🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
"Baiklah, baiklah," jawab Chasyn pasrah. "Kalau begitu aku akan telpon polisi agar polisi menemukan tubuhmu dan malam ini kita cari pelakunya," ucap Chasyn.
Chasyn mengambil ponsel lalu menelpon polisi.
Tuuut
tuuut
Tuuut
"Halo, ini dari kantor polisi berbakti, ada yang bisa kami bantu?"
"Pak, saya menemukan mayat seorang perempuan di sebuah rumah reot tua, di jalan Mahoni," jawab Chasyn.
"Benarkah? Baiklah kami akan ke sana sekarang," ucap polisi itu segera bergegas.
"Aku sudah memberi tahu polisi," ucap Chasyn menyimpan ponselnya.
Chasyn kembali memeriksa tubuh yang terbujur kaku itu. Ia menemukan sesuatu di sana.
"Aku sudah menemukan sesuatu, mungkin dengan ini kita bisa menemukan petunjuk pelaku itu, ayo kita pergi sekarang," ajak Chasyn.
Bayangan itu melayang dan Chasyn berjalan kaki.
[Klik di sini untuk membuka]
Chasyn membuka layar monitornya dan meletakkan barang yang ia temukan di layar system tersebut, ia juga mengetik sesuatu.
[Pemilik Barang terdeteksi]
[Alamat di jalan jambu blok B nomor 3]
"Mantap, ayo kita ke sana sekarang," ucap Chasyn mengambil barang itu kembali dan mereka pun menuju alamat tersebut.
"Di sini nih tempat tinggalnya," ucap Chasyn mengangguk.
Chasyn mengetuk pintu rumah yang ada nomor 3.
Tok!
Tok!
Tok!
"Permisi," panggil Chasyn.
"Aduuuh… siapa sih malam-malam begini?" tanya pria itu.
Kerena tidak ada sahutan, Chasyn kembali mengetuk pintu rumah tersebut.
"Hey! Apa kamu tidak tahu malam-malam begini orang mau tidur!" teriak pria itu marah sambil membuka pintu.
Kesempatan pintu terbuka, Chasyn langsung masuk ke rumah itu.
"Hey beraninya kamu masuk ke rumahku, keluar kamu!" bentak pria itu tak terima.
"Ini milik siapa?" tanya Chasyn menunjukkan barang tersebut, mata pria itu terbelalak dan ingin menyambar barang itu dari tangan Chasyn namun Chasyn menghindarinya.
"Kenapa kau melakukannya?" tanya Chasyn.
"Aku… aku di suruh oleh seseorang," jawab pria itu gagap.
"Siapa dia? Kau lebih baik memberi tahu siapa orangnya, jika tidak ada seseorang yang kan membalas dendam," ucap Chasyn menyeringai.
"Kau jangan mengancam ku? Kau ingin menelpon polisi?" tanya pria itu.
"Haish… tunggu dia menyelesaikan masalahnya baru aku akan menelpon polisi," ucap Chasyn.
"Siapa dia?" Tanya pria itu.
Bayang itu menampakkan diri yang bergelantungan di udara dengan baju putih dan rambut panjang menutupi wajah.
"Aaaaaa…! teriak pria itu ketakutan, ia ingin Kabur namun pintu itu tertutup dengan sendirinya membuat pria itu pucat pasi dan terduduk di sudut ruangan.
"Telpon orang yang menyuruhmu dulu, atau dia tidak akan berbaik hati membiarkanmu hidup," ucap Chasyn.
"I-iya, ak-aku… akan…akan telpon di-dia se-karang," ucap pria itu gemetaran. Ia berlari ke kamarnya dan mengambil ponselnya dengan tangan gemetaran.
Tuuut
Tuuut
Tuuut
"Hey! Ada apa kau menelpon tengah malam begini?" tanya suara seorang pria yang ada jauh di seberang sana dengan suara yang masih mengantuk.
"Cepat… cepat datang… ke-ke sini se-sekarang," ucap pria itu gelagapan.
"Ada apa ini?" tanya pria itu lagi penasaran.
"Po… pokoknya aku tidak bisa… menjelaskannya, ka-kamu datanglah," ucap pria itu yang langsung memutuskan panggilannya.
"Sudah kamu hubungi?" tanya Chasyn yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu kamar pria itu.
"Aaaaa… jangan mendekat!" teriak pria itu ketakutan sambil menutup wajahnya.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih