Saat persahabatan dan cinta yang terpendam yang sudah terjalin dan tersimpan rapat lebih dari lima tahun harus putus karena kejadian semalam membuat Sheila memutuskan untuk pergi meninggalkan Damar, bahkan tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Sheila saat sheila memutuskan untuk pergi.
Dan setelah delapan tahun berlalu saat keduanya di pertemukan kembali dan ingin memperbaiki hubungan masalah dan masalah terus bermunculan.
Apakah mereka bisa bertahan dan bisa mempertahankan hubungan yang baru saja mereka bina ? dan bagaimana cara Sheila dan Damar untuk bisa mendapatkan restu dari Bu Mila yang jelas jelas hanya melihat dari kekayaan dan status sosial ?
Pantengin dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa mengikuti setiap cerita R-kha
Happy reading 😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Sulit
" kita pergi kak " ucap Sheila yang tak ingin mendengar ataupun mengetahui jawaban apa yang akan Damar berikan pada ibunya " ucap Sheila yang mendengar semua yang Bu Maya katakan pada Damar.
" tapi Damar tetap harus bertanggung jawab padamu " ucap Altaf yang tak ingin masa depan adiknya hancur.
Sheila menggeleng dengan air mata yang tak berhenti mengalir seolah apapun keputusan Damar semuanya sudah tak ada gunanya lagi karena mungkin saja Damar melakukan semua itu karena memiliki alasan.
Flash back tujuh jam sebelum Altaf dan Sheila ada di depan kosan Damar.
" kak, tolong buka pintunya " panggil Sheila dengan suara yang tercekat di tenggorokan nya karena di saat yang bersamaan Sheila juga mencoba menahan tangis yang siap meluncur saat itu juga.
" tunggu " jawab Altaf yang tak butuh waktu lama langsung membuka pintu tapi apa yang Altaf lihat sesuatu yang tak pernah Altaf bayangkan akan dia lihat dari wajah Sheila.
" terima kasih kak " ucap Sheila sambil menerobos masuk, bahkan Sheila menghindari tatapan kakaknya yang terlihat sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada adik kesayangannya.
" kamu kenapa Sheila ?" tanya Altaf sambil menahan tangan Sheila karena Altaf yakin jika Sheila sedang tidak baik baik saja.
" Sheila tidak apa apa kak, Sheila lelah mau istirahat " ucap Sheila.
" apa terjadi sesuatu ?" tanya Altaf yang tak bisa begitu saja percaya dengan kata kata Sheila yang terasa janggal.
" dimana Damar ? Kenapa Damar tidak mengantarmu pulang ?" tanya Altaf yang sangat yakin jika ada masalah besar yang sedang terjadi antara Sheila dan Damar.
Mendengar nama Damar membuat pertahanan yang Sheila bangun hancur seketika dan akhirnya Sheila pun ambruk terduduk di hadapan Altaf.
" Sheila sudah hancur kak "
" Sheila tidak suci lagi " ucap Sheila dengan suara tercekat di tenggorokan tapi masih bisa di dengar oleh Altaf yang tak bisa menerima adik yang iya percayakan pada Damar kini pulang ke rumah dalam keadaan yang tak pernah Altaf duga sebelumnya.
" apa maksudmu sayang ?" tanya Bu Silla ibu Sheila dan Altaf.
Tapi melihat Sheila yang tetap menangis sambil memeluk dirinya membuat Bu Silla yakin jika Sheila tidak lah berbohong dan karena hal itu juga membuat Bu Silla berlari memeluk Sheila yang saat ini sangat membutuhkan dirinya.
Hati ibu dan kakak mana yang tidak sakit hati saat anak yang sangat mereka sayangi dan mereka jaga pulang dalam keadaan tidak baik baik saja, bukan karena pulang dalam keadaan penuh luka tapi karena apa yang di jaga dan menjadi kebanggaan nya sebagai seorang perempuan telah hancur.
" katakan sama kakak, siapa yang sudah melakukan semua ini padamu " tanya Altaf sambil terus menggoyang goyangkan pundak Sheila.
" jangan bilang Damar yang sudah melakukan semua ini padamu ?" tanya Altaf yang kini sudah di kuasai amarah, ya bagaimana tidak saat orang yang iya percayakan telah mengkhianati nya begitu dalam.
" kita pergi ke sana !!" ucap Altaf yang ingin langsung meminta pertanggungjawaban pada Damar karena Altaf sangat yakin jika memang Damar lah yang melakukan hal sekejam ini pada Sheila.
" Sheila tidak tau kak, Sheila tidak ingat sama sekali apa yang terjadi " ucap Sheila di sela sela tangisnya.
" yang Sheila ingat hanya saat Sheila dan Damar pergi ke cafe di jalan mawar " ucap Sheila sambil terus menghapus air mata yang tak henti hentinya mengalir di kedua pipinya.
" tunggu tunggu "
" apa kamu minum atau makan sesuatu di sana ?" tanya Altaf merasa ada yang janggal dari cerita Sheila saat ini.
" entah lah " ucap Sheila sambil terus mengetuk ngetuk pelipis nya berharap dengan melakukan itu bisa membuat dirinya ingat apa yang sudah terjadi sore tadi.
" sudah sayang jangan seperti ini " ucap Bu Silla yang mencoba menghentikan apa yang Sheila lakukan karena Sheila semakin keras memukul mukul kepalanya berharap bisa mengingat apa yang terjadi semalam.
" kak, sebaiknya gendong adikmu ke kamar " ucap Bu Silla yang tak tahan melihat Sheila yang sedang terpuruk dalam kehancuran tapi Bu Silla tak tau siapa yang harus di salahkan dalam hal ini.
Altaf langsung menjalankan apa yang ibunya perintahkan karena dirinya pun tak tega melihat Sheila dalam keadaan seperti ini, Bu Silla mengikuti Altaf yang sedang menggendong Sheila menuju kamar Sheila.
" tidurlah, semuanya akan baik baik saja " ucap Bu Silla sambil menyelimuti Sheila yang langsung meringkuk di atas tempat tidur.
" kita keluar " ajak Bu Silla sambil menarik tangan Altaf yang sedang menatap adiknya dengan perasaan iba.
" Al akan pergi ke rumah Damar "
" Damar harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada Sheila Bu " ucap Altaf sambil mengambil kunci motor untuk bisa pergi ke rumah Damar.
" tapi apa kamu yakin jika Damar yang melakukan hal itu pada Sheila ?" tanya Bu Silla yang masih yakin jika Damar tak mungkin sebejat itu merusak sahabat nya sendiri.
" kita akan pastikan itu nanti " ucap Altaf yang tetap ingin pergi menemui Damar malam ini juga.
" jangan malam ini, kita akan ke rumahnya besok tapi bukan saat ini " ucap Bu Silla yang tak ingin Altaf bertemu dengan Damar dalam keadaan marah seperti ini .
" baiklah, tapi jika besok kita tidak datang ke rumah Damar, jangan salahkan Altaf jika Altaf yang akan pergi seorang diri ke sana " ucap Altaf yang memilih masuk ke dalam kamarnya demi menyalurkan amarah yang sejak tadi Altaf tahan.
Flashback off
" ayo kita pulang " ucap Altaf yang mencoba memahami apa yang Sheila rasakan saat ini.
" Sheila hanya tak ingin Damar bertanggungjawab hanya karena rasa kasihan " ucap Sheila setelah keduanya berada di atas motor Altaf.
" Kaka mengerti " ucap Altaf.
" tapi bagaimana jika apa yang kalian lakukan membuahkan hasil ?" tanya Altaf yang hanya ingin menyadarkan Sheila jika apa yang iya bicarakan mungkin saja terjadi.
" Sheila akan pergi dari kota ini "
" Sheila akan pergi ke kota dimana Damar ataupun ibunya tak akan pernah bisa menemukan Sheila untuk selamanya " ucap Sheila yang sudah memutuskan semuanya.
ckkkkiiiit
Altaf menghentikan laju motornya saat mendengar apa yang Sheila katakan yang bahkan tanpa meminta pendapat ataupun pertimbangan dari dirinya dan juga ibunya.
" bagaimana bisa kamu memutuskan hal sepenting ini tanpa bertanya ataupun berunding dengan Kaka ataupun ibu ?"
" kamu anggap kami apa !!" tanya Altaf penuh amarah mendengar apa yang Sheila putuskan.
" Sheila hanya tak ingin membuat kaka dan ibu semakin malu memiliki adik dan anak seperti Sheila "
" kami keluarga mu dan kami tak mungkin berpikir seperti itu "
" jadi kita akan pergi sama sama kemanapun kamu inginkan "
✍️✍️✍️ apa mungkin Damar dan Sheila tak akan pernah bertemu lagi setelah kejadian malam itu ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘