu perdana mentri yang diasingkan karena bodoh dan dianggap sampah, bernama Bai Xingxing.
Apakah Levita mampu menjalani kehidupannya sebagai Bai Xingxing dan membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah menindasnya selama ini?
Di sisi lain, karena bakatnya dalam pengobatan, membuat banyak orang kagum padanya hingga berhasil mencuri perhatian Kaisar Iblis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lady_ma97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 : Menjelang Perayaan Besar
Hari ini merupakan hari perayaan kesembuhan Putri Zi Mei, setelah terbaring sakit selama tiga tahun. Suasana meriah dan dekorasi mewah terlihat di sepanjang jalan menuju Kekaisaran Mogui. Jalanan Provinsi Langit dipenuhi kereta kuda mewah yang berdatangan dari berbagai tempat untuk menghadiri pesta perayaan di Istana Kekaisaran Mogui.
Rakyat biasa yang menyaksikan deretan kereta itu terlihat sangat antusias. Sudah lama Kekaisaran Mogui tidak terlihat semeriah ini, sejak Putri Zi Mei terbaring sakit. Selama tiga tahun ini, Kaisar Ziran melarang adanya perayaan besar di Kekaisaran Mogui. Bahkan, acara ulang tahun anggota keluarga Kekaisaran pun tidak dirayakan. Itu semua adalah betuk penghormatan untuk Putri Zi Mei.
Di tengah ramainya kereta kuda yang melintas, sebuah kereta yang terlihat sangat mewah berhenti di depan rumah makan. Seorang pemuda bertubuh tegap dan berwajah tampan melangkah turun dari kereta kuda mewahnya. Pemuda itu mengamati keadaan sekitar dengan senyum tipis di bibirnya yang indah.
"Pangeran, bukankah lebih baik kita langsung menuju ke Istana Kekaisaran Mogui?" Seorang pelayan pria memperingatkan pemuda tampan yang merupakan majikannya itu dengan wajah cemas.
Pangeran tampan itu menatap malas pada pelayannya yang berisik, "Qi Yan, kenapa kau semakin mirip nenekku yang selalu cerewet? Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar."
"Tapi Pangeran, Yang Mulia Kaisar telah berpesan untuk jangan bermain-main dan langsung menuju Istana untuk memberi salam pada Kaisar Ziran." Ujar pelayan itu dengan hati-hati. Pelayan itu takut jika majikannya akan dimarahi oleh ayahnya karena tidak mendengarkan perintah.
Pangeran itu memutar matanya malas, "Diamlah! Kau pelayanku atau pelayan ayahku?!"
Pelayan itu hanya bisa diam dengan enggan. Dia hanya tidak ingin majikannya mendapat masalah saat kembali nanti.
"Qi Yan, ayo berjalan-jalan sebentar. Aku sudah lama bosan karena harus berada di Istana tanpa bisa bermain keluar." Pangeran itu tampak sangat antusias.
Pelayan itu menghela nafas pasrah.
Hahh sudahlah, kalau pun nanti Pangeran mendapat masalah, aku hanya bisa menanggungnya. Lagi pula, Pangeran memang sudah lama tidak boleh keluar karena kondisi tubuhnya yang lemah.
Kedua orang itu meninggalkan kusir dan kereta kudanya di depan rumah makan. Mereka berkeliling untuk menikmati suasana yang ada di Kekaisaran Mogui.
"Qi Yan, di sini ternyata jauh lebih ramai dari pada di Kekaisaran kita." Pangeran itu terus mengoceh dengan riang.
"Benar Pangeran."
Mereka terus berjalan hingga sampai di sebuah tempat yang ramai. Mata Pangeran itu terlihat berbinar saat melihat keramaian di tempat itu.
"Wahh ada pendongeng, ayo kita lihat."
Pelayan itu dengan langkah gontai mengikuti di belakang majikannya.
"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, hari ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang sangat menarik dan masih hangat."
Pendongeng itu menatap para penonton yang terlihat sangat antusias. Dengan senyum puas diwajahnya, pendongeng itu mulai bercerita.
"Di sebuah keluarga, ada seorang anak yang selalu dianggap bodoh dan tidak berguna. Suatu hari, anak itu melakukan sebuah kekonyolan yang membuat seluruh keluarganya malu. Karena kesalahannya itu, sang anak dibuang di suatu tempat yang jauh, seorang diri. Hingga suatu hari, si anak tersebut kembali ke rumah keluarganya dan mengepakkan sayapnya seperti seekor phoenix surgawi, yang mengejutkan semua orang dengan bakatnya yang luar biasa."
"Cerita macam apa itu! Bagaimana mungkin, orang yang tidak berguna tiba-tiba menjadi phoenix surgawi! Yang benar saja! Jika ingin mendongeng, setidaknya ceritakan sesuatu yang masuk akal!" Pangeran berkomentar dengan suara sinis.
Qi Yan yang berdiri di samping hanya diam saat mendengar majikannya menggerutu dengan kesal. Dia mengikuti majikannya yang membalikkan badannya untuk meninggalkan kerumunan.
...----------------...
Paviliun La Zhu. Kediaman Bai.
Tuan Bai mengepalkan tangannya saat mendengar berita yang disampaikan oleh bawahannya.
"Apa gadis itu benar-benar memiliki bakat yang mengalahkan Santo Mo?" Tuan Bai sangat tidak ingin mempercayai berita tentang Bai Xingxing yang telah menyembuhkan Putri Zi Mei.
"Benar Tuan. Nona sulung berhasil memenangkan sayembara itu. Kaisar bahkan sudah mengumunkan akan mengundang Keluarga Bai sebagai tamu kehormatan karena Nona sulung telah menyelematkan Tuan Putri dari kematian." Jelas bawahan Tuan Bai.
Wajah Tuan Bai menggelap, "Karena sudah seperti ini, aku hanya bisa mengikuti alurnya untuk sementara."
Aku tidak bisa sembrono. Saat ini Bai Xingxing sedang disanjung oleh keluarga Kaisar. Jika aku membuat tindakan, Kaisar akan curiga.
"Sampaikan pada kedua putriku untuk menyiapkan hadiah untuk Tuan Putri." Perintah Tuan Bai.
"Tuan, bagaimana dengan Nyonya?" Tanya bawahan itu hati-hati.
Tuan Bai mendengus jijik, "Huh, apa kau tidak melihat seberapa jelek wanita itu?! Apa kau pikir aku akan membiarkan wanita jelek itu mempermalukanku di hadapan para tamu penting di Istana?!"
"Baik Tuan. Bawahan ini mengerti."
Tuan Bai yang biasanya selalu menyukai istrinya yang cantik, sekarang menjadi jijik saat membayangkan tubuh istrinya yang gemuk. Bahkan, Tuan Bai memilih tinggal di Paviliun lain daripada menemani istrinya di Paviliun Lan Hua, yang biasanya menjadi saksi bisu adegan panas diantara mereka.
Jangankan menyentuh, melihatnya saja membuatku jijik!
...----------------...
Paviliun Megui. Kediaman Bai.
Bai Xingxing yang tidak memiliki kegiatan apapun, memilih duduk bersantai sambil menikmati kudapan yang disiapkan oleh pelayannya.
Xu Luo menuangkan teh untuk majikannya, sebelum bertanya, "Nona, hari ini adalah perayaan kesembuhan Putri Zi Mei, apa Nona sudah memikirkan hadiah untuk Tuan Putri?"
"Tentu saja. Kakek juga memberikan uang padaku untuk membuat pakaian. Pakaian yang aku pesan beberapa hari yang lalu seharusnya sudah jadi hari ini." Jawab Bai Xingxing sambil mengunyah kuenya.
Bai Xingxing membersihkan mulutnya yang tertempel remahan kue sebelum beranjak dari duduknya, "Ayo temani aku mengambil pakaian itu dari toko jahit."
Bai Xingxing mengangkat tubuh Xiao Bai yang sedang tidur di atas meja ke dalam gendongannya.
"Baik Nona." Xu Luo segera meletakkan teko teh di tangannya dan mengikuti majikannya.
Beberapa saat kemudian..
"Wah.. jalan-jalan di sini sangat ramai." Bai Xingxing menatap kagum suasana di sekitarnya yang dipenuhi orang yang berlalu lalang dan kereta kuda yang datang untuk menghadiri perayaan nanti malam.
"Benar Nona. Sudah lama Nubi tidak melihat orang-orang begitu antusias." Ujar Xu Luo dengan wajah sumringah.
Bai Xingxing mengangguk, "Kaisar Ziran pasti sangat bahagia karena putrinya selamat dari kematian. Memang layak mengadakan perayaan besar."
"Lebih baik kita ke toko jahit sekarang, setelah ini aku masih harus mempersiapkan hadiah untuk Putri Zi Mei." Lanjut Bai Xingxing.
Mereka segera menuju toko jahit yang beberapa hari lalu di datangi Bai Xingxing. Saat Bai Xingxing akan melihat pakaian pesanannya, seorang gadis yang baru saja datang menghadang jalan Bai Xingxing.
Gadis itu dengan sengaja menabrakkan bahunya pada Bai Xingxing, "Aiyah, apa kau tidak punya mata?!"
Bai Xingxing meringis dan memegang bahunya yang terasa sakit karena benturan.
Bai Xingxing menoleh dan mendapati seorang gadis menatapnya dengan pandangan jijik, "Jika aku tidak punya mata, bukankah itu artinya kau lebih tidak punya mata?"
"Kau.." Gadis itu menuding Bai Xingxing dengan wajah marah. Namun, dia kembali acuh dan berkata, "Aiyo, kupikir siapa, ternyata sampah dari Keluarga Bai! Meskipun saat ini kau sudah tidak mirip babi, bagiku kau tetap sampah!" Ucap gadis itu dengan nada sinis.
Xu Luo berbisik pada majikannya, "Nona, gadis ini adalah Shi Ru, anak dari Kepala Keluarga Bangsawan Shi yang saat itu Nona selamatkan di Desa Daotian. Dia juga teman baik Nona Kedua. Menurut rumor, Nona Shi tergila-gila pada Putra Mahkota namun selalu ditolak."
Bai Xingxing mengangkat sudut mulutnya, "Oh, begitukah?"
Menarik! Gadis ini sepertinya memiliki temperamen yang kurang baik. Dia bahkan menghinaku, bukankah Tuan Shi harus menjelaskannya padaku?
"Aiyo, kupikir siapa, ternyata Nona Shi yang sudah lama menggilai Putra Mahkota namun selalu ditolak. Kasihan sekali si pengemis cinta ini!" Balas Bai Xingxing tidak kalah sinis.
Shi Ru yang mendengar ejekan Bai Xingxing meraung tidak terima, "Dasar sampah sialan! Berani sekali kau mengejekku!"
"Huh, hanya bocah kekanak-kanakan sepertimu, apa yang harus ditakuti!" Dengus Bai Xingxing.
"Jangan karena Kaisar telah mengundang keluargamu sebagai tamu terhormat, aku akan bersikap lunak padamu! Lagi pula, aku tidak percaya bahwa kau yang telah menyembuhkan Tuan Putri!" Ucap Shi Ru dengan suara mengejek.
Bai Xingxing malas berdebat dengan bocah idiot yang satu jenis dengan kedua sepupunya itu!
Bai Xingxing hanya menatap datar tanpa mau membalas, "Xu Luo, ambil pakaianku dan kita pergi dari sini. Aroma busuk dari mulut bocah idiot ini sangat mengganggu hidungku!"
Xu Luo menutup mulutnya untuk menahan tawanya, "Baik Nona."
Shi Ru melotot pada Bai Xingxing yang telah mengatai mulutnya bau!
"Kau yang bau! Kau dan keluargamu yang bau!" Raung gadis itu dengan keras.
Bai Xingxing melangkah pergi tanpa mempedulikan teriakan bocah idiot bermulut busuk itu!
.
.
* Gaun pesanan Bai Xingxing