Takdir Yang Kusalahkan

'A, mohon maaf atas sikap emak dan bapak kemarin atas kata kata nya yang kurang berkenan...'

klik send pesan singkat itu ku kirimkan ke nomer ponsel A Alam.

'ga pa pa kalem aja, wajar emak dan bapak begitu toh satus aa yang memang duda anak 1 dan kamu gadis, eh .... ' balesnya sambil bercanda. Itulah dia selalu menenangkan.

'tapi gimana A kalau emak dan bapak ga menyetujui sedangkan perut nen takut membengkak lama lama.'

'tenang, semua ada waktunya kamu gak akan kena malu, aa tanggungjawab lahir batin neng.'

Sedikit menenangkan, kulihat emak dan bapak masih berbincang di dapur dengan suara pelan. Aku tahu mereka mengizinkan hanya setengah hati. Kegigihan A Alam untuk memikat hati emak dan bapak belum sepenuhnya. Semoga diberikan jalan terbaik.

"neng, kesini ...." panggil bapak saat melihatku keluar dari kamar.

"apa, pak...." kuhampiri mereka berdua sambil duduk di kursi meja makan.

"yakin kamu mau menikah dnegan Alam?statusnya itu lho yang bikin emak dna bapak gak setuju, kamu anak gadis kuliahan masa mau sama duda yang belum jelas kerjaannya, mikir lagi neng. Menikah itu bukan sehari dua hari lho, bapak akan lepas tanggungjawab masalah biaya kuliah dan lain sebagainya kalau kamu keukeuh sama dia." trkan bapak.

"apa salahnya pa.neng lihat Alam sayang sama neng dan keluarga kita, setiap orang pasti berubah dengan masa lalu alam yang memang dia preman di desanya, duda anak 1 kenapa tidak?nen gakin dia akan jauh lebih baik. Kemarin saja yang pejabat toh malah memberikan luka batin ke neng, tapi sama Alam, neng selalu merasa jadi ratu." belaku sama Alam keukeuh.

"yasudah terserahmu neng. Suruh kesini lagi dia, bapak akan tanya ke dia, sekalian langsung menentukan tanggal pernikahan."

"pak...yang bener aja cepet amat ini.... Ibu gak yakin dengan semuanya..ibu gak ingin kamu nikah sama dia neng!" tangis ibu.

Aku pun menangis dalam dalam telah mengecewakan mereka. Mereka mungkin ingin aku berrskan dulu kuliahku. Ingin menikah dengan orang yang terpandang, tapi aku yakin Allah memberikan kesempatan dan jalan yang terbaik untuk kami berdua. Jika memang berjodoh, maka Allah akan dekatkan, jika tidak mungkin Allah akan memberikan cara lain untuk menjauhkan.

...****************...

Singkat saja, aku dan Alam menikah dengan acara pernikahan yang meriah. Semua diberikan kepadaku karena aku gadis dipinang seorang duda. Papa dan Mama A Alam memberikanku kemewahan hanya untuk memenuhi keinginan orangtua ku yang tidak menyetujui kami berdua. Papa dan Mama A Alam sudah mengetahui restu yang kurang dari orangtuaku.

Meski pernikahan kami keluarga A Alam yang menanggung tetap saja tidak meluluhkan hati emak dan bapak. Tiga bulan pernikahan kuliahku masih tetap berjalan dengan perut besar, aku pindah dsri rumah emak dan bapak di bawa kerumahnya A Alam di desanya. Aku bersama Mama mertua serasa tidak bersama mertua aku merasa seperti anak bungsu Mama mertua yang dimanjakan dan di ajarkan bagaiimana melayani suami dengan baik. Saat mau berangkat kuliah, aku dikasih ongkos dan biaya lainnya dari Mama A Alam. Karena mama merasa anaknya penghasilannya belum stabil, mashaallah mereka menepati janjinya mengkuliahkanku.

6 bulan sudah menjalani peran sebagai istri. Tapi, usia kandunganku sudah 7 bulan..iyah bergeser 1 bulan, maaf gaes.

Aku tinggal bersama dengan mama mertua yang begitu baik. Terkadang aku suka rindu emak dan bapak di rumah, tapi sayangnya mereka sudah mengabaikanku karena aku memilih dan menikah dengan A Alam yang memang tidak begitu mereka setujui dengan berbagai pertimbangan yang tak sesuai ekspektasi. Hinaan cemoohan dari tetangga dan keluarga besar emak menjadi salah satu alasan kenapa emak dan bapak begitu marah dengan keputusanku.

Ya allah ya robb..semoga ada jalan terbaik setelah ini bahwa saya sangat menyayangi kedua orangtua saya. Tolong luluhkan hati mereka, Ya Rabb.