Karya terbaru dari Author "Berondong Bayaran CEO Cantik."
Ig : oh_ya_ra
tiktok : link di ig
Ananta Nayra Santoso, tiba-tiba mengandung anak dari sahabatnya sendiri yakni Sean Alejandro Blanco. Semua bermula ketika mereka pergi ke sebuah bar dan mabuk berat. Keduanya sama-sama tak sadar telah melakukan hal tersebut. Mendengar kabar kehamilan Nayra, orang tua mereka yang berselisih selama ini pun kembali cekcok. Nenek keduanya menginginkan mereka menikah, tetapi mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana kah kisah selanjutnya?. Ikuti saja cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha
Nayra berusaha merespon pelukan Philo dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa sebelum itu. Ia mengeluarkan seluruh kemampuan aktingnya demi menyenangkan sang kekasih. Meski perasaan hatinya kini benar-benar kacau.
Ia senang Philo pulang, sebab ia sudah lama merindukan kekasihnya itu. Namun mereka semua berada dalam situasi yang salah. Sebab saat ini Nayra tengah mengandung bayi orang lain.
Mereka semua lalu masuk ke dalam, begitupula dengan Sean, Felicia, dan keluarga mereka. Sean sempat ada menoleh ke arah rumah Nayra dan bertemu mata dengan perempuan itu. Pasalnya Nayra juga menoleh ke arah rumah Sean.
Mereka berdua dan sama-sama sedang terjebak situasi. Apalagi ketika masuk, mereka menyadari adanya nenek mereka di dalam rumah.
Sean dan Nayra lalu sama-sama menghampiri nenek-nenek mereka dan menanyakan kabar.
"Mana Sean?"
"Mana Nayra?"
Dua orang tua itu bertanya pada masing-masing cucu mereka di rumah masing-masing. Bahkan hal tersebut dilakukan di dihadapan Felicia dan juga Philo.
Sean dan Nayra yang merasa tak enak pada pacar-pacar mereka itu pun langsung berkata.
"Nay ada di rumahnya, grandma. Dia lagi kedatangan pacarnya." ujar Sean.
"Ini Feli, pacar Sean. Grandma ingat kan?"
Sean mencoba mengingatkan sang nenek akan kekasihnya. Meski dari dulu sang nenek tak pernah menyukai Felicia dan mereka sangat jarang bertemu.
"Hai grandma, masih ingat Feli kan?"
Felicia mencoba mengakrabkan diri. Meski tadi sempat merasa tak enak hati, lantaran nenek dari Sean tersebut menanyakan soal Nayra dihadapannya.
"Iya, saya ingat." jawab Sofia dengan nada yang biasa saja. Lalu Felicia mengajak wanita tua itu untuk mengobrol.
***
Sementara di kediaman Nayra, perempuan itu menjawab pertanyaan yang diajukan neneknya.
"Sean di rumahnya, oma. Lagi ada pacarnya datang. Ini pacar Nayra, Philo. Di ruang tamu sedang ada orang tuanya juga, mereka datang untuk berkunjung.".
"Oh ya?"
Sang nenek memperhatikan Philo dari balik kacamatanya yang cukup tebal. Philo tersenyum lalu mencium tangan wanita tua itu. Mereka bahkan belum pernah bertemu sama sekali selama ini.
Sebab Philo memang lebih banyak menghabiskan masa kuliah dan bekerja di luar negri.
Baru beberapa tahun belakangan ia bekerja di tanah air. Tak lama ia pun kembali menempuh S2 di luar negri.
"Oma kira pacarmu itu si Sean." ujar nenek Nayra dan Nayra pun berusaha untuk tersenyum agar tidak melukai perasaan Philo.
Ia berharap Philo memahami jika omongan neneknya hanyalah omongan spontan, seperti lansia pada umumnya. Dan untungnya Philo tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Tak lama kemudian mereka pindah ke ruang tamu. Lalu keluarga Philo menyampaikan maksud kedatangan mereka.
"Begini pak, bu. Maksud kedatangan kami hari ini, kami ingin meminta izin bapak dan ibu. Beberapa hari lagi anak kami berencana mengajak putri bapak dan ibu, Nayra, untuk bertunangan."
Ayah Philo dengan sangat sopan menyampaikan pesan tersebut, dan disambut baik oleh kedua orang tua Nayra.
"Kami sudah mendengar semuanya dari Philo beberapa hari lalu dan dibenarkan oleh anak kamu, Nayra. Kami selaku orang tua hanya bisa mendukung saja, selama itu berada di jalan kebaikan."
Jonathan ayah Nayra menjawab dengan tak kalah bijak. Lalu obrolan tersebut dilanjutkan dan mereka semua melebur dalam suasana yang hangat. Apalagi tak lama setelah itu Siti membawakan minuman serta makanan.
Semua yang ada di ruang tamu tersebut tampak bahagia, kecuali Nayra. Meski berusaha keras ia menutupi, tetapi sang nenek melihat dari ruang tengah bagaimana raut wajah cucunya itu.
Ketika Nayra pamit ke toilet, sang nenek tampak tengah menyulam di sebuah kursi. Lalu sang nenek berkata padanya.
"Kalau kamu ragu, jangan lanjutkan. Jangan menikahi orang yang tidak kamu cintai degan sepenuh hati." ujar wanita itu.
Tentu Nayra pun kaget mendengarnya.
"Oma bicara sama Nay?" tanya Nayra kemudian.
Sang nenek yang masih fokus memperhatikan sulaman itu pun tertawa. Tak lama Nayra menyadari jika neneknya itu juga tengah menonton tayangan di salah satu sosial media, di sela-sela menyulam.
Nayra bernafas lega sebab sang nenek ternyata tengah mengomentari tayangan yang merupakan potongan film pendek tersebut dan bukan tengah menasehati dirinya.
***
Di rumah Sean.
Mereka semua makan malam dan pemuda itu memperhatikan sang ibu yang begitu antusias. Sean tau ini semua adalah rencana dari ibunya tersebut.
Bahkan kata-kata Pablo tempo hari tidak diindahkan oleh wanita itu. Ia hanya ingin Sean cepat-cepat menikah dengan perempuan yang sudah ia setujui.
Sekali lagi Sean bukan tidak mau menikahi Felicia. Ia sangat menyayangi dan mencintai pacarnya itu. Tapi masalahnya Sean saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ia telah menghamili sahabatnya sendiri secara tanpa sadar.
Ia belum ingin masalahnya ditambah, dan harusnya sang ibu jangan gegabah. Memang tak bisa juga menyalahkan ibunya, sebab ibunya tak tau mengenai apa yang dihadapi sang putera saat ini.
Yang ia ketahui hanyalah Sean menjalin hubungan dengan Felicia. Mereka saling mencintai dan menyayangi. Maka dari itu ia ingin membantu agar keduanya bisa bersatu dalam ikatan yang sah.
Sebab gaya pacaran anak jaman sekarang sudah sangat kebablasan. Ia khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.
Apalagi Nina sempat bermimpi jika Sean menggendong bayi. Ia takut jika Felicia sampai hamil di luar nikah.
Hal itu tentunya akan menjadi pukulan terberat untuk keluarga mereka. Mereka akan jadi gunjingan dalam grup WhatsApp keluarga besar.
"Feli sudah menentukan tanggal pertunangan, dan kami harap bapak dan ibu sekeluarga bisa setuju."
Ibu Felicia dengan penuh senyuman memberitahukan hal tersebut.
"Oh ya?. Kapan sayang?"
Nina sangat bersemangat sekali bertanya kepada sang calon menantu. Felicia kemudian tampak tersipu malu, tapi wajah Sean datar saja dan sang ayah maupun neneknya menyadari hal tersebut.
"Tanggal 20 bulan depan, kira-kira gimana tante, om?" Felicia meminta persetujuan Nina dan juga Pablo.
Sean sendiri kaget akan secepat itu. Pasalnya ini saja sudah penghujung bulan.
"Oh, sangat setuju sekali. Iya kan pa?"
Nina mendesak Pablo, dan pria itu hanya tersenyum tipis.
"Kalau om sih terserah kalian saja, mana baiknya. Yang penting kalian menjalaninya dengan sepenuh hati, dan tidak merasa terpaksa."
Ia menyelipkan sindiran pada sang istri dan Nina dapat merasakan hal tersebut.
"Iya om."
Felicia tersenyum sumringah lalu lanjut makan, sementara Sean semakin merasa tidak nyaman.
"Kamu koq keliatan kayak nggak suka gitu sih, dari tadi loh aku perhatikan."
Felicia melayangkan pertanyaan bernada kesal kepada Sean, tepat setelah mereka berdua pergi ke balkon atas dan Sean merokok disana.
Hal tersebut ternyata diam-diam dilihat oleh Sofia nenek Sean. Wanita itu tampak bersembunyi dibalik pintu yang mengarah kesana.
mudah2an g terjadi perang bintang y....