tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang sebenarnya terjadi
Ketika Alena pindah keluar negeri, Ken menemukan diary Alena, karena memang Alena selalu menumpahkan keluh kesahnya di diary miliknya, dan tentu saja Ken membaca semua curhatan adiknya, hingga dia bisa mengetahui apa yang terjadi, termasuk tentang Alena yang ingin melindungi Darius.
Saat mengetahui apa yang di lakukan ayah angkatnya, tentu saja Ken ingin melaporkan semua pada kedua orang tuanya, mengatakan bahwa semua ulah Darius dan adiknya tidak bersalah. Tapi, pada akhirnya Ken tidak mau melakukan itu karena jika Ken melaporkannya mungkin saja ayah angkatnya tidak akan selamat.
Sama seperti Alena yang lebih memilih untuk merahasiakan kelakuan Darius demi menyelamatkan lelaki itu, Ken pun juga sama, dia memang kecewa pada ayah angkatnya tapi dia juga tidak ingin menutup kebaikan ayahnya selama ini.
‘’Kenapa papa ingin menemui?’’ tanya Ken.
‘’Ken, papa mohon jawab pertanyaan papa, apa selama ini Alena baik-baik saja?” tanya Darius.
‘’Kenapa papa bertanya tentang Alena, bukankah papa bisa melihat bahwa Alena baik-baik saja.,’’ Terdengar kekesalan dari nada suara Ken, dan Darius menyadari itu, hingga Darius yakin bahwa Alena sedang tidak baik-baik saja. Darius mengeluarkan foto, rumah sakit jiwa di mana Alena ada di sana.
Ken melihat foto itu sekilas, lelaki itu menghela nafas kemudian menghembuskannya. Haruskah dia mengatakan apa yang terjadi pada Alena agar Darius bisa meminta maaf dan adiknya berhenti dari trauma.
"Hmm, papa benar, itu Alena, dan Alena sedang tidak baik-baik saja, atau lebih tepatnya tidak akan mungkin baik-baik saja."
"Ke-kenapa tidak ada yang mengatakan pada Papa tentang kondisi Alena, apa maksudmu Alena tidak akan baik-baik saja?" Tanya Darius, tentu lelaki itu terguncang ketika mendengar sendiri langsung dari Ken bahwa Alena memang pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
"Papa yakin ingin mendengarnya?" Tanya Ken.
Hingga Darius mengangguk, entah kenapa Darius merasakan rasa nyeri yang luar biasa padahal dia belum mendengar apapun dari Ken.
"Hmm, setelah insiden kalian berdua, Alena pindah ke luar negeri. Dan ketika pindah ke luar negeri, Alena menutup dirinya, Alena mendadak menjauhi kami, dan menyuruh kami untuk pulang, Alena hanya ingin ditemani oleh pelayan pribadi."
Saat itu kami berpikir mungkin Alena hanya butuh sedikit waktu, Jadi kami memutuskan untuk pulang, dan membiarkan Alena tenang. Namun dua bulan kemudian, kami dikejutkan dengan sabar Alena yang masuk rumah sakit, di mana saat itu Alena mengalami pendarahan. Dan barulah kami tahu bahwa Alena sedang mengandung."
Ken menjeda sejenak ucapannya, lelaki itu menghapus sudut matanya yang berair, karena jujur tidak mudah untuk menceritakan duka adiknya.
Selama 2 bulan, kami benar-benar tidak tahu kabar Alena, karena Alena menutup komunikasi dengan kami dan kami hanya berkomunikasi dengan pelayan pribadinya, jadi ketika mendengar bahwa Alena hamil kami sangat terkejut. Dan entah apa yang dipikirkan gadis bodoh itu, hingga Dia setiap hari selalu meminum obat penenang dan menyebabkan pendarahan. Dan ketika masuk ke dalam rumah sakit, satu kandungan Alena dinyatakan gugur hanya satu janin yang berkembang ....." Pada akhirnya Ken pun menceritakan semuanya, tidak ada satupun yang terlewat.
4 tahun lalu, ketika mengetahui bahwa dia mengandung, tentu saja Alena terpukul. Wanita itu begitu stres, sehari-hari dia hanya mengurung dirinya di kamar, dia tidak mau dihubungi oleh siapapun dia tidak mau bertemu siapapun kecuali pelayan pribadinya.
Setelah pindah ke luar negeri, keseharian Alena hanya melihat Instagram milik Darius dengan arleta, di mana banyak sekali postingan yang memperlihatkan Darius begitu bahagia dengan arleta, dan benar perut Arleta sedikit membuncit pertanda wanita itu sedang hamil.
Hingga ketika wanita itu tahu bahwa dia sedang mengandung, tentu saja Alena terpukul dengan kehamilannya, hingga pada akhirnya Alena depresi, dia terus meminum obat penenang berharap anaknya pergi. Saat itu, Alena berpikir, jika dia membesarkan anaknya, apa yang akan dia katakan jika anaknya bertanya tentang ayah mereka, sedangkan ayah mereka sudah bahagia dengan keluarga lain.
Alena terlalu malu untuk jujur pada keluarganya bahwa dia sedang hamil, itu sebabnya dia selalu meminum obat penenang agar bayinya pergi.
Dan ketika berada di rumah sakit, ketika mengetahui bahwa janinnya gugur satu, Alena malah terpukul. Dia memang ingin menggugurkan anak yang dia kandung, tapi ketika mendengar janinnya gugur satu Alena begitu terpukul, dia menyesali apa yang telah dia lakukan. Dia menyesal telah meminum obat itu hingga dia harus kehilangan anaknya, dan setelah kejadian itu, Alena mulai depresi, wanita itu menjalani sisa kehamilannya seperti mayat hidup.
Hingga pada akhirnya tibalah Alena melahirkan, dan ketika melahirkan barulah Alena sadar, untuk pertama kalinya selama berbulan-bulan dia berbicara, minta ditemani ketika masuk ruang operasi. Saat itu Alena berjanji pada dirinya sendiri, bahwa dia akan menjadi Ibu yang baik untuk anaknya.
Tapi lagi-lagi hal naas menimpa Alena, ketika ternyata bayi lelaki yang baru saja dilahirkan hanya bertahan beberapa jam, bayi kecil itu terlahir dengan tubuh yang sangat biru, dan ketika mengetahui anaknya meninggal Alena histeris, dia mengamuk walaupun keadaannya masih lemah berteriak meminta anaknya dihidupkan kembali. Tapi, beruntung Alena sempat memeluk anaknya, walau hanya sebentar.
Dan setelah keluar dari rumah sakit, Alena sering mengamuk beberapa kali berusaha untuk mengakhiri hidupnya sendiri, Alena tidak pernah bisa ditenangkan hingga pada akhirnya keluarga memutuskan untuk memasukkan Alena ke rumah sakit jiwa.
Setahun di rumah sakit jiwa, akhirnya kondisi Alena sudah mulai membaik, tapi wanita itu masih enggan berinteraksi dengan siapapun, mungkin semua orang berpikir bahwa kondisi Alena sudah stabil, tapi sebenarnya tidak. Ketika sudah ke rumah, seperti biasa Alena lebih memilih mengurung diri di kamar dan tidak ingin ditemui oleh siapapun, hingga tidak ada yang tahu bahwa wanita itu masih merasakan depresi, hingga pada akhirnya Alena nekat terjun dari lantai 4, tapi sepertinya Tuhan masih memberikan kesempatan oleh untuk hidup, Alena sempat koma selama beberapa bulan, lalu setelah sadarkan diri, Alena dinyatakan lumpuh karena kakinya patah.
Dan setelah sadarkan diri dari komanya, Alena benar-benar total menjadi pendiam, siapapun tidak bisa mengajak Alena berbicara, Alena seperti ini didasari dengan rasa bersalah yang tinggi, dia terpukul dengan kematian kedua anaknya, dia merasa menjadi pembunuh hingga rasanya Alena ingin mati berkali-kali, tapi berkali-kali pula Tuhan berikan kesempatan dia untuk hidup.
Setelah dinyatakan lumpuh, Alena hanya terbaring di tempat tidur, kondisinya sama seperti dulu seperti mayat hidup, ketika malam Alena hampir tidak bisa tertidur, hingga wanita itu terus memakan obat penenang dan setelah berbulan-bulan mengkonsumsi itu, Alena kehilangan penglihatannya, dan lagi-lagi membuat Nana dan Jayden terpukul, dan ketika anak kehilangan penglihatannya Jayden bergerak cepat, mencari donor mata untuk putrinya.
Dan sepertinya keajaiban sedikit terjadi, di mana setelah operasi donor mata, dan Alena kembali melihat, Alena sedikit seperti orang normal. Rupanya, ketika buta Alena mulai ketakutan, dan ketika operasi sedang berlangsung, Alena bermimpi, dia didatangi oleh sepasang anak perempuan dan lelaki, menyapanya lalu memeluknya, itu adalah wujud kedua anaknya..
Dan ketika Alena bisa melihat lagi, Alena memutuskan untuk bangkit, walaupun tentu tidak semudah yang dia inginkan. Setelah bisa melihat, Alena malah merasa malu menatap keluarganya, sehingga dia tidak ingin ditemui oleh siapapun, dan menutup dirinya dari keluarganya.
Dia merasa menjadi anak yang gagal, dia merasa menjadi manusia yang gagal, dia merasa menjadi Ibu yang jahat. Jadi Dia memutuskan untuk menjauh dari keluarganya, dia tidak mau dipeluk oleh keluarganya, karena dia merasa tidak pantas mendapatkan sebuah pelukan, dia tidak mau disentuh oleh siapapun karena dia merasa menjadi manusia paling kotor.
Itu sebabnya, kemarin-kemarin Alena tidak mau melihat Noula, tentu saja mengingatkan dengan kedua anaknya yang sudah tiada.
Sampai sekarang walaupun 1 tahun berlalu Dia tinggal bersama keluarganya, perasaan Alena masih sama, dia masih merasa malu menatap keluarganya, dia masih merasa bahwa dia tidak pantas diperlakukan dengan baik setelah apa yang dia lakukan di masa lalu, dia merasa masih menjadi seorang penjahat. Dan inilah kenapa alasan, Alena ingin sekali kembali ke luar negeri, karena dia tidak nyaman mendapatkan perhatian dari keluarganya karena dia merasa tidak pantas diperlakukan baik.
Untuk traumanya pada Darius, tentu saja Alena juga trauma pada lelaki itu, dia tidak tahu apa dia membenci Darius atau tidak, yang pasti ketika melihat lelaki itu Alena selalu ingin mengamuk. Menyalahkan lelaki itu, seandainya saat itu Darius mau bertanggung jawab, seandainya saat itu Darius tidak melontarkan kata-kata yang menyakitkan, dia tidak akan depresi dan tidak akan kehilangan kedua anaknya.
Setelah menceritakan semua tentang Alena, tiba-tiba Ken menunduk bahu lelaki itu bergetar, dia menangis sesegukan ketika menceritakan semua tentang adiknya. Padahal bukan Ken yang mengalami itu, tapi Ken merasakan sakit yang luar biasa, lalu bagaimana dengan Alena yang jelas-jelas mengalami hal yang sangat menyakitkan seperti itu.
Sedangkan Darius.
Ahhhh, gilaa sedih banget Alena 🥹
Aku ngambek ah, besok ga update kalau ga 100 komen 🥹