Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 11
"apa, dia kenapa bisa menjadi seorang tamu" pikir Eric yang menjadi bertanya-tanya.
"wanita itu, yang selalu membuat masalah Adalah seorang tamu ratu"? Pikir Rex.
"siapa wanita itu, dari kerajaan apakah dia" pikir Briel.
Wanita yang dimaksud mereka adalah Arlin, yang menampakkan diri nya. Dihadapan mereka. Lalu Arlin dengan wajah yang begitu cantik, duduk tepat dihadapan Eric. Hal itu membuat Eric menjadi sedikit salah tingkah, dan berusaha merubah ekspresi wajah nya menjadi dingin. Ratu Alice yang telah duduk pun mulai sedikit berbincang.
"ini adalah tamu, yang aku maksud. Dan dia menjadi seorang wanita, yang berani berenang di sungai, yang ada di tengah kota Reven". Ucap Ratu Alice. "Jadi apakah kalian bertiga ingin berteman dengan nya"? Tanya Ratu Alice.
"Apa"? Sontak perkataan itu dilontarkan oleh Eric. Yang membuat seisi ruangan, menatap kearahnya.
"ada apa pangeran Eric?" tanya Ratu Alice.
"Tidak, hanya saja kita baru melihat diri nya di kota ini, bisa saja dia adalah seorang penjahat yang menyamar sebagai seorang wanita baik" jelas Eric yang, menatap tajam kearah Arlin.
perkataan itu membuat, seisi ruangan itu terdiam, dan tampak memikirkan sesuatu.
"tidak, kalian harus berteman dengan nya" ucap ratu Alice tegas. mereka bertiga yang mendengar itu, pun sontak terdiam lalu mengangguk kan kepala nya, tanda menerima.
"baiklah kalau begitu, mari kita makan" ajak ratu Alice. Mereka diruangan itu perlahan menyantap makanan. Akan tetapi Briel yang duduk disamping Arlin, berusaha membuka pembicaraan.
"Hey,, dari kerajaan maka kah diri mu putri"? Tanya Briel. Arlin sontak menjadi, sedikit terkejut dan berusaha mencari nama kerajaan.
"Aku,, dariiii..keraja...." ucap Arlin yang terpotong oleh Eric.
"jangan berbicara jika sedang menyantap makanan bersama ratu" ucap Eric tegas, dan menatap tajam kearah Arlin dan Briel.
"baik" jawab Arlin sedikit menundukkan kepalanya. selesai dengan makan malam. Tersebut, Arlin yang telah keluar bersama dengan ratu. memutuskan untuk segera pulang.
"permisi ratu, bisakah diriku untuk segera pulang" pinta Arlin.
"jangan terburu-buru, kau harus bisa beristirahat di istana, oke" ucap ratu Alice. Yang membuat Arlin hanya mengangguk kan kepala nya saja. Dan segera menuju sebuah ruangan lain nya. Dengan diantar oleh pelayan setia ratu Alice yaitu Rikka.
sementara itu, di toko Erina yang merasa bahwa Arlin tidak kembali pun, memutuskan untuk melihat, Arlin dari sebuah bola Mantra.
saat mengetahui Arlin, diistana. Erina tampak tersenyum lebar dan, segera pergi ke kamar nya untuk beristirahat. Namun sebelum itu Erina sempat berkata "misi ku, sudah berjalan dengan sempurna" ntah apa yang dimaksud oleh perkataan Erina.
sedangkan Amy yang, masih menjaga toko. Dan melihat bahwa Arlin belum pulang pun, Tampak tidak begitu khawatir. Amy pun berkata. "seperti nya, misi nona Erina sudah berjalan dengan baik". Amy kemudian segera menutup pintu lalu, kembali ke kamar nya untuk beristirahat. Sementara itu, Arlin yang masih di istana tampak, sedikit merasa panik.
"bagimana ini aku belum, mengabari Erina" pikir Arlin. Akan tetapi sebuah boleh yang dibawah Arlin tiba-tiba berkata."tinggal lah diistana untuk sementara waktu, makan itu sudah merupakan salah satu tugas mu". Suara tersebut menghilang begitu saja. Arlin yang sangat terkejut mendengar suara dari bola milik nya pun, tampak semakin panik. Akan tetapi Arlin mencoba berpikir kembali.
"mungkin benar, tugas ku ada disini, baiklah kalau begitu ayo selesai tugasku dan kembali ke dunia asal ku" pikir Arlin. Sesampai nya Arlin, di tempat yang dimaksud. Ketika pintu dibuka. "krieeet".
seketika itu lah wajah Arlin, tampak pucat. Ketika melihat seorang pria yang tengah duduk di kursi, sambil membaca sebuah buku. Pria tersebut tidak lain adalah pangeran Eric sendiri.
"saya permisi" ucap pelayan itu, dan segera menutup pintu kembali.
"permisi, tuan apa yang akan ku lakukan jika berada disini" tanya Arlin kepada Eric.
dengan wajah dingin nya, Eric tidak menjawab dan terus saja mengabaikan nya. Hingga Arlin sedikit merasa kesal.
"hey, jika begitu kenapa aku harus disini" ucap Arlin sedikit kasar. hal itu membuat Eric menutup buku nya lalu berjalan, mendekati kearah Arlin. Dengan tatapan tajam dan berwajah dingin, Eric mendorong tubuh Arlin ke arah pintu yang telah tertutup, lalu memegang kedua tangan Arlin kearah belakang. Hal itu membuat jantung Arlin, tidak berhenti berdetak.
"apa yang kau lakukan"? Tanya Arlin yang mencoba memberanikan diri. Menatap mata Eric.
"aku,,, ingin bertanya satu hal.. Siapakah dirimu yang sebenarnya, dan dari mana kau berasal" tanya Eric balik. Yang mendekatkan wajahnya ke hadapan Arlin.
"a.. akuu" ucap Arlin sedikit gugup. Dan ketika Arlin hendak menjawab lagi. Tiba-tiba pintu diketuk oleh Rex dan Briel. Tok..tok..tok.. (suara pintu diketuk dari arah luar). Hal itu membuat Arlin terselamatkan. Dan kemudian Eric melepaskan tangan nya, lalu membiarkan Arlin pergi begitu saja. Eric kemudian berkata.
"masuklah". seketika pintu dibuka. Lalu kedua nya masuk, mereka sedikit terkejut ketika melihat Arlin telah duduk disebuah kursi disana. Dan membungkukkan sedikit badan nya. Kepada mereka.
"waahh,, kau akan tinggal disini"? Tanya pangeran Rexsy.
"hemm" jawab Arlin yang menundukkan kepalanya. Rex yang melihat pada malam itu, Arlin begitu cantik pun, segera duduk disamping nya. tanpa sadar Eric menatap tajam kearah nya. Sedangkan Briel juga ikut duduk di samping Arlin. Lalu sedikit bertanya.
"siapa namamu, dan juga dari mana asalmu" tanya Briel.
"maaf, nama saya Arlinda Erinn, berasal dari kota Reven" ucap Arlin perlahan sambil melihat kearah Eric, yang terus saja menatapnya dengan tatapan tajam.
"wahh, rupanya kau adalah seorang bangsawan dari kota Reven" kata Briel.
"salam kenal, aku putri Briel dari kota West dari kerajaan Ester" ucap Briel yang mengulurkan tangan nya kerah Arlin. Awal nya Arlin tampak bingung, dalam bati nya Arlin berkata "bukankah, seorang putri tidak mengulurkan tangan nya jika, berkenalan".
"haaa..salam kenal" ucap Arlin yang menyambut tangan Arlin. Sementara Rex yang berada didekat Arlin tampak, tersenyum kearah Arlin.
"aku, pangeran Rexsy dari kerajaan Eloy" ucap Rex yang tersenyum lebar kearah Arlin. dan ketika Rex hendak mengulurkan tangan nya, tiba-tiba Eric bersuara. "hemm..sudahkah perkenalkan kalian," tanya Eric.
"aa....maaf Eric" ucap Rex yang menghentikan tangan nya. Kemudian mereka bertiga, tampak sedikit berbincang kecuali Eric yang, berfokus pada buku nya. Disana Eric hanya berpura-pura untuk membaca buku. Mata nya tidak lain selalu menatap ke arah Arlin. Kemudian setelah hampir tengah malam, mereka pun kembali memutuskan untuk, menuju kemarin masing-masing.
Sementara itu Arlin yang teringat bahwa tongkat kecil yang, diberikan oleh Erina berada ditangan Rex. Dengan cepat Arlin mengikuti Rex. Akan tetapi tanpa disadari Eric yang melihat Arlin mengikuti Rex pun, sedikit merasa curiga. Dan segera mengikuti nya dari arah belakang. Kita telah sampai di kamar nya Rex yang hendak masuk pun, dihentikan oleh Arlin.
"maaf pangeran Rexsy, aku ingin sedikit bertanya kepada mu" ucap Arlin.
"baiklah kalau begitu, ayo masuk ke dalam" aja pangeran Rex yang kemudian menutup pintu kamar nya. Eric yang merasakan sedikit panas dada pun, tampak gelisah dari arah luar. Lalu berusaha untuk mendengarkan pembicaraan mereka.