Update setiap hari ya,,,,
Seorang gadis yang bernama Ratu Alisha Naransya dilahirkan dalam keluarga besar Naransya dimana seluruh keturunannya memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Bagaimana kehidupan Ratu yang hanya memiliki kecerdasan yang standar ?? apakah Ratu bisa mensejajarkan dirinya dengan keluarga besarnya ataukah ia hanya menerima nasibnya??
Sebuah keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang memilih Ratu sebagai jodoh untuk putranya sesuai dengan kesepakatan orang tua mereka semasa hidupnya. Apakah sang pria menerima Ratu yang jauh dari tipenya ??
Penasaran ?? Yuk cap cuss kepoin ceritanya
Jangan lupa dukungannya setiap chapter yak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
happy literasi beloved readers
Samuel dan kedua sahabatnya kini telah menghilang, menyisakan Ratu dan Rafka yang saling berhadapan. Ratu menarik napas panjang untuk mengurangi rasa kesal yang sejak tadi memenuhi perasaannya.
"Aku tidak setuju dengan pernikahan ini. " ucap Ratu datar
"Terlambat. Terimalah kenyataan bahwa saat ini kita telah SAH menjadi suami istri. " balas Rafka tersenyum dengan tatapannya yang mendalam. Sesaat Ratu terpesona menikmati mata teduh milik Rafka namun buru-buru ia memalingkan wajahnya.
"Kita bisa bercerai setelah satu bulan. " ucap Ratu masih dengan tatapannya ke sembarang arah agar tak melihat wajah Rafka
"Big No ,,, itu tidak akan pernah terjadi dan jangan pernah memikirkannya. Kita bukan pemeran sebuah novel yang akan mengakhiri pernikahan setelah kontrak berakhir."
Ratu susah payah menelan salivanya, sesaat ia melirik dan gugup mendengar suara Rafka yang dalam dan penuh penekanan, belum lagi wajahnya yang berubah kaku. Namun begitu Ratu tetap berkeras, ia tidak ingin hidup sebagai perusak hubungan orang dan tidak sanggup menghadapi pemberitaan tentang pernikahannya yang gagal dengan Tristan dan malah menikahi pria lain.
"Tapi kenyataannya memang sepert adegan sebuah novel kan ??? kamu menikahiku karena ingin menyelamatkan keluargaku dari rasa malu dan mengkhianati kekasihmu hanya karena kasihan aku kan ,,, "
"Itu menurut kamu. "
"Ok. Jadi kenapa kamu menikahiku ,,,"
"Apa itu sangat penting ???"
Mata Ratu melotot mendengar ucapan Rafka. Di saat Ratu masih mengingat dengan jelas setiap kata-kata yang keluar dari mulut pria sombong ini. Apa pria ini sudah amnesia dan melupakan kata-katanya di masa lalu ??
"Ya jelas sangat pentinglah. Mana ada pria yang rela menjadi suami pengganti bagi orang lain. "
Ratu menangkap ekspresi gamang tak terbaca di wajah Rafka, mulut yang tadinya terbuka dan siap meluncurkan kata-kata kembali terkatup dengan sempurna.
"Benar kan ??? kamu sendiri tak bisa menyangkalnya, dengar baik-baik ya, aku gak mau terikat dalam sebuah pernikahan hanya berdasarkan rasa kasihan apalagi ada hati yang tersakiti."
Selama ini Ratu berusaha membangun benteng yang kokoh agar hatinya tak tersentuh namun hanya Tristan yang memiliki keberanian untuk melamarnya maka dari itu Ratu mantap untuk menetapkan hatinya pada Tristan.
Jika sekarang ia menikah dengan Rafka mantan tunangannya dan di kenal baik oleh keluarganya maka Ratu tak bisa menerimanya begitu saja.
"Terserah saja dengan segala pemikiranmu, akan tetapi tidak akan pernah ada perceraian pada pernikahan kita. Pernikahan bukanlah sebuah permainan akan tetapi itu adalah ikatan suci dan janji antara kita dengan Tuhan."
Jawaban Rafka yang seperti itu justru membuat Ratu semakin meradang dan kehilangan kesabaran.
"Kita memang pernah saling mengenal sebagai mantan tunangan dan tidak saling mencintai, lalu apa jadinya jika kita bersatu dalam pernikahan tanpa cinta ?? apakah kamu sudah lupa dengan kata-katamu yang dulu ??? lalu sekarang ??? kita seolah-olah akan terikat dengan pernikahan selamanya. "
"Sudah selesai ???" Rafka tersenyum tipis mendengar ocehan Ratu untuk pertama kalinya sejak ijab qabul, bahkan ocehan terpanjang sejak ia mengenalnya kurang lebih setahun yang lalu.
"Kenapa tersenyum ???" Ratu melotot kesal melihat senyum Rafka.
"Lucu aja, untuk seorang gadis yang batal menikah dengan pujaan hatinya, kamu sama sekali tidak terlihat sedih." nada bicara Rafka terdengar sangat menyebalkan tertangkap oleh indera pendengaran Ratu.
Tangan Ratu bergerak tanpa sadar meraih high heels setinggi 14 senti yang masih ia pakai, rasa kesalnya pada Rafka yang terang-terangan menyindirnya.
"Sebaiknya memang buka sepatumu itu karena acara sudah selesai. " lagi-lagi nada suara Rafka amat sangat menyebalkan.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan, kita harus fokus pada pembicaraan ini. " ucap Ratu dengan wajah kesal
"Dari tadi juga aku serius." kilah Rafka. " Aku tetap pada pendirianku dan tidak akan pernah ada perceraian di dalam pernikahan kita. "
"Tapi kita tidak saling mencintai. " teriak Ratu tak sadar. Ia merasa sangat lelah dengan pembicaraan yang tak berujung.
"Faktanya Tristan, pria yang akan menikahimu malah berkhianat, pria yang katany mencintaimu, kamu mau punya suami seperti itu ??"
"Stop !!! jangan sebut nama itu lagi. " sarkas Ratu sambil mengangkat tangannya. "Kalau kamu tetap pada keputusanmu maka aku yang akan membuatmu mengubah keputusanmu. "
"Kamu siap menghadapi segala macam pemberitaan miring jika kita bercerai secepatnya ??? tanya Rafka menautkan alisnya dan menatap intens ke arah Ratu.
Ratu tersentak, bagaimana bisa ia melupakan para netizen dan awak media yang hobbynya mengupas tuntas kehidupan orang hingga ke akar-akarnya kemudian menyebarkan aib orang tersebut.
"Aku yakin kamu gak siap. "
Ratu tak memperdulikan Rafka, ia mondar mandir dalam kamar dengan perasaan kacau. Ia merasa tertekan dan stress. Untuk pertama kalinya ia berada pada situasi seperti ini. Jalan buntu terbentang luas di depannya.
Berita yang berseliweran diberbagai media harus ia pertimbangkan belum lagi pandangan masyarakat yang akan mempengaruhi kehidupannya dan keluarganya. Ratu mengingat wajah oma Kailani yang sangat ia sayangi, rasanya tak tega melihat wanita itu terluka dan kecewa akibat gunjingan orang-orang karena dirinya.
"Dalam sebuah pernikahan, cinta bukanlah faktor utama, buka matamu l3bar-lebar dan dilihat diluar sana betapa banyaknya orang yang menikah tanpa cinta namun toh pada akhirnya mereka hidup bahagia hingga maut memisahkan dan melahirkan banyak anak. Dan berapa banyak pula orang yang bercerai padahal mereka menikah atas nama cinta. " suara berat Rafka kembali terdengar memenuhi indera pendengaran Ratu.
"Walaupun kita belum saling mencintai tapi aku berjanji tidak akan berkhianat dan menduakanmu. Aku akan membuatmu bahagia dan membebaskanmu melakukan apapun selama itu tidak melanggar aturan dan norma dalam sebuah rumah tangga. " kembali suara berat Rafka terdengar menyiratkan sesuatu yang tidak di pahami oleh Ratu
"Diam !!! jangan bicara terus aku tidak bisa berpikir. "
"Gak usah berpikir, itu akan menguras tenagamu. Jalani saja seperti aliran air. "
Ucapan Rafka menghentikan kegiatan Ratu, matanya melotot mendengar ucapan Rafka yang tanpa beban, mereka seolah sedang bermain nikah-nikahan.
"Jalanin kepala lu peyang ,,, aku gak bisa. " ucap Ratu berkeras
"Aku gak akan pernah menyentuhmu tanpa izin darimu . "
Tawaran yang Rafka berikan menguntungkan bagi Ratu namun ia tetap berpikir dengan matang sebelum mengiyakan. Walaupun ia tidak begitu mengenal Rafka namun oma dan kedua orang tuanya sudah mengenal keluarga Rafardhan dengan baik bahkan mereka sempat bertunangan dimasa lalu. Dan mama Lilian pun sangat menyayanginya
Perceraian akan ia carikan jalan keluarnya, suatu saat jika waktunya telah tiba mereka pasti akan bercerai. Ratu yakin itu. Hal yang ia pikirkan adalah martabat dan nama baik opanya yaitu tuan Naransya.
Dengan sangat terpaksa Ratu menerima tawaran Rafka.
"Baiklah aku setuju. " ucap Ratu ragu.
💞💞💞💞
Bersambung