Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.
Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.
Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#29 – My Sulking Little Sister
Jezebel tiba di dalam kamar nya di wisma tamu kastil pos 9, sedang waktu sudah berlalu 10 jam sejak dirinya dan Mikael memilih untuk keluar untuk mengeksplorasi dunia. Di luar jendela, terlihat matahari dari HQ nya terus menerangi dan secara konstan memberikan warna pagi tanpa adanya perubahan, meski sudah 10 jam berlalu.
Sejak matahari palsu nya menerangi seluruh permukaan kubah sentral, salju-salju yang menumpuk saat ini mulai meleleh secara perlahan. Hal ini terlihat dari tembok-tembok raksasa yang mengelilingi, saat ini mulai bersih dari salju dan hanya meninggalkan basah air dari sisa-sisa lelehan nya.
“Malapetaka, ya? Aku tidak menyangka sesaat berpindah dunia, aku akan menjadi musuh bersama penduduk dunia ini yang mereka sebut sebagai Eirda,” kata Jezebel, sambil menaruh bokong nya di atas kasur yang empuk. “Tapi, para player itu, meski punya waktu 100 tahun untuk berada di dunia ini, tapi kenapa tidak ada satupun dari mereka yang melakukannya dengan cara yang damai, ya? Aku jadi penasaran.”
Ia mulai mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh Haera kepadanya tentang Malapetaka.
Para Entitas Malapetaka selalu datang dalam keadaan marah dan punya sifat yang menghancurkan segalanya. Mereka sangat agresif yang membunuh dan menghancurkan apapun yang mereka lihat dan lewati. Dimana pun mereka berada, malapetaka mengikuti mereka. oleh karena itu, penduduk Eirda menyebut mereka sebagai Malapetaka.
Haera selain itu juga menyebutkan nama-nama mereka. Dan dari nama-nama itu, Helkar disebutkan olehnya. Di dunia ini, Helkar dan kelompok nya datang di era ke-8. Dan mereka, setelah semua peningkatan kekuatan yang dilakukan oleh penduduk Eirda, baru bisa dikalahkan 77 tahun setelah kemunculan.
Di era ke-8, dikatakan bahwa Helkar dan kelompoknya sebenarnya hanya memiliki kekuatan yang tidak jauh berbeda dibanding malapetaka yang sebelum-belum nya, hanya saja dia datang bersama dengan kelompok yang jumlahnya jauh lebih banyak, yakni 50 orang termasuk dirinya. Dan mereka benar-benar terstruktur, yang mana meski begitu, mereka tetap melakukannya dengan cara yang agresif.
“Ya … ini benar-benar perlu digali lagi, kenapa mereka melakukannya seperti itu … dan juga … waktu kemunculan mereka …,” ucap Jezebel, sambil menggigit bibir bawah nya, merasa tidak nyaman dengan apa yang ingin dia katakan selanjutnya. “…. Apakah kita akan menghilang juga setelah 100 tahun jika penduduk di dunia ini tidak berhasil mengalahkan kita? Haaa, aku harus mencari tahu tentang ini … aku tidak bisa membiarkan waktu yang sudah lama aku impikan, malah pupus begitu saja setelah 100 tahun kita hidup bersama. Aku tidak sudi.”
Jezebel kemudian berbaring bersamaan dengan tubuh nya yang berubah kembali menjadi wujud Immortal Paragon nya, menyamar kembali menjadi seorang diplomat kekaisaran manusia bernama Diana. Dia berbaring, merentangkan tubuh nya sambil merasakan betapa damai nya dunia ini, meski dunia ini sedang dilanda oleh Malapetaka yang mana adalah dirinya sendiri dan semua yang bersamanya.
Di tengah keheningan, Jezebel mendengar suara detikan jam berbunyi cukup mengganggu. Ia pun menoleh, mencari sumber suara detikan itu. Di tembok, di atas kabinet, jam menempel di sana, dan waktu sudah menunjukkan pukul 4 lewat 20 menit.
“Sekitar dua jam lagi, matahari akan padam,” gumam Jezebel, kembali menatap langit-langit, dan mulai memikirkan betapa buang-buang waktu hal yang dia lakukan selama 10 jam belakangan ini. “Aku masih terpikirkan akan betapa sadis nya diriku jika insting iblis sedang mendominasi ku. Bahkan untuk menambah pasukan saja aku sampai melakukan hal se sadis itu.”
Jezebel kemudian berbaring miring, mulai melamun sambil menggunakan dua telapak tangan nya yang disatukan menjadi bantal pipi. “Jika bukan karena historis ku sebagai manusia biasa di dunia sebelumnya, mungkin aku akan terus melanjutkan melakukan itu kepada Haera dan semua tahanan.”
Di tengah lamunannya, ia teringat akan kakak nya. “Dia mungkin sampai sekarang masih belum sadar akan betapa tubuh dari game ini sudah mempengaruhi sifat dan insting kita. Dia mungkin hanya tahu tentang peredam emosi saja. Dasar … dia terlalu baik di dunia sebelumnya, sampai tidak terasa akan karma malaikat nya kini juga ikut mempengaruhi nya.”
Di ingatannya, Mikael adalah pahlawan baginya dan tidak hanya sekadar seorang kakak. Sementara dirinya, di dunia sebelumnya adalah adik manja yang introvert, dan selalu bergayutan di pelukan kakak nya setiap tidur maupun di waktu santai.
Jezebel tersenyum-senyum sembari terus mengenang semua pengalaman itu, dan tanpa disadari, hati nya mulai terasa hangat. Dan seperti biasa, setiap kali emosi yang berhubungan dengan cinta nya menyala, maka secara aneh peredam emosi nya tidak menyala.
Menyadari itu, sambil memegang dada nya, Jezebel langsung kembali duduk. “Haaa … aku jadi ingin cepat-cepat kembali ke kamar sewaan, tapi … tapi jika aku tinggalkan ini semua, penyamaran ku akan terbongkar dan semuanya akan malah menjadi merepotkan. Hmmm … apa aku teleportasi kan kakak saja ke sini, ya? Hehehe,” ucapnya, dengan pikiran jahil.
Jezebel berdiri, dan mulai menggunakan sihir [Void Portal] nya, untuk membuka gerbang magis yang terhubung ke kamar sewaan mereka. Lalu dengan gerbang lingkaran hitam yang mulai terbentuk di depannya, dan secara perlahan mulai menganga terbuka, terlihat Mikael sudah berdiri dan menatap ke arahnya dengan tatapan serius.
“Eh … apakah kamu—“
Mikael langsung melompati portal dan berdiri begitu dekat dengan Jezebel. “Apa yang sudah kamu lakukan ke Drisla?”
Hati Jezebel yang tadinya hangat, dipenuhi dengan rasa cinta dan rindu pun seketika pupus, seakan peredam emosi nya aktif tiba-tiba. Namun kali ini, ia tahu, itu bukanlah pekerjaan peredam emosi, melainkan emosi nya yang secara natural pupus begitu saja.
Jezebel yang tersenyum, bersemangat untuk bertemu kakak nya pun kini memasang wajah cemberut. “Serius? Itu yang kamu tanya? Tsk,” keluh nya, kembali duduk di atas ranjang sambil menyilang tangan nya, sementara portal tertutup kembali, menghilang di kehampaan.
Mikael yang menatap serius setelah melihat adik nya yang langsung merajuk pun lagi-lagi kembali luluh. “Ngghh … aku hanya bertanya, kenapa—“
“Bodo! Hem!”
Mikael kini hanya menggaruk kepalanya, lalu berkata, “kenapa jadi aku yang salah, ya?”
Mikael pun berakhir duduk di sebelah Jezebel, mencoba menenangkan adik nya yang tiba-tiba merajuk dan mengabaikannya.
***.
Bersambung …
***.