Ratu Ular

Erna duduk di belakang rumah nya yang menghadap sungai, pikiran gadis ini kemana mana karena dia sangat tidak bisa mau hidup sendirian, ingin rasa nya menganggap ini mimpi saja karena dia sangat tidak terima kejahatan, mau bagai mana lagi karena mereka memang biasa nya selalu berdua dan bercanda bersama. namun sekarang sudah tak ada lagi teman untuk nya bercerita, Bu Narti sudah tak ada lagi di dunia ini dengan kematian yang sangat sadis pula, tubuh yang koyak mengoyak sehingga jeroan nya lenyap entah kemana, membayangkan itu membuat hati Erna ngilu sekali membayangkan cara kematian sang Ibu, sungguh tidak kuat rasa nya.

Dia adalah gadis yang selalu di manjakan oleh Ibu nya, walau pun Bu Narti janda namun dia sangat menyayangi Erna dan tidak mau bila putri nya sampai kerja keras, bahkan bila Erna mengerjakan bagian dapur saja selalu di cegah karena tidak mau anak nya jadi kotor dan bau. hal seperti itu lah yang masuk kedalam otak nya Erna sehingga tidak bisa mau lepas begitu saja, lagi pula anak mana yang kuat bila Ibu nya meninggal dengan sadis dan tak tahu siapa yang sudah mencelakai nya sampai separah ini, polisi masih berusaha menyelidiki nya agar mereka bisa tahu siapa yang sudah menebar kejahatan.

"Siapa yang sudah tega membunuh mu, Bu?" isak Erna.

"Akuuuuh."

Ular panjang berbadan manusia sedang membelitkan ekor nya di pohon kapuk dekat rumah Erna, Erna mengosok mata nya berulang kali ingin melihat apa mungkin mata nya tidak salah lihat, bagai kan di film saja ada manusia bertubuh ular yang sangat besar dan mengerikan.

"Maaf ya aku membunuh Ibu mu, aku lapar sekali soal nya." seringai Sekar.

"Kau! pergi kau dari sini." pekik Erna ketakutan.

"Aku sekarang lapar lagi, bagai mana bila kau menyusul Ibu mu saja?" tawar Sekar menunjukan taring nya yang runcing mematikan untuk lawan tentu nya.

Erna menjerit keras karena ekor ular sudah membelit tubuh nya hingga dia susah untuk bernafas, taring runcing itu siap menembus kulit nya Erna dan mengambil hati gadis ini juga, Sekar tersenyum tiada henti karena dia begitu puas melihat wajah orang yang sok dekat dengan Ibu nya kini sudah ketakutan melihat dia.

"Eeeegh, le-pas kan a....ku

Nafas Erna tersendat sendat karena di lilit sangat kencang oleh Sekar, Sekar menancap kan taring runcing nya di leher Erna sehingga gadis ini pun kejang karena pembuluh darah nya di masuki oleh racun ular yang sangat mematikan untuk tubuh manusia semacam Erna.

Ketika tubuh Erna yang sedang kejang itu pula Sekar merogoh kedalam perut dan mengambil hati segar nya, memasukan kedalam mulut dan mengunyah dengan santai dan di resapi karena rasa nya sangat nikmat dan juga lezat, Arya yang tidak pernah memakan nya selama lahir kedunia ini karena dia bertekad untuk jadi manusia.

"Eeeeem enak sekali." Sekar bergumam.

Usus nya di tarik keluar hingga Erna merasakan sakit yang luar biasa di saat sakaratul maut nya, bahkan gadis ini masih menangis ketika tangan berkuku panjang ini mencongkel bola mata nya dan memakan bagai kan permen saja hingga meletus di dalam mulut nya hingga lumer.

Sekar cepat pergi karena mendengar langkah seseorang mendekati rumah nya Erna, dia bersembunyi cepat di pohon kapuk yang timbun itu sehingga tak ada satu pun mata yang bisa melihat nya karena kemampuan Sekar sungguh tidak bisa di ragukan lagi oleh para manusia dan juga iblis yang tahu akan kekuatan nya.

...****************...

Sekar punya firasat yang tidak bagus karena dia merasa Ibu nya sedang menuju tempat Arya bersemedi, maka nya dia segera pulang setelah memakan Erna yang sama sekali tidak ada salah dengan dia, hanya Sekar saja yang gampang tidak terima bila ada orang yang dekat dengan Ibu nya sebab dia merasa tersaingi.

Dengan kesadaran penuh dan juga sempat membersihkan diri dari noda darah nya Erna, Sekar mendatangi adik nya yang menangis dalam kotak kaca sambil makan buah jambu yang sudah layu, bila orang menduga bahwa Sekar sangat tega dan tak punya rasa iba pada Adik nya, Sekar menangis juga melihat Arya yang sedih dalam kotak kaca buatan nya.

Tidak jadi dia mau menghampiri karena dia bersembunyi dulu agar Adik nya tidak tahu bahwa dia habis menangis, iblis lain lah yang melihat dia menangis sendirian sambil menutup mulut nya agar tidak meninggalkan isak tangis yang begitu pedih sekali di hati nya.

"Sekar ini kalau jahat kok tanggung gitu sih, coba sekalian jahat saja tidak usah menangis." rutuk Kuntilanak.

"Ya kan dia jahat nya cuma sama orang lain, sama Arya mana tahan dia." sahut Wewe.

"Cuma lihat Arya makan jambu layu saja dia menangis, jatuh sekali harga diri nya." ejek genderuwo.

"Jangan sampai mulut mu itu di tabok sama dia ya." Siluman babi memberi peringatan pada teman nya.

Bukan cuma di tabok saja bila Sekar sampai dengar, bila peru lato lato nya genderuwo ini juga habis di libas untuk dia jadikan rujak sama Sekar yang begitu bengis bila bersama orang lain di sekitar nya.

"Kisah mereka cukup menyedihkan juga ya, beda kehendak dan selalu beda pendapat." ujar

"Sebenar nya sih iya, tapi kalau Arya tidak punya keinginan untuk jadi manusia maka tak akan sulit begini." sahut siluman babi.

"Kenapa tidak Sekar nya saja yang mengalah dan ikut bertapa jadi manusia?" kuntilanak tetap di kubu nya Arya.

Plaaaak.

Wewe menepuk kepala belakang nya kuntilanak karena dia sangat bodoh sekali, padahal sudah tahu dari lama tentang keadaan nya Arya dan Sekar tapi masih saja bodoh dan menyalahkan Kakak nya terus, padahal Kuntilanak jelas tahu alasan nya Sekar tidak ikut bertapa karena mau menjaga Arya.

"Kau itu bodoh atau bagai mana? sudah jelas kalau mereka sama sama bertapa maka hanya akan jadi santapan nya iblis saja." geram siluman babi.

"Iya ini kok bodoh sekali, maka nya mata itu jangan gila pria tampan saja!" timpal Wewe.

"Dia tidak mau bertapa itu karena mau melindungi Arya! tidak kau lihat selama ini banyak setan yang ingin mengacau Arya?" sentak Genderuwo.

"Dasar kuntilanak edan sialan." siluman babi kesal sekali di buat nya.

Kuntilanak pun terdiam karena dia tak akan bisa menang melawan mereka bertiga di sini, yang ada nanti dia malah di buly habis habisan dengab mereka semua yang ada di kubu nya Sekar.