Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Anda!"
"Halo Nona Kiara, saya Daniel Carlton senang bertemu kembali dengan anda" Daniel menyambut Kiara dengan senyuman, senyuman yang akan membuat para wanita meleleh seketika tapi tidak untuk Kiara.
Daniel berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Ah Iya! Saya Kiara maaf atas insiden tadi pagi yang menimpa mobil anda" ucap Kiara canggung dan menyambut uluran tangan Daniel.
Sentuhan tangan lembut Kiara membuat jantung Daniel dag dig dug. Hanya untuk sesaat Karena setelah itu perasaannya bagai terhempas. Dia mengerutkan kening saat melihat cicin di jari manis Kiara.
"Apa dia sudah menikah?" gumamnya dalam hati.
"Maaf Tuan" tegur Kiara karena Daniel tidak melepas jabatan tangannya.
"Ah maaf nona" ucapnya tersadar dari lamunannya.
"Silahkan duduk"
"Terima kasih"
"Baiklah tuan pertama saya mohon maaf atas insiden tadi pagi dan ijinkan saya mengganti kerugiannya."Ucap Kiara memulai obrolan.
"Tidak perlu nona, hanya kerusakan kecil" ucap Daniel enteng padahal tadi dia sudah kebakaran jenggot Sampai beradu argumen dengan Lisa.
"Baiklah Kita akan mulai membahas proyek pembangunan Apartemen dan maaf Asisten saya sedang ada urusan jadi saya akan melakukan sendiri" jelas Kiara.
"ah tidak apa aku senang bisa berdua dengan anda" celetuk Daniel.
"Excuse me?"
"M-maksudnya sama dengan ku, asistenku juga sedang ada urusan mendadak, Jadi Kita akan membahasnya berdua, Anda tidak masalah kan?" ucap Daniel Kikuk.
"Tentu saja tidak masalah" Kiara mengeluarkan iPad mulai mempresentasikan karya perusahaannya. Bukannya mendengarkan Daniel malah sibuk memandang wajah Kiara dan beralih pada cincinnya lagi
"Apa benar dia sudah menikah? Jelas sudahlah jarinya gak kosong, tapi seperti apa suaminya" Daniel bermonolog dalam hati.
"Bagaimana Tuan?" Tanya Kiara mengakhiri
"Hah! Panggil saja Daniel" Ucap nya spontan.
"Maaf tuan kita tidak seakrab itu, dan saya menghargai anda" ucapnya tidak mengurangi rasa hormat terhadap kliennya.
"Tapi untuk mensukseskan kerja sama ini ada baiknya kalau kita mengakrabkan diri" kekeuh Daniel.
"Maaf saya hanya berusaha membatasi diri berinteraksi dengan lawan jenis" ucap Kiara sambil menunjukkan cicin di jarinya.
"Oh maaf! Suami anda pasti pria beruntung bisa mendapatkan istri seperti anda" ucap Daniel merasa tidak enak hati, Kiara hanya tersenyum menanggapi.
"Baiklah tuan, waktu saya tidak banyak, sampai disini dulu pertemuan kita selebihnya nanti biar jadi urusan asisten saya" ucap Kiara beranjak dari duduk.
"jangan terburu-buru nona anda belum memesan makanan" Daniel mencoba menghentikan Kiara.
"Maaf tuan saya masih ada janji lain" mengulur tangannya.
"baiklah kalau begitu Nona, semoga kerjasama kita berjalan lancar" ucap Daniel menjabat tangan Kiara.
Daniel mempersilahkan Kiara berjalan keluar terlebih dahulu.
"Apakah anda membawa kendaraan sendiri?" Tanya Daniel.
"Hem yaa, tapi saya masih menemani seseorang disini" ucap Kiara.
"Suami anda?" tanya Daniel yang jiwa keponya mulai meronta.
"Mommyyy!" Panggil Phoe saat melihat mommy Kiara berusaha di dekati seorang Pria. Phoe menatap tajam ke arah Daniel.
"Maaf tuan, saya harus pergi" pamit Kiara berjalan Ke arah Phoenix. Phoenix pun menggandeng tangan Kiara posesif menuju meja di mana sudah ada Lisa yang asik dengan ponselnya.
"Wuiish! Tatapan anaknya saja posesif gimana dengan bapaknya" Daniel bergidik ngeri membayangkan Jika bertemu dengan suami Kiara.
Drrrtt..
Drrrt.
Drrrtt...
suara ponsel Daniel bergetar, malas sekali mau menekan tombol hijau melihat nama si pemanggil siapa lagi kalau bukan Simon. Sampai dering ketiga Daniel pun menjawabnya
"Aku patah hati Niel" teriak Simon saat sambungannya sudah terhubung, seketika Daniel menjauhkan ponselnya.
"Kalau tidak penting aku matikan" jawab Daniel ketus.
"Tunggu bro! Kau dimana?" tanya Simon.
"Di Cafe Java, tapi sudah selesai urusanku" jawab Daniel sambil melihat interaksi Kiara dan putranya dari jauh.
"Cantik" gumam Daniel.
"Hah!" Simon mengerutkan keningnya mendengar gumaman sahabatnya.
"Halo bro are you oke?" Tanya Simon
"Ish Kau itu menggangguku saja, sudahlah kita bertemu di tempat biasa saja" ucap Daniel dan mematikan sambungan ponselnya dan pergi meninggalkan cafe.
"Halo! Halo! Yah malah di matikan" gerutu Simon
"Kau sudah memesan makananmu sayang" Tanya Kiara saat sudah di meja tempat Phoe makan.
"Pria itu Klien mommy?" Tanya Phoe, walaupun usia Phoe masih 5 tahun tapi pemikirannya dewasa intinya satu dia hanya ingin melindungi mommy Kiara dari para lelaki yang mendekati.
"Bersikaplah sopan dengan orang dewasa Phoe tidak baik kau bersikap seperti tadi" ucap Kiara menasehati.
"Phoe tidak berkata apapun, dimana letak tidak sopannya" Phoe mencoba membela diri.
"Kau memang tidak berkata apa tapi sikapmu itu, pandanganmu perlu di kondisikan sayang, mengerti Gak?" oceh Kiara.
"Iyes mom" ucap Phoe malas dan melanjutkan makannya.
"Bagaimana pertemuannya nona?" tanya Lisa yang dari tadi hanya mendengar interaksi antara Kiara dan Phoe.
"Semua berjalan lancar dan tuan Carlton menyukai desainnya" ucap Kiara.
"Syukurlah! terus bagaimana dengan Tuan Carlton? Apakah dia pria tua atau pria muda yang tampan" tanya Lisa antusias.
"Masih tampan Daddyku" ketus Phoenix.
Phoenix tahu wajah Elvano dari foto yang ada di ponsel Kiara.
Lisa langsung merapatkan bibir. Kiara tersenyum melihat ekspresi lisa, dia hanya berpikir seandainya Lisa tau siapa tuan Carlton.
Daniel memang tampan sebelas dua belas dengan Elvano mungkin karena sama-sama bule pikir Kiara. Tapi ketampanan Daniel tidak bisa menggeser Elvano dihatinya.
"Sudah cepat habiskan makanmu sayang, kita pulang, opa menunggu" ujar Kiara.
Setelah menghabiskan makanannya Lisa melakukan pembayaran di kasir dan kembali ke meja Kiara.
"Sudah Lisa" tanya Kiara.
"Sudah Nona"
"Mom aku ingin ke toilet" ujar Phoenix
"Baiklah mommy akan mengantarmu, Lisa kau tunggu di mobil aku antar Phoe ke toilet dulu" ujar Kiara.
"Baik nona" Lisa pun berjalan ke keluar cafe menuju parkiran.
"Mommy menunggumu di depan Phoe" ujar Kiara karena tidak mungkin Kiara masuk ke toilet khusus pria.
Setelah menunggu beberapa menit Phoenix pun keluar dari toilet.
"sudah mom" ujarnya.
"Tunggu Phoe sepertinya mommy juga mau ke toilet, Kau tunggu di dalam tidak apa" ucap Kiara
"cepatlah mom, Phoe tunggu disini saja"
"Baiklah!" Kiara berjalan masuk ke toilet sedangkan Phoe duduk di sofa beberapa meter dari toilet.
"Kau sendirian nak?" sapa seorang pria paruh baya yang juga duduk di sofa sedang menunggu istrinya.
"Phoe menunggu mommy di toilet" ucapnya datar. Pria tersebut hanya mengangguk, entah mengapa dia begitu tertarik mengobrol dengan bocah kecil yang menggemaskan di sampingnya.
Sedangkan di toilet Kiara terburu-buru Karena meninggalkan Phoenix sendiri tidak melihat seseorang di depannya.
Bruk!!
"Ah maaf nyonya saya terburu-buru, anak saya sendirian di luar" ucap Kiara sambil memunguti barang-barang milik wanita paruh baya yang di tabraknya.
"Tak apa sayang terima kasih" ucapnya saat menerima tasnya.
"Saya permisi nyonya" ucap Kiara.
"Yah Silahkan" ucap wanita itu sambil tersenyum.
wanita paruh baya itu keluar dari toilet dan mengerutkan keningnya saat melihat suaminya tengah asik mengobrol dengan anak kecil.
"George!" teriaknya penuh amarah.
duh moga berhasil di kejar dah
jangan lma² ya elah
Lo harus inget semuanya
apa ngga kasian sama kia dan anaknya pho .
walaupun gregetan tapi Yo wes lah
tapi kok aku greget ya
El amnesia selama 6th lama banget sih
apa ga ada usaha buat ngingat .
ya elah
apa kamu ga mau liat baby El junior.
tapi penasaran juga sih...
itu sih mau²nya kamu