NovelToon NovelToon
RATU YANG TERBUANG

RATU YANG TERBUANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kleo

Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.

Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.

Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.

Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Perburuan

Calista memulai aktivitasnya paginya seperti biasanya. Tapi kali ini sang Ayah, Duke Kedrick datang berkunjung. Pria itu segera datang ke istana setelah mendengar kabar kepulangan sang anak.

Permaisuri dengan tangannya sendiri menuangkan teh untuk sang ayah.

“Ini teh untukmu, Ayah, minumlah.”

“Terima kasih putriku.”

“Bagaimana kabar ayah, apa baik-baik saja?”

“Seperti yang kau lihat sekarang, aku sangat sehat.”

Calista tersenyum simpul “Syukurlah kalau begitu.”

Kedua ayah dan anak itu pun menikmati teh dan camilan mereka dengan suasana pagi yang nyaman, di tambah dengan bunga-bunga yang bermekaran di taman menebar keharumannya.

“Hari ini cuaca dan pemandangannya membuat tenang,” celetuk sang ayah.

“Ya, ayah benar.”

“Sudah lama ayah tak menghabiskan waktu bersamamu seperti ini. Oh, iya ada di mana Theo?”

“Aku di sini kakek!”

Teriak Theodore sembari berlari menuju meja keduanya. Anak itu menunjukkan senyum lebarnya pada Kedrick.

“Wah, Theo, sudah lama kakek tidak kemari kau sudah tumbuh besar dari sebelumnya.”

“Tentu saja, aku kan makan dengan baik.”

“Ibu boleh aku bergabung bersama kalian, aku langsung kemari saat mendengar kakek datang.”

Calista tersenyum lalu mengangguk. “Tentu saja, apa yang tidak untuk putra ibu.”

“Kakek apa kau membawa permen coklat? Aku ingin makan permen coklat itu lagi.”

Kedrick tertawa kecil, tahu saja kebiasaan sang kakek yang selalu membawa permen coklat di sakunya.

“Ini ambillah,” balas Kedrick memberikan dua permen coklat untuk Theodore.

“Terima kasih kakek.”

“Ayah, kau masih menyimpan permen coklat di sakumu? Aku pikir kau tak melakukannya lagi.”

“Tentu saja masih, ayah sengaja membawanya setiap pergi. Kalau-kalau ada yang ingin memintanya pada ayah.”

Calista tertawa, “Ayah, kau memang tak berubah dari dulu.”

“Ibu, apa kau tahu, saat kau tidak ada di istana ayah sering kali melihat ke istana putih.”

Perkataan Theodore yang tiba-tiba membuat Calista terdiam, tentu saja dengan kata ‘Ayah’ dari mulut Theodore langsung mengingatkannya akan peristiwa senalam.

Calista menundukkan wajahnya sesaat lalu kembali memasang senyum di wajahnya.

“Ibu kau tidak papa?”

“Ya, ibu tidak papa. Ibu baik-baik saja Theo, jangan khawatir.”

Theodore menghela nafas lega, “ Ibu kau juga harus tahu, aku sudah mahir menggunakan pedang asli.”

“Benarkah, wah Theo memang hebat.” Puji Calista sembari bertepuk tangan untuk putranya.

“Apa kakek dan ibu ingin melihat aku bermain pedang, aku ingin sekali menunjukkannya pada kalian.”

“Ya, tunjukkanlah ibu ingin melihat Theo.”

Senyum Theodore semakin mengembang, ia turun dari kursinya dan pergi mengambil pedangnya sendiri. Sementara sang cucu pergi, Kedrick kembali berbicara dengan sang anak.

“Abella,” panggil Kedrick pelan.

Calista yang menatap sendu kue di hadapannya, secara perlahan menatap sang ayah.

“Ya, ayah?”

“Abella ... Jika memang kehidupan istana membuatmu menderita, maka kembalilah pada ayah. Pintu rumah akan selalu terbuka lebar untukmu.”

“A-aku baik-baik saja ayah, tak perlu khawatir akanku.”

“Putriku, aku adalah ayahmu. Aku tahu jika kau sedang sedih atau tidak,”

“Ayah tidak tahu apa yang terjadi dengan kau dan kaisar, tapi ayah bukan orang bodoh sampai tidak tahu kabar yang tersiar saat ini.”

“Putriku jika di istana kau hanya mendapatkan luka, kembalilah pada ayah. Biar aku yang memberikan kebahagiaan padamu dan Theodore.”

Tanpa sadar air mata Calista keluar dari balik kelopak matanya, pertahanan hatinya begitu saja hancur dengan kata-kata lembut sang ayah. Apalagi melihat mata tulus juga sakit di saat bersamaan, membuat Calista tak kuasa menatapnya lebih lama.

Calista kembali menunduk, ia segara menghapus air matanya.

“Ayah, aku adalah putri kesayangan ibu. Aku bukanlah putri ibu yang lemah, aku akan menjadi permaisuri yang sempurna seperti impiannya padaku,”

“Jika ibumu tahu kau semen derita ini pun dia tidak akan setuju Abella.”

“Ayah, sulit bagiku untuk kembali.”

“Tapi jika ayah benar-benar menyayangiku. Maka berjanjilah apa pun yang terjadi kau akan selalu bahagia dan memikirkan kesehatanmu.”

“Berjanjilah padaku apa pun yang terjadi nanti kau tidak boleh bersedih.”

Kedrick terdiam sesaat memikirkan kata-kata putrinya yang menyimpan arti, tetapi kemudian ia mengangguk.

“Ayah berjanji, tapi kau harus hidup dengan baik," balas Kedrick sembari memberikan permen cokelat pada Calista.

Di saat bersamaan Theodore kembali dengan menyeret pedangnya. Di hadapan Kedrick dan Calista, Theodore menunjukkan keahliannya.

...****************...

Hari terus berlalu, sejak pertengkaran dengan Leonardo, Calista tak pernah lagi melihat sosok sang suami. Ia banyak menghabiskan waktunya di istana putih, melakukan segala aktivitasnya di sana.

Hingga tibalah perburuan istana yang banyak di tunggu-tunggu oleh kaum bangsawan dan rakyatnya, mereka menanti-nanti siapa yang akan menjadi pemenang dalam acara perburuan kali ini.

Seperti peraturan, setiap kepala keluarga bangsawan akan ikut dalam perburuan, tak terkecuali kaisar saat ini. Ia juga ikut andil bagian dalam perburuan.

Selene yang seharusnya masih menjalani hukumannya juga ada dalam acara, ia mengenakan gaun mewah berwarna putih dan langsung mendekatkan dirinya dengan Leonardo.

Kali ini Calista mengenakan gaun kebesaran khas seorang permaisuri, ia tampak anggun dalam balutan gaun berwarna merah tersebut.

Bersama Theodore ia menuju tempat acara, dan baru saat itulah ia kembali bertemu dengan Kaisar. Calista langsung memalingkan wajahnya kala mata keduanya saling bertemu pandang.

Leonardo langsung melepaskan tangan Selene dari lengannya, ia segara datang menghampiri Calista dan Theodore. Selene yang melihat itu tampak berwajah masam.

“Apa kalian berdua sudah siap?”

Calista mengangguk.

Leonardo pun mengulurkan lengannya pada Calista, agar bisa berjalan bersama menuju singgasana yang telah disiapkan.

“Tidak perlu saya bisa berjalan bersama dengan Theodore,” balas Calista dingin.

Acara perburuan pun akhirnya dimulai, Aaron juga ikut dalam perburuan, bersaing bersama para peserta yang lainnya.

Permaisuri jika aku memenangkannya aku akan memberikan hadiahnya padamu. Aaron.

“Yang Mulia Anda harus menang dan mempersembahkan hadiahnya untuk bayi kita!” teriak Selene pada Leonardo.

Sedangkan Calista yang menyaksikan dari singgasananya, hanya diam melihat hal tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih atas antusias dari para rakyat dan bangsawan yang datang, maka dari itu saya Calista Abriella, permaisuri Lezarde, mengumumkan acara perburuan resmi di mulai.”

Bersamaan dengan kata terakhir permaisuri, para peserta langsung melesat memasuki hutan istana. Sedangkan Calista ia kembali ke singgasananya bersama Theodore.

Ibu dan anak itu menikmati acara perburuan yang di buat sangat meriah oleh Calista, bukan hanya para bangsawan yang mendapatkan fasilitas, para rakyat yang hadir pun diberikan berbagai macam makanan.

Wajah-wajah puas tergambar jelas oleh para bangsawan dan rakyat yang ada dalam acara.

...****************...

Acara perburuan berakhir ketika hari menjelang sore, para peserta telah berkumpul dengan membawa binatang buruan masing-masing.

Para kesatria mulai menghitung binatang buruan, dan hasilnya Aaron dan Leonardo lah yang paling banyak mendapatkan hewan buruan.

Karna hasil dari keduanya seri, maka pemburuan kali ini dimenangkan oleh dua orang.

Calista sebagai seorang permaisuri harus memberikan hadiah pada dua orang pemenang tersebut. Ia memasangkan bros berwarna kuning keemasan di pakaian Leonardo dan Aaron.

...****************...

“Nyonya Selene, orang yang Anda tunggu telah tiba,” bisik sang pelayan.

Mata Selene berbinar mendengar perkataan sang pelayan, ia segara beranjak dari duduknya dan langsung meninggalkan acara perburuan.

Wanita itu berlari menuju istana luar, dan ketika melihat sosok pria gagah nan tinggi turun dari kudanya, Selena begitu girang. Ia langsung memeluk pria tersebut.

“Aku senang kau kembali dengan selamat.”

“Aku sangat-sangat senang.”

1
Rini Astria
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
cuma jatoh dari pohon gak bakal koma selama 6 bulan.. pas di kolam gak bisa berenang malah dibiarin gelooo
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
emang gue pikirin
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
ngarep dot com km Leonardo 🤣🤣🤣
Julia Juliawati
saha shazia Thor?
wiga ciwaruga
Luar biasa
wiga ciwaruga
bagussbagusbagusss ceritanyaaaaa...terharuuuu
Alza Nur
sedih banget sampai Q nangis 😭😭 baru ini cerita yg oke
Bzaa
otewe....
Bzaa
terimakasih otot, vote sudah otewe..
Bzaa
kerennnn... happy ending, akhir hidup bahagia dengan hidupnya masing2
Bzaa
senang berakhir dgn bahagia
Bzaa
aih Anastasia mata2 ternyata
Bzaa
fix lah Isabel jodohnya theo 😘
Bzaa
semangat terus ya tor💪
Bzaa
semoga ada kebahagiaan di balik kesedihan
Bzaa
semoga Calista masih bisa merawat ayahny
Bzaa
sedihhh bangett
Bzaa
Aaron biar kena batunya dulu..
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!