Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Diabaikan dan Menyimpan Dendam
Aku tidak akan membiarkan kau bersenang-senang, tunggu saja pembalasan ku, lihat saja nanti apa yang akan kulakukan padamu. " Suaranya gemerutuk menahan rasa bencinya.
"Kau boleh berbahagia sekarang, Jendral Manik mendatangimu. " Yah dialah Putri Desy, istri kedua sang Jendral.
Kemarahan yang meledak itu, terjadi karena seorang mata-mata yang dipasangnya di sekitar kediaman Nakki berhasil kembali dan memberi laporan.
Sejak Nakki memiliki kekuasaan dan juga memiliki pasukan pengawal, tidak mudah untuk menerobos ke dalam kawasan perkebunan tersebut.
Flashback....
Ketika melihat Nakki datang sebagai istri ketiga Jendral Manik, Desy adalah istri yang paling diam, dan tidak memberi penolakan dengan kata-kata.
Namun bukan berarti dirinya setuju, kalau ia diam itu karena kemarahan yang begitu besar dalam hatinya tak dapat dilukiskan, rasa benci nya demikian besar, hingga ia tak sanggup berkata-kata, keinginan untuk menjambak rambut seorang Nakki begitu besar lalu menghempaskan tubuh kecil itu hingga rasa sakitnya dapat terbalaskan, namun itupun mungkin tidak cukup untuk menenangkan amarahnya.
Bagaimana mungkin Jendral memutuskan sepihak seperti itu? mereka bahkan belum lama menikah, baru beberapa pekan, bahkan ia belum sempat merasakan manisnya berbulan madu bersama suaminya.
Dirinya memang sempat bepergian keluar kerajaan mendampingi Jendral dalam sebuah lawatan persahabatan, dan oleh Raja, putri Desy sebagai anggota keluarga kerajaan tentu mendapat prioritas utama untuk mendampingi Jendral dalam kunjungannya.
Kepergian mereka beberapa pekan bukan kegiatan yang menyenangkan sama sekali untuk pasangan pengantin baru, meskipun berbagai pujian serta hadiah diberikan, serta berbagai kegiatan bersama berupa makan malam ataupun acara pesta tari bersama.
Teringat di hari mereka menghadiri pesta cocktail yang diadakan tuan putri kerajaan tetangga, disaat Jendral melakukan kunjungan bersama putra mahkota ke bagian perlengkapan persenjataan, dirinya telah berdandan cantik dengan gaun yang sangat manis dan cukup menantang yang dimilikinya.
Putri Desy bermaksud menarik hati dan perhatian suaminya dengan berdandan cantik dan menunggu dengan sabar, namun hingga waktu acara akan berlangsung, sang suami belum juga kembali.
Sampai kemudian seorang pengawal datang dengan penyampaian, ditugaskan oleh Jendral untuk menjemput dirinya menuju ke tempat acara diadakan, adapun Jendral akan menyusul setelah kegiatannya selesai.
Putri Desy hadir dengan sikapnya yang mempesona, sebagai putri Perdana Menteri, dirinya nyaris sama dengan putri-putri raja ataupun putri pembesar kerajaan pada umumnya, mereka mendapatkan pendidikan khusus untuk dapat berprilaku dan menunjukkan tata krama dan sopan santun yang menunjukkan posisi mereka sebagai seorang putri bermartabat.
Dirinya dapat menempatkan diri dengan sangat baik, menunjukkan kemahirannya berkomunikasi yang menyenangkan hingga dapat beramah tamah dan cepat akrab dengan beberapa putri tuan rumah maupun tamu-tamu undangan.
Hingga saat tiba Jendral hadir bersama putra mahkota, Putri Desy sudah begitu berharap suami yang diharapkan olehnya akan datang menghampirinya dan memberi pujian akan penampilan dan jerih payahnya menampilkan yang terbaik dan mendampingi sang suami.
Sang Jendral sudah berjalan kearahnya, dengan pandangan kagum kearahnya, ketika itu Putri Desy merasakan debaran jantungnya sangat mengganggu kepercayaan dirinya.
Tiba-tiba alunan musik pengiring terdengar, suara pembawa acara terdengar memandu, dimana putri tuan rumah akan berjalan memilih pasangannya untuk berdansa.
Mata putri Desy membelalak ketika putri itu berjalan dengsn anggun namun sesuatu yang menurut putri Desy sangat salah, putri itu berhenti di depan suaminya.
Pemandu acara mengungkapkan bahwa aturannya, tidak boleh menolak putri hingga sanga Jendral hanya bisa menatap putri Desy dengan tatapan permohonan maaf.
Kemarahan putri Desy menggemuruh di dada namun ia berhasil menyembunyikannya.
Ketika tamu lain diminta memilih pasangan dansa masing-masing, tak luput seorang pria bangsawan menghampiri dan mengajak berdansa, meskipun putri Desy mengiyakan namun suasana hatinya sudah begitu buruk.
Fikiran buruk berkecamuk di dadanya, keinginan menghukum sang putri yang menurutnya lancang itu sangat besar, namun itu tentu tidak mungkin, kekuatan putri tersebut sebagai putri raja, meski bukan putri Mahkota, namun ia memiliki kekuasaan dan pengawal lebih besar darinya yang hanya putri Perdana Menteri.
Didengarnya gosip selentingan dari tamu yang hadir kalau sebenarnya sang putri jatuh hati pada Jendral, namun aturan kerajaannya ia telah dijodohkan dengan seorang pangeran dari Kerajaan lain dan akan mendampingi pasangannya kelak sebagai raja.
Alhasil impiannya untuk mendekati Jendral Manik harus dihapus dari fikirannya dan untuk menghibur hatinya ia mengadakan pesta itu bertepatan dengan kunjungan sang Jendral untuk menghibur hatinya.
"Dasar Putri gatal. " Ejek putri Desy diam-diam sambil mencibir.
Beberapa hari tersisa sebelum kepulangan mereka, Jendral Manik menyempatkan mengajaknya ke festival sebagai permintaan maaf karena tidak menemani dirinya menari.
Putri Desy yang tadinya sangat kecewa merasa tersanjung, ternyata Jendral Manik seorang yang pandai menyenangkan wanita, di festival itu Jendral Manik terus menggandeng tangannya untuk melihat-lihat berbagai acara dan bahkan membeli beberapa cendera mata mahal yang disukainya.
Ketika tiba di suatu gerai makanan mereka masuk dan Jendral Manik menyodorkan tempat duduk untuknya, mereka menikmati makan malam sambil berbincang ringan.
Jendral Manik meraih dan mengenggam tangannya lembut sambil mengucapkan terimakasih karena telah mendampingi dengan sabar dan berhasil mendapat pujian dari raja dimana mereka berkunjung, tutur kata ssng Jendral sungguh mesra, namun Putri Desy belum cukup puas, dia menginginkan lebih dari sekedar ucapan mesra.
Putri Desy dalam hati berharap suami tampannya yang sangat perkasa itu akan mengucapkan kata-kata menggoda dan merayu, lalu mengajaknya kembali ke kediaman mereka dengan keinginan untuk dapat bercinta layaknya sepasang sejoli yang di mabuk asmara.
Namun lagi-lagi keinginannya dikacaukan dengan berbagai tugas wajib Jendral Manik. Lagi-lagi harus meninggalkan dirinya karena adanya panggilan tugas.
Hingga kepulangan mereka ke kerajaan, impiannya untuk hanya berdua dalam suasana romantis dan menggairahkan bersama sang suami, belum juga dapat terwujud.
Sekian lama mendambakan sentuhan dari pria yang sudah dipujanya sejak lama, sejak melihat Jendral itu dengan keringat bercucuran dan tubuh tegap perkasa di suatu sore di tengah latihan militer saat mencari ayahnya di kawasan latihan tentara yang tertutup.
Sejak itulah Desy kerap bertanya pada ayahandanya perihal sang Jendral.
Sang ayah yang sangat menyayanginya dan selalu menuruti segala keinginan putri Desy, itupun menggunakan haknya sebagai adik raja untuk menjodohkan Desy dengan Jendral Manik.
Mengabaikan kenyataan kalau Jendral Manik telah memiliki seorang istri.
Bukankah di jaman mereka, semua pria bangsawan maupun pria dari kalangan yang kaya raya dapat saja memiliki beberapa orang istri yang mereka sukai.
Namun kebencian akan peraturan yang mengijinkan memiliki banyak istri semakin besar di saat, Tiba-tiba Jendral Manik datang dan menyampaikan keinginan menikahi seorang bocah perempuan karena adanya wasiat dari kakeknya.
******