Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Ya Tuhan berikan keajaibanmu Tuhan..
Devita dengan menangkup kedua tangannya berdoa dalam hatinya.
"Baik Tuan Kita mulai.Ananda Muhamad Luke Far___"
"BERHENTI!!"
Mau Luke,penghulu maupun Devita lansung menoleh kearah suara itu yang ternyata adalah Dafa.Devita tersenyum senang lalu ingin segera bangun,berlari kearah Dafa namun tangannya cepat di Cekal Luke.
"Kau!.." Geram Luke.
"Anda tau Dosa apa jika anda menikahkan seseorang dengan terpaksa apalagi mereka berbeda keyakinan.!" Ucap Dafa menatap tajam kearah pak penghulunya.pak penghulu itu lansung bangun dan menjauh dari sana.
"Berani sekali kau datang kemari,apa hak kau mengatur keinginanku..!" Ucap Luke sudah bangun dengan tangannya terus mencekal kuat tangan Devita sampai Devita meringis kesakitan.
"Lepaskan Dia. Kau tidak bisa menikahinya,bahkan dia berbeda keyakinan denganmu Luke..!" Ucap Dafa.
Hahahaha Tawa sumbang Luke mengema ruangan itu.
"Pengawal!!" triaknya.
Kali Ini Dafa yang tersenyum menyeringai kearah Luke.
"Siapa yang mau kau panggil Luke..? Asissten dan anak buahmu?.Mereka sudah...oo mungkin saat ini mereka sudah tidak bernapas lagi!" Ucap Dafa.
"Kau..,Aku tidak punya urusan denganmu..! Kenapa menganggu acaraku.." Geram Luke.
Cih.." kau bilang tidak punya urusan denganku,kau salah.tentu saja kau punya masalah denganku..lepas Dia, maka kau dan juga bisnis gelapmu itu akan aku pertimbangkan." Ucap Dafa.
"Lepaskan Aku Luke..aku mohon..." Lirih Devita menahan kesakitan tangannya.
"Ternyata kau juga mengingini Dia..?" Luke lansung menodongkan senjatanya kearah Devita membuat Devita Dan Dafa terkejut.
"Aku mohon..jangan lakukan ini Luke.. Aku mohon...." Ucap Devita ketakutan.
"Apa dia pria yang membuat kau tidak menyukaiku hah..?" Ucap Luke namun matanya mengarah Kearah Dafa.
"Tidak..luke..bukan..buka dia..tidak ada pria yang aku sukai..aku mohon... lepaskan aku Luke.." Ucap Devita memohon dengan berderai kembali air matanya.
"Lepaskan Dia Luke..Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku..."
"Kau pikir aku bercanda...hah??" Saut Luke marah semakin kuat merangkul tubuh Devita dengan senjatanya dia todongkan di kepala Devita.
"Lepaskan Dia luke,tempat ini sudahku kepung..kau tidak akan bisa pergi kemana pun..!" Ucap Dafa.
"Jangan mendekat,atau Aku akan menembakinya..!" Ancam Luke.
Dafa melirik kearah kanannya memberikan isyrat kepada anak buahnya untuk tidak gegabah.
"Kau ingin lepas...baik aku akan melepasmu.." Ucap Luke menyeringai.
Dor...Dor...tembakan lepas beberapa kali.
Devita yang tengah memejamkan matanya memasrahkan dirinya tadi di tembaki,perlahan membukanya dan seketika itu Dia lansung di tarik Dafa kesisinya bahkan tidak sadar Devita lansung memeluk tubuh Dafa dengan eratnya.
"Ke..kenapa Tuan membunuhnya..?" Ucap Devita melihat Luke sudah tergeletak dengan disisi kepalanya mengalir cairan merah.
"Kau kasian melihat pria yang baru saja mencoba ingin membunuhmu!! Sungguh aku tidak percaya..!" kesal Dafa.
"Bukan begitu,tapi setidaknya jangan bunuh dia..bagaimana kalau pihak kepolisian tau..,Aku tidak mau di salahkan..."Ucap Devita ketakutan.
"Bagaimana kau bisa lulus menjadi seorang Dokter tapi kau sebodoh ini hah..kau lihat sekelilingmu..!buka matamu selebar mungkin..!" Ucap Dafa membuat Devita lansung mengedar pandangannya,ternyata mereka bukan hanya sendiri disana melainkan bersama pihak kepolisian juga berada disana.Devita merasa jadi bersalah sudah menuduh Dafa barusan.
"Kau pikir aku mau mengotori tanganku. Buang jauh pikiran kotormu itu!" Ucap Dafa.
"Ma..maafkan aku Tuan,maaf sudah menuduhmu.Terimakasih sudah menolongku..aku tidak tau bagaimana kalau anda tidak datang menolongku.. terimakasih Tuan.." Ucap Devita menunduk.
"Sampai kapan kau akan memeluk tubuhku.." sontak Devita lansung menyadari apa yang barusan dia perbuat sudah berani memeluk tubuh Dafa.Devita lansung melepaskan pelukannya namun karena kurangnya keseimbangan Devita malah mau terjatuh namun dengan cepat Dafa merangkul pinggangnya dan seketika itu tatapan mata mereka bertemu.
Glup..terdengar Dafa menelan Air ludahnya.
Ternyata dia sangat cantik.
Dafa tersadar lansung melepaskan Devita dari rangkulannya kemudian ingin keluar dari ruangan itu namun terhenti.
"Apa kau masih ingin tinggal disini!" Ucap Dafa dingin.Devita lansung berjalan cepat mendekati Dafa.
"Tuan tidak bilang kalau mau pergi..!" saut Devita namun tidak di jawab Dafa.
"Tuan..boleh saya bertanya..?" Ucap Devita.
"Adikmu berada di rumahku!" Saut Dafa yang sudah tau apa yang mau Devita tanya pada dirinya.
"Terimakasih Tuan..!" Ucap Devita.
"Telingaku sakit mendengar kau terus berterimakasih..tidak bisakah kau memberi ucapan terimakasih dengan layak..?" Ucap Dafa tampa menoleh sejak tadi.
"Ucapan terimakasih dengan layak.. maksudnya??" Ucap Devita bingung.
"Pikirkan sendiri..!" Ucap Dafa.
Sekarang mereka sudah sampai di depan Helikopter yang akan mengantar mereka pulang.Dafa menyuruh Devita masuk duluan kedalam Helikopter itu, perlahan Devita ingin masuk namun langkahnya terhenti karena rok kebayanya terlalu sempit untuk bisa dia melangkah naik.
Dafa kembali mengejutkan Devita karena saat itu Dafa membawa tubuhnya kedalam gendongnnya dan kemudian perlahan membawa Devita masuk kedalam Helikopter itu.
"Kau sungguh merepotkan!!" Ucap Dafa.
Tidak lama Helikopter itu mendarat membawa mereka keluar dari pulau tersebut.
Devita sesekali melirik kearah Dafa yang sedang memejamkan matanya.
"Jangan berani mencuri pandangan kearahku..kau mau tau apa hukumannya..!" Ucap Dafa membuka matanya menatap tajam kearah Devita.
"Anda terlalu kepedean,Siapa juga melihat kearah anda..saya kan melihat pemandangan.." kilah Devita.
"Kebohonganmu terlalu bisa di tebak Nona!" Ucap Dafa kembali memejamkan matanya.
Dia punya mata berapa sih,2 saja kan..?Kenapa dia bisa tau aku melihat kearahnya..Dasar Tuan paling aneh..
Ucap Devita dalam hatinya.
"Mengerutu orang pun hukamannya sangat berat."
Lagi-lagi Devita melototkan matanya mendengar ucapan Dafa.
"Jangan suka menuduh orang..!" Serkah Devita.
"Perkataan itu cocok untukmu..!" Ucap Dafa membuka jasnya lalu melemparkan kearah Devita.
"Kenapa??" Tanya Devita bingung.
"Apa kau mau buah dadamu aku pandangani..!" Ucap Dafa frontal membuat Devita segera melirik dadanya yang benar terbentuk dan belahannya nampak sekali.
Puk..."Dasar mesuum.."Ucap Devita Memukul bahu kiri Dafa dengan kuat.
"Aku pria normal..lagi pula kenapa kau tidak menyadari pakaian kau pakai.. salah dirimu sendiri.." Ucap Dafa.
"Pokoknya kau yang Mesum.." Ucap Devita kesal sudah menutup Dadanya mengunakan Jas milik Dafa, sedangkan Dafa mengukir kecil senyumannya yang tidak terlihat oleh Devita.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱