"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.
"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.
Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.
Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BALAPAN
"Bangun, bangun kak"
"Bentar lagi Kil, masih ngantuk." Jawab Del dengan mata yang masih tertutup.
"BANGUNNN." Teriak Cea tepat ditelinga Delmar.
"Sialan, pekak telinga gue." Del buru buru bangun dan menutup telinganya. "Ngapain lo disini? mana Killa?" Sepertinya Dek lupa jika semalam Killa pindah kamar.
"Mana Cea tahu." Merasa tugasnya untuk membangunkan sang kakak sudah selesai, Cea segera keluar.
Del duluk sambil mengumpulkan kesadarannya, dia baru ingat kalau Killa tak tidur dikamarnya.
Del turun dari ranjang dan segera berjalan menuju kamar mandi. Biasanya, ada Killa yang akan menyiapkan seragam dan kebutuhan sekolah lainnya. Cewek itu juga membangunkan dengan lembut, tak seperti Cea yang berteriak tepat ditelinganya, hingga gendangnya terasa mau pecah.
Del turun dari lantai 2 dan langsung menuju meja makan. Terlihat ada yang kurang, Killa? dimana cewek itu? kenapa tak nampak batang hidungnya.
"Killa gak sarapan mah?" Tanya Del sambil menarik kursi disamping Dilan.
"Killa udah selesai sarapan, dia udah nunggu di luar." Jawab mamanya sambil mengoles nutela diatas roti gandum lalu menyerahkannya pada Del.
"Ooo" Del menanggapi dengan ekspresi datar dan segera memakan sarapannya.
Saat keluar rumah, Del tak melihat Killa, sepertinya cewek itu sudah masuk kedalam mobil.
Sesampainya disekolah, seperti biasa Delmar selalu mengantar Laura sampai kedepan kelas. Matanya menelisik kedalam ruang kelas tepatnya dibangku tempat duduk Killa. Tapi sayangnya, cewek itu tidak ada ditempatnya. Padahal harusnya Killa sudah sampai lebih dulu.
"Belajar yang rajin." Pesan Del sambil menyentuh lembut kepala Laura.
"Hem, kakak juga." Jawab cewek itu sambil berlalu masuk kedalam kelas.
Saat Del berbalik dan ingin menuju kelasnya, dia berpapasan dengan Killa. Tapi cewek itu justru membuang muka dan bersikap seolah olah tak kenal. Tapi memang seperti itukan kemauan Del. Cowok itu yang meminta Killa untuk pura pura gak kenal saat disekolah.
...*******...
Sudah seminggu Del dan Killa tak saling bicara, jangankan bicara, bertemu saja sangat jarang. Cewek itu lebih suka mendekam didalam kamar daripada keluar. Makanpun lebih sering di dalam kamar.
Del mondar mandir didepan pintu kamar Killa. Ada niatan untuk masuk dan minta maaf, tapi gengsi.
PLUK
Delmar terlonjak kaget saat ada yang menepuk bahunya.
"Ngapain kamu mondar mandir disini?"
"Papa ngagetin aja." Kesal Del sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang karena kaget.
"Kalau mau masuk, ya masuk aja, kenapa malah kayak setrikaan gak jelas."
"Siapa yang mau masuk, Del cuma____ "
"Cuma apa?" Sean menahan senyum melihat Del salting.
Tok tok tok
"Papah apaan sih." Del menarik tangan papanya yang mengetuk kamar Killa.
ceklek
Killa keluar, menatap Sean dan Del bergantian.
"Dicariin suami kamu, katanya kangen." Ujar Sean sambil menahan tawa. Lucu saja rasanya melihat tingkah pasangan muda yang sedang bertengkar itu.
"Papah, apaan sih." Del menarik lengan papanya sambil melotot, tak terima dikatakan kangen Killa.
"Enggak, enggak kok, siapa juga yang kangen." Sangkal Del sambil membuang pandangan ke arah lain.
Killa hanya diam, tak menanggapi apapun. Del kangen padanya? Rasaya tidak mungkin. Ini pasti cuma ulah papanya yang iseng, pikir Killa.
"Selesaikan masalah kalian baik baik. Gak usah ngegedein ego dan gengsi." Ucap Sean sambil menepuk bahu Del lalu meninggalkan mereka berdua.
"Jangan GR, gue gak kengen. Papa aja yang iseng." Ucap Del sambil melipat kedua tangannya didada.
"Aku gak Ge er kok. Lagian mana mungkin kamu kangen aku." Killa menutup pintu kamarnya dari luar lalu naik ke lantai dua.
"Mau kemana tuh anak?" Lirih Del sambil memperhatikan Killa dari bawah.
Tok tok tok
"Dilan."
Del langsung kelabakan saat mengetahui Killa mengetuk pintu kamar Dilan. Cowok itu tak mau tinggal diam, dia segera naik menyusul Killa.
"Ada apa kak?" Tanya Dilan yang baru keluar dari kamar.
"Mau pinjam motor kamu boleh gak?"
"Mau kemana?"
"Ke minimarket, kakak lagi pengen es krim mangga. Kakak lagi ngidam, tiba tiba pengen banget."
Delmar berjalan pelan menaiki tangga sambil menajamkan pendengarannya.
"Sama siapa?" Tanya Dilan.
"Sendiri."
"Ya udah, Dilan anterin aja kalau gitu." Tawar Dilan sambil tersenyum.
"Gak usah, biar gue aja yang nganter." Sahut Del yang sudah berdiri tak jauh dari mereka berdua.
"Sama kamu aja Dil. Anak aku lagi pengen makan es krim sama om nya." Ujar Killa sambil mengelus perutnya.
Dilan menatap Delmar, dia bingung harus mengiyakan atau menolak ajakan Killa.
"Sama gue aja." Del segera menggenggam tangan Killa tapi langsung dihempas oleh cewek itu.
"Aku mau nya sama Dilan." Tekan Killa dengan nada tegas.
Tak ingin membuat Killa makin marah, akhirnya Del menyerah. Dia menatap Dilan lalu menganggukkan kepalanya. Tanda memberi ijin pada Dilan untuk pergi bersama Killa. Menurutnya lebih aman bersama Dilan daripada sendirian.
Del masuk kedalam kamarnya. Tak tahu kenapa, dia merasa ada yang kurang sejak Killa pindah kamar.
Kangen? masak sih?
Mana mungkin seorang Delmar rindu pada Akilla, cewek yang sama sekali tak masuk dalam kriteria cewek idamannya.
Del membuka room chat bersama temannya. Dia benar benar suntuk dan butuh kesenangan saat ini.
DEL
Ngumpul Yuk ntar malem, Gabut gue.
MIKO
Mimpi apa lo Del tiba tiba ngajak kumpul? Lo bilang mau fokus buat ujian akhir?
REY
Si Del mah udah pasti bakalan lulus biarpun gak belajar. Kalok lo Mikoah, gue gak yakin wkwkwk.
MIKO
Lebih gak yakin lagi lo Reyndang. Ulangan harian aja remidi mulu..
DEL
Bacot lo pada, gue gali suntuk kalian malah ngomong gak penting. Dimana Manusia? Masih ngambek tuh anak sama gue?
MANU
Ngapain nyari gue Delman? mau ngajak ribut?
Ayok? dimana? gue jabanin
MIKO
Takut oe...
Paan sih kalian? kita ini sahabat selamanya? kenapa malah ribut gara gara cewek. Cewek juga punya hati kali. Gak usah pada berebut, suruh dia milih sendiri.
MANU
Bacot
DEL
Bacot
REY
Ntar malem ada balapan, nonton yuk? kali aja kalian bertiga mau ikutan? Lumayan, Hadiahnya motor.
MANU
Gak bisa, gue ada acara keluarga
MIKO
ciee...ada yang mulai akur sama emak tiri nih.
DEL
share loc, ntar malem gue kesana
...*******...
Suara deru motor serta kepulan asap ada dimana mana. Tempat itu sangat ramai, Del langsung mencari Miko dan Rey.
"Beneran dateng lo Del? Kirain omong doang." Ledek Rey sambil menyesap rokoknya.
"Gabut gue."
"Muka lo kusut banget, kayak cucian mak gue aja." Ledek Miko sambil terkekeh.
"Bocot lo ah, sini bagi rokok lo." Del menarik bungkus rokok yang ada disaku baju Miko.
"Udah kere lo gak bisa beli rokok."
"Lo ada masalah Del? wajah lo kok kayak ada masalah?" tanya Rey.
"Gak ada, cuma gabut aja." Jawab Del sambil menyulut sebatang rokok yang sudah terselip diantara bibirnya.
Tiba tiba segerombolan pria datang kearah mereka bertiga.
"Gak salah lihat gue? Ada Delmar disini? Ngapain lo disini, belajar sono dirumah." Ujar Fando dengan gaya songongnya.
"Hahahaha." Omongan Fando disambut gelak tawa teman temannya
Tangan Del mengepal kuat dengan wajahnya yang mulai mengeras. Dia masih belum bisa lupa apa yang dilakukan Fando waktu itu.
"Gak usah sok lo. Lupa lo kalau dulu Del pernah ngalahin lo balapan." Miko mendorong bahu Fando, dia mulai terbawa emosi.
"Woles bro." Fando mengibaskan tangannya dibahu yang baru saja disentuh Miko. "Gimana kalau malem ini kita balapan lagi Del? kita buktiin siapa yang lebih hebat diantara kita berdua." Tantang Fando dengan seringai licik diwajahnya.
"Ok, siapa takut." Jawab Del mantap tanpa ragu sedikitpun.
Rey buru buru menarik Del Minggir. "Lo yakin Del?" Lirih Rey agar tak sampai terdengar Fando n the gank.
"Emangnya kenapa? gue gak takut sama dia."
"Bukan masalah takutnya. Lo bilang udah janji sama nyokap lo gak mau bikin masalah sebelum ujian. Dan lo juga udah pernah janji sama bokap lo buat gak balapan lagi setelah waktu itu kita keciduk polisi. Apalagi lo terlihat kayak ada masalah, gue gak mau terjadi apa apa sama lo." Entah kenapa Rey merasa cemas kali ini. Padahal dulu dia yang selalu mendorong Del untuk ikut balapan.
"Betul Del, tujuan kita kesini buat nonton, bukan buat ikutan." Miko menimpali.
"Takut lo? mau mundur?" Teriak Fando sambil mengacungkan jempolnya yang terbalik ke arah Del.
"Gue gak takut." Del segera menghampiri Fando. Dia tak mendengar ucapan teman temannya.
"Perasaan gue gak enak Mik." Ujar Rey sambil melirik Miko.
"Sama, gue juga."
BRUM BRUM BRUM
Fando dan Del, keduanya saling melempar tatapan permusuhan. Sorak sorai penonton membahana. Tapi lain dengan Miko dan Rey, kedua teman Del itu tampak cemas.
Saat bendera diangkat, motor mereka berdua langsung melesat hingga hilang dari pandangan..
Tak berselang lama.
"Ada kecelakaan bro." Teriak salah satu pria setelah mendapat telepon dari orang yang bertugas menjaga disekitar trek balap.
"Jangan jangan. " Miko dan Rey saling menatap.
"DELMAR." Pekik mereka bersamaan.
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.